Kamis, 29 Juli 2010

Juan Galvan, Dari Jalan Yesus Menjadi Juru Dakwah

Juan Galvan, Dari Jalan Yesus Menjadi Juru Dakwah

Juan Galvan
REPUBLIKA.CO.ID, TEXAS--Allah telah berjanji bahwa Dia akan memberikan hidayah kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Dan, bila hidayah itu akan diberikan, tak ada yang sanggup mencegahnya. Hidayah bisa diberikan kepada siapa saja, baik pejabat, pengusaha, petani, nelayan, maupun lainnya.

Dalam Alquran dijelaskan bahwa sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah adalah agama Islam (QS Ali Imran [3]: 19). Islam itu agama yang agung dan tinggi. Tidak ada yang melebihi keagungan agama Islam.

Islam tidak memaksakan seseorang untuk memilihnya. Islam mengajarkan umat manusia untuk berpikir tentang kebenaran dan hakikat penciptaan alam semesta. Karena itu, Pencipta alam semesta itulah yang layak untuk disembah. "Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat." (QS Al-Baqarah [2]: 256).

Atas kebenaran segala firman Allah itulah, Juan Galvan, seorang warga Texas, Amerika Serikat (AS), tertarik dengan Islam dan akhirnya memutuskan untuk menjadi pemeluknya. Juan Galvan pertama kali mengenal Islam dari seorang kenalannya bernama Armando. Armando adalah seorang Muslim Latin.

"Orang Amerika keturunan Meksiko selalu beranggapan nenek moyang mereka adalah orang Katolik Roma. Sebenarnya, nenek moyang kami di Spanyol adalah Muslim dan di Meksiko nenek moyang kami penyembah berhala. Berpegang teguh pada sebuah agama semata karena tradisi keturunan adalah tidak masuk akal. Saya menolak untuk menjadi pengikut buta. Saya menjadi Muslim karena saya yakin dengan kebenaran Islam," jelas Galvan.

Setelah memeluk Islam, Galvan merasa telah menemukan tujuan hidup yang selama ini dicarinya. "Tujuan hidup bukanlah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Penyelamat, melainkan kita harus menerima Tuhan sebagai Tuhan. Kita orang Islam mengetahui sifat dari Sang Pencipta. Dengan demikian, kita dapat memahami tujuan kita diciptakan, yaitu sebagai hamba dari Sang Pencipta," ujarnya.

Galvan lahir dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga pemeluk Katolik yang taat. Keluarga Amerika keturunan Meksiko dikenal memiliki kecintaan yang sangat mendalam pada keluarga dan agamanya. Bahkan, sang ayah kerap berkata kepada Galvan, "Ibuku seorang Katolik, dan aku akan mati sebagai seorang Katolik."

Kendati berbeda keyakinan, Galvan mengakui bahwa hubungan dengan keluarga besarnya sangat baik. Kedua orang tua, saudara laki-laki, dan lima saudara perempuannya tinggal di Pampa, Texas. Di waktu luangnya, Galvan sesekali waktu menyempatkan diri untuk mengunjungi mereka.

Kesempatan tersebut ia gunakan untuk berbincang-bincang dengan sang ayah. Bahkan di sela-sela percakapan tersebut, terkadang keduanya saling bercanda terhadap agama masing-masing. "Mengapa kamu berdoa kepada karpet itu," tanya ayahnya.

"Tapi, mengapa ayah memasang patung orang yang telah mati di dinding?" balas Galvan seraya menunjuk salib Yesus yang ada di ruang keluarga.

Kepada situs Islam for Today, Galvan membagi sepenggal kisah perjalanannya menuju tempat kelahirannya setelah memeluk Islam. Dalam perjalanan ke Pampa, pengamanan di bandara Austin sangat ketat menyusul tragedi serangan 11 September 2001. Seorang petugas keamanan memeriksa tas Galvan. Petugas tersebut melihat Alquran, buku-buku Islam, kaset-kaset Islami, dan sajadah.

"Saya berharap itu semua tidak membuatnya ketakutan. Saya berpikir untuk melakukan shalat di bandara Austin sebelum masuk ke pesawat. Tapi, saya tidak ingin membuat penumpang terkena serangan jantung," ujarnya. Setelah menceritakan hal itu, salah seorang saudaranya menyarankan agar Galvan pulang dengan membawa petunjuk instruktur penerbangan.

Hari pertama kembali ke rumah setelah menjadi seorang Muslim adalah kenangan yang tak terlupakan bagi diri Galvan. Kegemaran orang tuanya memajang patung atau gambar-gambar Yesus dan Maria pada hampir setiap dinding rumah, membuatnya kesulitan untuk bisa menunaikan shalat dengan khusyuk.

Beruntung ia menemukan sebuah ruangan di rumahnya yang tidak dipenuhi oleh patung kedua figur yang sangat dijunjung tinggi oleh umat Kristiani itu. Itulah kamar sang adik perempuannya yang bernama Cathy.

"Akhirnya, saya memutuskan untuk shalat di kamar Cathy setelah melihat salib dan gambar-gambar sejenis hampir di setiap dinding rumah. Hanya di kamar Cathy yang tidak ada salib atau gambar Yesus, namun ada poster besar bergambar Backstreet Boy's. Saya pikir itu tidak seburuk kedua berhala itu," paparnya.

Promosikan Islam Ketika mengunjungi Pampa, terang Galvan, ia banyak menghabiskan waktu untuk berdiskusi tentang Islam. Orangorang yang dijumpainya di sana seringkali bertanya, "Mengapa kamu memilih agama itu?" Mendengar pertanyaan seperti itu, ia dengan senang hati menjawab pertanyaan mereka. "Saya beranggapan mereka yang bertanya seperti itu berarti ingin didakwahi," jelasnya.

Tak mengherankan jika berbincangbincang dengan keluarga besarnya, ia sering bicara tentang Islam. Bagi Galvan, Islam adalah salah satu hal yang amat ia cintai di dunia ini. "Jika Anda mencintai sesuatu, Anda akan selalu membicarakannya setiap ada kesempatan."

Untuk memperkenalkan Islam kepada anggota keluarganya, Galvan mempunyai cara tersendiri. Antara lain, ia memberikan sebuah terjemahan Alquran dan buku kecil pengenalan tentang Islam kepada saudara laki-lakinya.

Tak hanya sebatas itu. Ia juga membookmark beberapa situs keislaman, seperti www.LatinoDakwah.org dan www.HispanicMuslims.com di komputer keluarga. Di komputer tersebut, ia juga menyalin beberapa file yang berhubungan dengan Islam ke komputer mereka. "Saya berharap hal itu tidak mengganggu mereka dan suatu saat mereka akan membacanya," ujar Galvan. Juan Galvan adalah direktur LADO (Latino American Dakwah Organization) yang bertujuan mempromosikan Islam ke benua Eropa.

Kepada keluarganya, ia pun kerap melontarkan pertanyaan-pertanyaan mendasar mengenai konsep ketuhanan dan keyakinan. Apakah tuhan itu ada tiga? Apakah Yesus itu Tuhan? Apakah dosa asal itu? Kira-kira demikian beberapa pertanyaan yang ia ajukan. Namun, Galvan mengakui bahwa ia tidak merasa puas dengan jawaban yang disampaikan anggota keluarganya. "Kita hanya bisa menemukan jawaban atas pertanyaan seperti itu dengan mempelajari dasardasar keesaan Allah, kenabian, dan hari pembalasan."

Galvan berharap, seluruh umat manusia di muka bumi menggunakan akal sehatnya dalam mencari kebenaran. Ia berharap, setiap orang benar-benar mencari jalan kebenaran itu dengan usaha dan pikiran sendiri, bukan dengan dogma-dogma. "Biarkan mereka berpikir tentang kebenaran yang sesungguhnya. Dengan begitu, mereka akan bisa memahami mana yang benar dan salah," terangnya.
Red: irf
Rep: Nidia Zuraya


http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/10/07/30/127527-juan-galvan-dari-jalan-yesus-menjadi-juru-dakwah

Rabu, 28 Juli 2010

Alkitab Mengantarkan Rosalyn Rushbrook pada Islam

Alkitab Mengantarkan Rosalyn Rushbrook pada Islam
Ruqaiyyah Waris Maqsood

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Rosalyn Rushbrook. Dia seorang yang cerdas dengan ijazah di bidang Teologi Kristen dari Universitas Hull, Inggris, tahun 1963 dan gelar master untuk bidang pendidikan dari perguruan tinggi yang sama. Sebagai seorang teolog dan penganut Kristen Protestan, pengetahuan agamanya sangat mumpuni.

Bahkan, pengelola selama 32 tahun program studi ilmu-ilmu keagamaan di berbagai sekolah dan perguruan tinggi di Inggris ini juga menulis beberapa buku tentang agamanya. Dia juga pernah menjabat sebaai kepala Studi Agama di William Gee High School, Hull, Inggris. Setiap hari, dia berkutat dan mendalami alkitab sebagai pegangan agamanya.

Namun, siapa yang menduga, semakin dia memperdalam alkitab yang muncul justru keraguan dalam dirinya tentang agamanya. Awalnya, dia mempertanyakan ajaran agamanya yang dinilainya telah mengalami banyak penyimpangan. Semakin dia membaca alkitab, keraguan itu kian membuncah. Dia merasa ada sesuatu yang telah menyimpang dari konsep ketuhanan Kristen yang dinilainya tak lagi murni saat pertama kali diturunkan Tuhan. Dia mempertanyakan konsep teologi trinitas dalam agamanya.

Sebagai seorang cendekiawan, dia lantas mencoba mencari jawabannya. Dia teliti kajian-kajian ilmiah dari berbagai penulis atau literatur termasuk alkitab. Dia bandingkan ajaran agama yang dipeluknya sejak lahir itu dengan agama lain termasuk Islam. Berawal dari keraguan atas Alkitab, dia kemudian mulai mengenal Islam. Tak sebatas membandingkan, dia pun perlahan mulai mendalami konsep ketuhanan dan pemikiran-pemikiran tentang agama yang diwahyukan melalui Nabi Muhammad SAW ini.

Rupanya, jalan pikirannya sependapat dengan konsep ketuhanan yang diajarkan Islam. Wanita kelahiran 1942 ini melihat teologi ketuhanan yang dibawa Alquran lebih rasional dan mengena. Hingga akhirnya di tahun 1986, di saat usianya menginjak 44 tahun, dia mantap memilih Islam sebagai agamanya yang sejati. Dia menyebut dirinya telah 'kembali' dengan menjadi Muslim. Tanpa ragu, dia pun mengganti namanya menjadi Ruqaiyyah.

Pilihannya menjadi muallaf menimbulkan konsekuensi bagi keluarganya. Rosalyn yang telah berganti menjadi Ruqaiyyah memutuskan untuk mengakhiri perkawinannya dengan penyair Inggris, George Moris Kendrick yang telah dijalani sejak 1964. Sebelumnya, dia telah memiliki dua anak, Daniel George lahir 1968 dan Frances Elisabeth Eva lahir 1969. Kemudian di tahun 1990, dia menikah lagi dengan pria keturunan Pakistan, Waris Ali Maqsood.

''Di negara-negara Barat, ada ajaran ilmu etika berintikan pada cinta dan kasih Tuhan dan tolong-menolong sesama manusia. Itu semua diajarkan juga oleh semua nabi, termasuk Nabi Muhammad SAW. Kami orang Islam juga meyakini Nabi Isa sebagai salah satu nabi yang diutus Allah,'' kata Ruqaiyyah suatu ketika.

Meski telah menjadi Muslim, tak membuatnya berhenti berkarya. Dia melanjutkan hobinya menulis. Namun, dia tak lagi menulis tentang Kristen, tapi berganti dengan menulis tema-tema tentang Islam. Tak sekadar menulis buku, dia juga rajin menulis artikel untuk majalah atau pun koran di negaranya.

''Saat ini Islam dicap sebagai agama bermasalah. Sangat tidak adil. Karena itu, saya berupaya menulis untuk memperbanyak literatur-literatur Islam. Harapan saya, agar melalui tulisan-tulisan itu, dapat membantu memperbaiki atmosfer yang kurang berpihak ke Islam,'' tuturnya.

Buku-buku mengenai Islam yang ditulisnya cukup beragam. Tidak hanya buku-buku kategori ‘berat’, seperti buku mengenai sejarah Islam dan isu seputar Muslimah, tetapi juga buku-buku tentang bimbingan konseling bagi remaja Islam. Juga ada beberapa buku saku, antara lain 'A Guide for Visitors to Mosques', 'A Marriage Guidance Booklet', dan 'Muslim Women’s Helpline'. ''Saya sangat tertarik menggeluti sejarah Islam, terutama tentang kehidupan wanita-wanita di sekitar Nabi Muhammad. Saya acapkali meng-counter kampanye anti-Islam yang mendiskreditkan wanita Muslim,'' jelasnya.

Oleh komunitas Muslim di Inggris, dia juga diminta untuk menyusun buku teks mengenai Islam. Buku-buku teks hasil karyanya ini dipakai secara luas di Inggris selama hampir 20 tahun. Buku-buku itu dipakai oleh kalangan pribadi, mualaf, dan pelajar-pelajar sekolah umum dan madrasah di Inggris dan beberapa negara lainnya. Ia juga membantu mengembangkan silabus bagi pelajar sekolah agama, bekerja sama dengan dinas pendidikan setempat.

Aktivitas mengajarnya juga padat. Banyak negara telah disambanginya, di antaranya AS, Kanada, Denmark, Swedia, Finlandia, Irlandia, dan Singapura. Ruqaiyyah juga mengajar di beberapa universitas yang ada di Inggris, seperti Oxford, Cambridge, Glasgow, dan Manchester. Juga, mengajar di School of Oriental and Arabic Studies di London.

Berkat segudang kreativitasnya, Ruqaiyyah menerima Muhammad Iqbal Award pada tahun 2001. Dialah Muslim pertama Inggris yang pernah menerima anugerah bergengsi tersebut. Pada Maret 2004, dia juga terpilih sebagai salah satu dari 100 wanita berprestasi di dunia. Dalam ajang pemilihan Daily Mails Real Women of Achievement, Ruqaiyyah Waris Maqsood termasuk satu dari tujuh orang wanita berprestasi dalam kategori keagamaan.

Red: Budi Raharjo
Rep: Berbagai sumber



http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/10/07/29/127319-alkitab-mengantarkan-rosalyn-rushbrook-pada-islam

Selasa, 27 Juli 2010

Ajaran Rasulullah SAW Menyambut Ramadhan

Yogi Ardhi/Republika
Ajaran Rasulullah SAW Menyambut Ramadhan
Ilustrasi

Sejak bulan Sya'ban, Rasulullah menganjurkan ummatnya agar mempersiapkan diri menyambut kedatangan 'tamu mulia' bernama Ramadhan dengan memperbanyak ibadah, terutama ibadah shaum sunah. Hal ini sebagai persiapan mental sekaligus fisik untuk menghadapi bulan yang disucikan itu.

Saat-saat menanti Ramadhan, para sahabat tak bedanya seperti calon pengantin yang merindukan hari-hari pernikahannya. Tiada seorangpun di antara kaum Muslimin yang bersedih hati ketika menghadapi Ramadhan. Sebaliknya mereka bersuka cita dan bergembira, menyambutnya dengan penuh antusias dan semangat membara.

Merupakan tradisi di masa Rasulullah, pada saat akhir bulan Sya'ban para sahabat berkumpul di masjid untuk mendengar khutbah penyambutan Ramadhan. Saat itu dimanfaatkan oleh kaum Muslimin untuk saling meminta maaf di antara mereka. Seorang sahabat kepada sahabatnya, seorang anak kepada orang tuanya, seorang adik kepada kakaknya, dan seterusnya. Mereka ingin memasuki bulan Ramadhan dengan tanpa beban dosa. Mereka ingin berada dalam suasana Ramadhan yang disucikan itu dalam keadaan suci dan bersih.

Kebiasaan Rasulullah dan para sahabatnya ini, perlu dihidupkan lagi tanpa harus mengubah tradisi yang sudah ada dan eksis sampai saat ini. Biarlah Hari Raya Idul Fitri tetap dalam tradisinya, tapi pada akhir bulan Sya'ban perlu ditradisikan hal-hal yang sudah menjadi kebiasaan Nabi, yaitu dengan memperbanyak silaturrahim, saling meminta maaf, dan bertahniah, selain menyambutnya dengan ceramah yang dikhususkan untuk itu. Tahniah, saling mengucapkan 'selamat' adalah kebiasaan baik yang ditadisikan Rasulullah.

Dianjurkan kepada kaum Muslimin untuk mengunjungi kaum kerabat, terutama orang tua untuk mengucapkan tahniah, memohon maaf, dan meminta nasihat menjelang Ramadhan. Jika jaraknya jauh, bisa ditempuh melalui telepon, surat pos, atau dengan cara-cara lain yang memungkinkan pesan itu sampai ke tujuan. Adalah baik jika kebiasaan itu dikemas secara kreatif, misalnya dengan mengirimkan kartu Ramadhan.

Adapun tentang ceramah yang diselenggarakan khusus untuk menyambut Ramadhan, Rasulullah telah memberikan contohnya. Pada saat itu sangat tepat jika disampaikan tentang segala hal yang berkait langsung dengan Ramadhan. Mulai dari janji-janji Allah terhadap mereka yang bersungguh-sungguh menjalani ibadah Ramadhan, amalan-amalan yang harus dan sunnah dikerjakan selama Ramadhan, sampai tentang tata cara menjalankan seluruh rangkaian ibadah tersebut.

Salah satu penggalan khutbah Rasulullah menyambut Ramadhan yang menggetarkan itu adalah, "Wahai ummatku, akan datang kepadamu bulan yang mulia, bulan penuh berkah, yang pada malam itu ada malam yang lebih mulia dari seribu bulan. Itulah malam di mana Tuhan memberi perintah bahwa kewajiban puasa harus dilakukan di siang hari dan Dia menciptakan shalat khusus (tarawih) di malam hari...."

Red: irf
Rep: Emmy Hamidiyah, Sekretaris Umum Baznas


http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/10/07/27/127061-ajaran-rasulullah-saw-menyambut-ramadhan

Ibu Katolik, Ayah Yahudi, Sang Anak Memilih Islam

Ibu Katolik, Ayah Yahudi, Sang Anak Memilih Islam
Safiyyah Jihad Levine

REPUBLIKA.CO.ID, SUNBURY--Lahir dari seorang ibu yang memeluk Katolik dan ayah penganut Yahudi menjadi jalan tersendiri bagi Safiyyah Jihad Levine untuk menemukan hidayah. Agama yang dipeluk kedua orang tuanya tidak serta-merta membuat Levine 'taklid'. Perbedaan agama yang dipeluk kedua orang tua membuatnya berupaya untuk menemukan jalan yang diyakini kebenarannya.

Islam kemudian menjadi pilihannya. Levine menganggap Islam merupakan agama yang bisa menyeimbangkan perbedaan antara Katolik dan Yahudi. Selama bertahun-tahun dia pun aktif dalam dialog antariman.

Mulanya dia tertarik untuk mempelajari cinta Yesus dalam Katolik. Namun ternyata hal itu sangat tidak bisa diterima oleh Yahudi. Hal itu pun terus menjadi pertanyaan. Jawabannya baru dia temukan setelah mendapatkan hidayah untuk memeluk Islam.

Dia kemudian dipertemukan dengan seorang pria Muslim, yang lantas menjadi suaminya. Buku-buku tentang Islam yang diberikan sang suami pun dibacanya dengan lahap. Di tahun 1998 dia memutuskan untuk memeluk Islam. Saat itu ibunya sudah meninggal. Begitu mengucap syahadat, sang ayah lantas tidak mengakuinya sebagai anak. "Saya masuk Islam bukan karena suami saya, tapi karena saya sendiri," tutur dia seperti ditulis The Daily Item.

Keputusannya untuk memeluk Islam pun lantas memutuskan hubungan dengan ayahnya. Padahal dia menyadari bahwa sang ayah adalah 'segalanya' setelah ibunda Levina meninggal. "Tapi ternyata dia tidak mau lagi memiliki saya," ujar dia. Ini termasuk bagian dari fase sulit yang harus dilaluinya saat mulai menikmati Islam.

Ayahnya meninggal tepat satu bulan menjelang peristiwa 11 September 2001. Saat itu dia sudah disingkirkan oleh para kerabat dan keluarganya. Namun hal itu tidak membuatnya menyerah. Dia justru semakin yakin dengan kebenaran Islam. Tak lama setelah mengucap syahadat, dia tak pernah melepas hijabnya ke mana pun pergi. Dia mengaku tidak pernah menghadapi kesulitan dengan jilbab yang dikenakannya.

Saat ini, dia menjadi salah satu ustadzah yang aktivitasnya terkait dengan Sunbury Islamic Center. Dia sudah menjalani kesibukan tersebut selama tiga tahun terakhir. Banyak orang bertanya tentang Islam kepadanya. Dia pun mengaku sangat senang dengan banyaknya pertanyaan tentang Islam yang harus dijawabnya.

Red: irf
Sumber: The Daily Item




http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/10/07/27/127069-ibu-katolik-ayah-yahudi-sang-anak-memilih-islam

Ibu Katolik, Ayah Yahudi, Sang Anak Memilih Islam

Ibu Katolik, Ayah Yahudi, Sang Anak Memilih Islam
Safiyyah Jihad Levine

REPUBLIKA.CO.ID, SUNBURY--Lahir dari seorang ibu yang memeluk Katolik dan ayah penganut Yahudi menjadi jalan tersendiri bagi Safiyyah Jihad Levine untuk menemukan hidayah. Agama yang dipeluk kedua orang tuanya tidak serta-merta membuat Levine 'taklid'. Perbedaan agama yang dipeluk kedua orang tua membuatnya berupaya untuk menemukan jalan yang diyakini kebenarannya.

Islam kemudian menjadi pilihannya. Levine menganggap Islam merupakan agama yang bisa menyeimbangkan perbedaan antara Katolik dan Yahudi. Selama bertahun-tahun dia pun aktif dalam dialog antariman.

Mulanya dia tertarik untuk mempelajari cinta Yesus dalam Katolik. Namun ternyata hal itu sangat tidak bisa diterima oleh Yahudi. Hal itu pun terus menjadi pertanyaan. Jawabannya baru dia temukan setelah mendapatkan hidayah untuk memeluk Islam.

Dia kemudian dipertemukan dengan seorang pria Muslim, yang lantas menjadi suaminya. Buku-buku tentang Islam yang diberikan sang suami pun dibacanya dengan lahap. Di tahun 1998 dia memutuskan untuk memeluk Islam. Saat itu ibunya sudah meninggal. Begitu mengucap syahadat, sang ayah lantas tidak mengakuinya sebagai anak. "Saya masuk Islam bukan karena suami saya, tapi karena saya sendiri," tutur dia seperti ditulis The Daily Item.

Keputusannya untuk memeluk Islam pun lantas memutuskan hubungan dengan ayahnya. Padahal dia menyadari bahwa sang ayah adalah 'segalanya' setelah ibunda Levina meninggal. "Tapi ternyata dia tidak mau lagi memiliki saya," ujar dia. Ini termasuk bagian dari fase sulit yang harus dilaluinya saat mulai menikmati Islam.

Ayahnya meninggal tepat satu bulan menjelang peristiwa 11 September 2001. Saat itu dia sudah disingkirkan oleh para kerabat dan keluarganya. Namun hal itu tidak membuatnya menyerah. Dia justru semakin yakin dengan kebenaran Islam. Tak lama setelah mengucap syahadat, dia tak pernah melepas hijabnya ke mana pun pergi. Dia mengaku tidak pernah menghadapi kesulitan dengan jilbab yang dikenakannya.

Saat ini, dia menjadi salah satu ustadzah yang aktivitasnya terkait dengan Sunbury Islamic Center. Dia sudah menjalani kesibukan tersebut selama tiga tahun terakhir. Banyak orang bertanya tentang Islam kepadanya. Dia pun mengaku sangat senang dengan banyaknya pertanyaan tentang Islam yang harus dijawabnya.

Red: irf
Sumber: The Daily Item




http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/10/07/27/127069-ibu-katolik-ayah-yahudi-sang-anak-memilih-islam

Senin, 26 Juli 2010

Masjid Paling Unik di Dunia - Masjid Sankore

Masjid Sankore ini terletak di Negara Mali, tepatnya di kota Timbuktu (pernah denger gan? )


Spoiler for Timbuktu:



Masjid ini dibangun pada awal Abad 15 M pada akhir kejayaan Kerajaan Mali.
Di Masjid ini dulunya sebagai pusat pengajaran ilmu agama di Timbuktu.
Bentuknya yg unik membuat masjid ini terkenal di seluruh dunia.



Spoiler for masjid sankore:




Spoiler for masjid sankore:




Spoiler for masjid sankore:




Spoiler for masjid sankore:




Spoiler for masjid sankore:




Spoiler for masjid sankore:




Spoiler for masjid sankore:




Spoiler for masjid sankore:




Spoiler for masjid sankore:






http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4813497

2050: Separuh Penduduk Rusia Memeluk Islam?

2050: Separuh Penduduk Rusia Memeluk Islam?
Muslim di Rusia menunaikan sholat

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Mungkin judul di atas terlalu berlebihan atau bisa dianggap angan-angan belaka. Apalagi, gerakan Islamophobia masih gencar digaungkan orang-orang Barat dan Eropa. Selain itu, Rusia adalah sebuah bekas negara komunis.

Namun bila menilik pada kondisi dan jumlah umat Islam di Rusia saat ini, jumlahnya sudah mencapai 20 persen dari total populasi yang mencapai 145 juta jiwa. Sedikitnya, 25 juta jiwa penduduk Rusia saat ini beragama Islam. Dengan jumlah itu, Rusia menjadi negara dengan pemeluk Islam terbesar di benua Eropa.

Bahkan, kegiatan keagamaan dan semangat umat Islam dalam melaksanakan ibadah tampak begitu semarak. Saat shalat Jumat, jumlah jamaah meluber hingga ke jalan raya. ''Awalnya saya tidak menyangka bila jumlah pemeluk Islam demikian banyak. Namun, kondisi riil di lapangan, prediksi bahwa umat Islam akan menjadi mayoritas di Rusia, tampaknya bukan suatu hal yang mustahil,'' ujar Muhammad Aji Surya, seorang warga negara Indonesia yang tinggal di Rusia dalam artikelnya yang dikirimkan ke Republika.

Tak heran bila saat ini, demografi Rusia mengalami perubahan drastis. Bila dulu umat Islam tak berani menunjukkan jati diri, maka sejak runtuhnya kekuasaan komunis di Rusia, perlahan tapi pasti, umat Islam kembali tampil ke permukaan. Peningkatan yang cukup besar dikarenakan minimnya kelahiran penduduk yang beragama non-Muslim seperti Kristen Ortodoks.

Bagi mereka, punya anak satu sudah cukup. Hal ini disebabkan oleh mahalnya biaya hidup di Rusia. Sementara, pemeluk Islam makin bertambah dengan lahirnya bayi-bayi dan pemeluk Islam. Tak khawatir biaya hidup? ''Kami percaya, masalah rezeki sudah ada yang mengaturnya,'' ujar seorang Muslim asal Kazan.

Muhammad Salamah, spesialis Asia Tengah dan negara persemakmuran Rusia dalam sebuah seminar tentang Islam di Rusia mengatakan, puluhan pengkaji akademisi di Rusia telah menyimpulkan, berdasarkan perkembangan yang terlihat dari negara-negara Muslim pecahan Uni Soviet ini, maka pada tahun 2050 nanti negara Rusia diprediksikan akan menjadi bagian dari negara Islam.

Perkembangan itu secara signifikan terjadi di Rusia. Dia merujuk pada populasi jumlah Muslim di Rusia yang kini mencapai 25 juta jiwa. Para cendikiawan gereja Ortodoks yang berada di negeri itu pun dikabarkan merasa khawatir, melihat perkembangan Islam yang begitu pesat. Mereka bahkan menyebut Islam sebagai agama yang mengancam eksistensi agama mereka di sana.

Salamah kemudian menambahkan, sejak 20 tahun lalu dirinya terus mengamati perkembangan Islam di Rusia. Semenjak Muslim di sana berada di bawah pemerintahan yang komunis dan mengalami masa-masa pengekangan, seperti dilarangnya membawa mushaf Al Qur'an, masjid-masjid di tutup, hingga akhirnya sekarang, Muslim Rusia telah mendapatkan hak-hak mereka dengan baik. Dan Islam pun kini menjadi agama kedua di negeri itu.

Salamah kemudian bercerita tentang upayanya menyebarkan Islam, ia mendirikan sebuah Universitas Islam di Moskow, dan mengajarkan tentang apa itu agama Islam, termasuk kepada para politisi senior negeri itu, di antaranya adalah Vladimar Putin, Perdana Menteri Rusia sekarang.

Red: Budi Raharjo
Rep: Berbagai sumber



http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/10/07/26/126785-2050-separuh-penduduk-rusia-memeluk-islam

Minggu, 25 Juli 2010

Ketika Banjir Menggenangi Ka'bah

Ketika Banjir Menggenangi Ka'bah
Masjidil Haram saat kebanjiran tahun 1941

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Makkah kebanjiran. Berita itu datang di awal tahun ini. Setelah diterpa hujan selama sekitar empat jam, beberapa ruas jalan di kota Suci itu mulai tergenang air. Bahkan, sebagian halaman Masjidil Haram dikabarkan ikut tergenang air setinggi mata kaki.

Kondisi geografis Kota Makkah yang berada di lembah dengan bukit-bukit yang mengelilinginya, seperti sebuah mangkok. Bila hujan deras datang, yang waktunya tidak bisa diperkirakan, maka banjir pun menyapa kota itu. Banjir yang terjadi Januari lalu itu bahkan bisa dibilang cukup besar karena terjadi di sejumlah titik di Kota Makkah.

Menilik sejarahnya, Ka'bah sudah beberapa kali terendam banjir. Pada zaman khalifah Umar bin Khattab, banjir dikabarkan juga pernah terjadi. Akibatnya, sejumlah dinding Ka'bah rusak terendam air karena pada masa itu pusat arah sholat bagi umat Islam itu belum dibangun dengan direkatkan semen, melainkan olah tanah atau lumpur.

Namun, banjir terbesar yang pernah direkam terjadi pada tahun 1941. Seperti terlihat dalam foto-foto, banjir itu terbilang cukup besar sehingga bisa mencapai leher orang dewasa. Mengapa saat itu banjir bisa terjadi? Penyebabnya, saluran air atau drainase di Kota Makkah belum sebaik sekarang. Air tidak mengalir dan hanya menggenang di Kota Makkah, termasuk Masjidil Haram, yang terletak paling rendah.

Karena curah hujan yang begitu tinggi, air tak bisa diserap bumi Makkah dalam waktu cepat. Sehingga air menggenang dan merendam Masjidil Haram. Akibat banjir itu bagian dasar tiang kayu yang berada di dalam Ka'bah menjadi rapuh dan rusak. Penguasa Kota Makkah saat itu kemudian memerintahkan perbaikan dan pembenahan saluran airnya.

Red: Budi Raharjo


http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/10/07/26/126647-ketika-banjir-menggenangi-kabah

Jumat, 23 Juli 2010

Bahaya Salah Niat dalam Berdakwah

Bahaya Salah Niat dalam Berdakwah
ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Hj Yuyu Yuhanah

Niat adalah hal fundamental bagi setiap Muslim ketika mengerjakan sesuatu. Segala sesuatunya sangat bergantung pada niatnya. Manusia yang mendirikan masjid tapi niatnya untuk pamer, maka hal itu tidak akan bernilai ibadah. Tapi, sedekah seratus rupiah, jika dilandaskan pada niat ikhlas dan keridhaan Allah, niscaya akan bernilai ibadah di sisi Allah.

Hal ini perlu ditegaskan, karena kini semakin banyak yang melakukan kebajikan namun tujuannya bukan untuk mendapatkan ridha Allah SWT, melainkan pujian manusia, karena gengsi, jabatan, dan ingin menunjukkan eksistensi bahwa dirinya orang baik.

"Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa yang dia diniatkan. (HR Bukhari).

Dalam hadis lain, Rasul SAW bersabda, "Seandainya dunia ini ditimbang, maka nilainya di sisi Allah sama seperti salah satu sayap nyamuk. Allah tidak akan memberikan di dunia ini, walaupun seteguk air, untuk orang-orang yang ingkar." (HR Tirmidzi, no 2242, shahih gharib).

Rasulullah SAW menceritakan pengalaman generasi sebelumnya dalam berdakwah. Mereka ada yang digergaji, tetapi mereka tetap sabar. Mereka rela mengorbankan kehidupannya demi tegaknya dakwah Islam, bukan untuk pamer. Ini semua dikisahkan Rasul SAW, untuk meneguhkan hati umat Islam agar tabah dan ikhlas dalam beramal. Keikhlasan mereka harus dilandasi dengan niat yang suci dan tawakal kepada Allah.

Apa yang membuat para sahabat bisa tangguh di jalur dakwah Islam? Husnu tsiqah dan bersandar terus kepada Allahlah yang memberikan ketenangan kepada mereka semua untuk terus maju melangkah. Seorang tabi'in berkata, "Ayahku bercerita kepadaku, 'Aku melihat Romawi menjatuhkan Persia, kemudian aku melihat pula Persia menjatuhkan Romawi. Dan, akhirnya aku melihat Islam meruntuhkan kedua-duanya hanya dalam waktu 15 tahun'."

Begitulah capaian dakwah yang diusung oleh dai-dai yang ikhlas, teguh dalam memegang perjanjiannya dengan Allah, dan beramal secara kontinu tiada henti. Itulah buah dari kekuatan iman. "Tidaklah seorang Muslim tertimpa suatu penyakit dan keletihan, kekhawatiran dan kesedihan, dan tidak juga gangguan dan kesusahan bahkan duri yang melukainya, melainkan Allah akan menghapus dosa-dosanya." (HR Bukhari).

Penghapusan dosa itu lebih baik daripada sekadar mendapat jabatan dunia yang sifatnya sementara. Khairun min ad-dunya wa maa fiiha (lebih baik dari dunia dan seisinya). Semoga kita semua, senantiasa mampu menjaga niat dalam menegakkan agama Allah.

Red: irf





http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/10/07/20/125583-bahaya-salah-niat-dalam-berdakwah

Sistem Upah yang Sesuai Islam

Sistem Upah yang Sesuai Islam
ilustrasi

Oleh Imam Nur Suharno

"Bayarlah upah kepada karyawan sebelum kering keringatnya, dan beri tahukan ketentuan gajinya terhadap apa yang dikerjakan." (HR Baihaki).

Islam sangat menolak perilaku eksploitatif terhadap karyawan. Karena itu, membayar upah karyawan tepat waktu termasuk amanah yang harus segera ditunaikan. Besarannya pun harus disesuaikan dengan kebutuhan minimal untuk bisa hidup sejahtera. Itulah makna yang terkandung dalam hadis di atas.

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat." (QS An-Nisa [4]: 58).

Tidak sedikit pengusaha dengan alasan ketidakmampuannya membayar upah karyawan semaunya, padahal keuntungan pengusaha melimpah. Hanya dengan sedikit permainan akuntansi data bisa berubah, seolah perusahaan tidak memiliki keuntungan yang besar, sehingga dapat mengupah karyawan dengan upah yang rendah.

Islam sangat melarang manusia memakan harta dengan cara yang batil. Mengupah karyawan semaunya, padahal sebenarnya perusahaan mampu membayar lebih, ini merupakan kebatilan yang harus ditinggalkan.

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu, dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu." (QS An-Nisa [4]: 29).

Untuk itu, Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung dalam bukunya, Sistem Penggajian Islam, menyebutkan, prinsip perhitungan besaran gaji sesuai syariah. Pertama, prinsip adil dan layak dalam penentuan besaran gaji.

Kedua, manajemen perusahaan secara terbuka dan jujur serta memahami kondisi internal dan situasi eksternal kebutuhan karyawan terhadap pemenuhan kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Ketiga, manajemen perusahaan perlu melakukan perhitungan maksimisasi (maximizing) besaran gaji yang sebanding dengan besaran nisab zakat.

Dan keempat, manajemen perusahaan perlu melakukan revisi perhitungan besaran gaji, baik di saat perusahaan laba maupun rugi, dan mengomunikasikannya kepada karyawan.

Untuk itu, pemilik perusahaan hendaknya menetapkan kebijakan kepada manajemen perusahaan untuk mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas sebagai sebuah tanggung jawabnya terhadap karyawan. Wallahu a'lam.

Red: irf



http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/10/07/21/125780-sistem-upah-yang-sesuai-islam

Menjadikan Hidup Laksana Berbisnis

Menjadikan Hidup Laksana Berbisnis
ilustrasi

Oleh Nasrudin Jasan

Hidup di dunia laksana seseorang yang sedang berbisnis. Ia akan selalu dihadapkan antara untung dan rugi. Hidup ini juga tak ubahnya sebagai tempat berinvestasi, tempat bertanam, medan untuk mengumpulkan kebaikan (amal saleh), atau sebaliknya ‘menabung’ keburukan dan dosa-dosa.

Apa pun yang kita perbuat selama mengarungi hidup ini pasti ada konsekuensi yang akan didapatkan, baik ketika masih hidup maupun setelah mati. Konsekuensi logis yang akan diterima kelak bisa dalam bentuk kebaikan dan keselamatan, tetapi bisa pula kesengsaraan dalam kehidupan yang abadi, yaitu di alam kubur dan akhirat.

Di dalam Alquran, hal ini telah disinyalir oleh Allah SWT, “Maka, siapa yang mengerjakan kebaikan walau seberat zarah (ditafsirkan seperti atom), niscaya dia akan melihat balasannya. Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, niscaya dia akan melihat balasannya pula.” (QS Alzilzaal [99]: 7-8).

Dalam peribahasa, disebutkan bahwa siapa yang menanam, dia pula yang akan memetik hasilnya. Artinya, siapa yang menanam kebaikan, rajin ibadah dan beramal saleh, niscaya ia akan memperoleh pahala dan hidupnya akan selamat, baik di dunia maupun di alam akhirat.

Sebaliknya, siapa saja yang berbuat jahat, melakukan kemaksiatan, menzalimi orang lain, dan meninggalkan perintah Allah, ia akan mendapatkan dosa dan pada hari pembalasan kelak hidupnya akan sengsara meskipun di dunia tampak bahagia.

Tanpa kita sadari, sebenarnya di dalam diri kita terdapat energi positif dan negatif yang selalu tarik-menarik antara bisikan malaikat dan bujukan iblis la’natullah ‘alaih. Apabila dalam hidup ini kita senang memberikan energi positif, balasan kebaikan dan pahala pasti akan kita terima. Sebaliknya, bila kita gemar mengeluarkan energi negatif, kita juga akan mendapat kesengsaraan dan kesulitan hidup. Karena itu, sudah sepatutnya kita memfokuskan semua energi dalam tubuh kita hanya untuk meraih rahmat dan ridha-Nya.

Allah berfirman, “Berbekallah karena sebaik-baik bekal adalah takwa.” Hal ini menandakan bahwa takwa adalah bekal terbaik yang harus kita bawa untuk menghadap Sang Khalik demi mempertanggungjawabkan segala perbuatan kita selama hidup di dunia.

Takwa adalah ‘penutup jasmani’ yang dapat menyelamatkan kita dari sengatan api neraka. Ia merupakan tiket masuk surganya Allah SWT dan orang yang muttaqin akan memperoleh kesenangan selama-lamanya. Tentunya, takwa dalam arti sesungguhnya, yakni benar-benar mematuhi segala perintah Allah dan menjauhi hal-hal yang dilarang-Nya. Wallahua’lam.

Red: irf




http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/10/07/22/126011-menjadikan-hidup-laksana-berbisnis

Kamis, 22 Juli 2010

Kisah Mualaf Aminah Assilmi: Dia Korbankan Segalanya Demi Islam

Kisah Mualaf Aminah Assilmi: Dia Korbankan Segalanya Demi Islam
Aminah Assilmi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Tak banyak orang yang mengenal Aminah Assilmi. Ia adalah Presiden Internasional Union of Muslim Women yang telah meninggal dunia pada 6 Maret 2010, dalam sebuah kecelakaan mobil di Newport, Tennesse, Amerika Serikat.

Perjalanannya menuju Islam cukup unik. Perjalanan yang patut dikenang. Semuanya berawal dari kesalahan kecil sebuah komputer. Mulanya, ia adalah seorang gadis jemaat Southern Baptist–aliran gereja Protestan terbesar di AS, seorang feminis radikal, dan jurnalis penyiaran.

Sewaktu muda, ia bukan gadis yang biasa-biasa saja, tapi cerdas dan unggul di sekolah sehingga mendapatkan beasiswa. Satu hari, sebuah kesalahan komputer terjadi. Siapa sangka, hal itu membawanya kepada misi sebagai seorang Kristen dan mengubah jalan hidupnya secara keseluruhan.

Tahun 1975 untuk pertama kali komputer dipergunakan untuk proses pra-registrasi di kampusnya. Sebenarnya, ia mendaftar ikut sebuah kelas dalam bidang terapi rekreasional, namun komputer mendatanya masuk dalam kelas teater. Kelas tidak bisa dibatalkan, karena sudah terlambat. Membatalkan kelas juga bukan pilihan, karena sebagai penerima beasiswa nilai F berarti bahaya.

Lantas, suaminya menyarankan agar Aminah menghadap dosen untuk mencari alternatif dalam kelas pertunjukan. Dan betapa terkejutnya ia, karena kelas dipenuhi dengan anak-anak Arab dan ‘para penunggang unta’. Tak sanggup, ia pun pulang ke rumah dan memutuskan untuk tidak masuk kelas lagi. Tidak mungkin baginya untuk berada di tengah-tengah orang Arab. ''Tidak mungkin saya duduk di kelas yang penuh dengan orang kafir!'' ujarnya kala itu.

Suaminya coba menenangkannya dan mengatakan mungkin Tuhan punya suatu rencana dibalik kejadian itu. Selama dua hari Aminah mengurung diri untuk berpikir, hingga akhirnya ia berkesimpulan mungkin itu adalah petunjuk dari Tuhan, agar ia membimbing orang-orang Arab untuk memeluk Kristen. Jadilah ia memiliki misi yang harus ditunaikan. Di kelas ia terus mendiskusikan ajaran Kristen dengan teman-teman Arab-nya.

''Saya memulai dengan mengatakan bahwa mereka akan dibakar di neraka jika tidak menerima Yesus sebagai penyelamat. Mereka sangat sopan, tapi tidak pindah agama. Kemudian saya jelaskan betapa Yesus mencintai dan rela mati di tiang salib untuk menghapus dosa-dosa mereka.''

Tapi ajakannya tidak manjur. Teman-teman di kelasnya tak mau berpaling sehingga ia memutuskan untuk mempelajari alquran untuk menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang salah dan Muhammad bukan seorang nabi. Ia pun melakukan penelitian selama satu setengah tahun dan membaca alquran hingga tamat.

Namun secara tidak sadar, ia perlahan berubah menjadi seseorang yang berbeda, dan suaminya memperhatikan hal itu. ''Saya berubah, sedikit, tapi cukup membuat dirinya terusik. Biasanya kami pergi ke bar tiap Jumat dan Sabtu atau ke pesta. Dan saya tidak lagi mau pergi. Saya menjadi lebih pendiam dan menjauh.''

Melihat perubahan yang terjadi, suaminya menyangka ia selingkuh, karena bagi pria itulah yang membuat seorang wanita berubah. Puncaknya, ia diminta untuk meninggalkan rumah dan tinggal di apartemen yang berbeda. Ia terus mempelajari Islam, sambil tetap menjadi seorang Kristen yang taat.

Hingga akhirnya, hidayah itu datang. Akhirnya pada 21 Mei 1977, jemaat gereja yang taat itu menyatakan, ''Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya.''

Perjalanan setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, seperti halnya mualaf lain, bukanlah perkara yang mudah. Aminah kehilangan segala yang dicintainya. Ia kehilangan hampir seluruh temannya, karena dianggap tidak menyenangkan lagi. Ibunya tidak bisa menerima dan berharap itu hanyalah semangat membara yang akan segera padam. Saudara perempuannya yang ahli jiwa mengira ia gila. Ayahnya yang lemah lembut mengokang senjata dan siap untuk membunuhnya.

Tak lama kemudian ia pun mengenakan hijab. Pada hari yang sama ia kehilangan pekerjaannya.
Lengkap sudah. Ia hidup tanpa ayah, ibu, saudara, teman dan pekerjaan. Jika dulu ia hanya hidup terpisah dengan suami, kini perceraian di depan mata. Di pengadilan ia harus membuat keputusan pahit dalam hidupnya; melepaskan Islam dan tidak akan kehilangan hak asuh atas anaknya atau tetap memegang Islam dan harus meninggalkan anak-anak. ''Itu adalah 20 menit yang paling menyakitkan dalam hidup saya,'' kenangnya.

Bertambah pedih karena dokter telah memvonisnya tidak akan lagi bisa memiliki anak akibat komplikasi yang dideritanya. ''Saya berdoa melebihi dari yang biasanya. Saya tahu, tidak ada tempat yang lebih aman bagi anak-anak saya daripada berada di tangan Allah. Jika saya mengingkari-Nya, maka di masa depan tidak mungkin bagi saya menunjukkan kepada mereka betapa menakjubkannya berada dekat dengan Allah.'' Ia pun memutuskan melepaskan anak-anaknya, sepasang putra-putri kecilnya.

Namun, Allah Maha Pengasih. Ia diberikan anugerah dengan kata-katanya yang indah sehingga membuat banyak orang tersentuh dan perilaku Islami-nya. Dia telah berubah menjadi orang yang berbeda, jauh lebih baik. Begitu baiknya sehingga keluarga, teman dan kerabat yang dulu memusuhinya, perlahan mulai menghargai pilihan hidupnya.

Dalam berbagai kesempatan ia mengirim kartu ucapan untuk mereka, yang ditulisi kalimat-kalimat bijak dari ayat Al-Quran atau hadist, tanpa menyebutkan sumbernya. Beberapa waktu kemudian ia pun menuai benih yang ditanam. Orang pertama yang menerima Islam adalah neneknya yang berusia lebih dari 100 tahun. Tak lama setelah masuk Islam sang nenek pun meninggal dunia.

''Pada hari ia mengucapkan syahadat, seluruh dosanya diampuni, dan amal-amal baiknya tetap dicatat. Sejenak setelah memeluk Islam ia meninggal dunia, saya tahu buku catatan amalnya berat di sisi kebaikan. Itu membuat saya dipenuhi suka cita!''

Selanjutnya yang menerima Islam adalah orang yang dulu ingin membunuhnya, ayah. Keislaman sang ayah mengingatkan dirinya pada kisah Umar bin Khattab. Dua tahun setelah Aminah memeluk Islam, ibunya menelepon dan sangat menghargai keyakinannya yang baru. Dan ia berharap Aminah akan tetap memeluknya.

Beberapa tahun kemudian ibu meneleponnya lagi dan bertanya apa yang harus dilakukan seseorang jika ingin menjadi Muslim. Aminah menjawab bahwa ia harus percaya bahwa hanya ada satu Tuhan dan Muhammad adalah utusan-Nya. ''Kalau itu semua orang bodoh juga tahu. Tapi apa yang harus dilakukannya?'' tanya ibunya lagi.

Dikatakan oleh Aminah, bahwa jika ibunya sudah percaya berarti ia sudah Muslim. Ibunya lantas berkata, ''OK, baiklah. Tapi jangan bilang-bilang ayahmu dulu,'' pesan ibunya. Ibunya tidak tahu bahwa suaminya (ayah tiri Aminah) telah menjadi Muslim beberapa pekan sebelumnya. Dengan demikian mereka tinggal bersama selama beberapa tahun tanpa saling mengetahui bahwa pasangannya telah memeluk Islam.

Saudara perempuannya yang dulu berjuang memasukkan Aminah ke rumah sakit jiwa, akhirnya memeluk Islam. Putra Aminah beranjak dewasa. Memasuki usia 21 tahun ia menelepon sang ibu dan berkata ingin menjadi muslim.

Enam belas tahun setelah perceraian, mantan suaminya juga memeluk Islam. Katanya, selama enam belas tahun ia mengamati Aminah dan ingin agar putri mereka memeluk agama yang sama seperti ibunya. Pria itu datang menemui dan meminta maaf atas apa yang pernah dilakukannya. Ia adalah pria yang sangat baik dan Aminah telah memaafkannya sejak dulu.

Mungkin hadiah terbesar baginya adalah apa yang ia terima selanjutnya. Aminah menikah dengan orang lain, dan meskipun dokter telah menyatakan ia tidak bisa punya anak lagi, Allah ternyata menganugerahinya seorang putra yang rupawan. Jika Allah berkehendak memberikan rahmat kepada seseorang, maka siapa yang bisa mencegahnya? Maka putranya ia beri nama Barakah.

Ia yang dulu kehilangan pekerjaan, kini menjadi Presiden Persatuan Wanita Muslim Internasional. Ia berhasil melobi Kantor Pos Amerika Serikat untuk membuat perangko Idul Fitri dan berjuang agar hari raya itu menjadi hari libur nasional AS. Pengorbanan yang yang dulu diberikan Aminah demi mempertahankan Islam seakan sudah terbalas. ''Kita semua pasti mati. Saya yakin bahwa kepedihan yang saya alami mengandung berkah.''

Aminah Assilmi kini telah tiada meninggalkan semua yang dikasihinya. Termasuk putranya yang dirawat di rumah sakit, akibat kecelakaan mobil dalam perjalanan pulang dari New York untuk mengabarkan pesan tentang Islam.

Red: Budi Raharjo
Rep: Hidayatullah.com


http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/10/07/23/126312-kisah-mualaf-aminah-assilmi-dia-korbankan-segalanya-demi-islam

Selasa, 20 Juli 2010

Kapankah Menara Masjid Kali Pertama Dibangun?

Kapankah Menara Masjid Kali Pertama Dibangun?
Masjid Agung Damaskus

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menara adalah salah satu unsur arsitektural Islam yang dianggap penting pada bangunan masjid. Menara muncul dari kebutuhan pada panggilan untuk shalat. Suara muadzin dari atas menara diharapkan dapat di dengar dari jarak jauh.

Pada awal perkembangannya, Islam belum mengenal adanya bangunan menara pada masjid. Menurut sarjana Inggris terkemuka yang mengkaji arsitektur Islam, KAC Creswell, Masjid Quba yang dibangun Nabi Muhammad SAW di Madinah tak dilengkapi dengan menara. ''Pada saat Nabi Muhammad belum dikenal menara,'' ungkap Creswell.

Dalam Ensiklopedi Tematis Dunia Islam 4: Pemikiran dan Peradaban disebutkan, semasa Rasulullah SAW hidup, panggilan untuk shalat dikumandangkan dari atap rumahnya di Madinah. Begitu pula pada era kepemimpinan Khulafa ar-Rasyidin, papar Creswell, masjid-masjid yang dibangun belum diengkapi dengan bermenara. Hanya saja ada semacam ruang kecil di puncak teras masjid sebagai tempat muadzin mengumandangkan adzan.

Lalu kapan menara masjid pertama kali dibangun? Laman Wikipedia menyebutkan menara tersebut dibangun di Basra pada tahun 665 Masehi sewaktu pemerintahan Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan. Muawiyah mendukung pembangunan menara masjid untuk menyaingi menara-menara lonceng di gereja.

Namun menurut Creswell, jejak menara di dunia Islam pertama kali ditemukan di Damaskus mulai tahun 673 M. ''Menara pertama kali berdiri di samping masjid 41 tahun setelah Nabi Muhammad SAW tutup usia,'' tutur Creswell. Meski begitu, beberapa sarjana mengungkapkan, di rumah Abdullah ibnu Umar berdiri sebuah tiang. Dari atas tiang itu adzan dikumandangkan adzan sehingga bisa terdengar sampai jauh. Konon, tiang itu masih berdiri hingga abad ke-10 Hijriyah.

Sekitar tahun 703 M atau 91 H, Umar ibnu Abdul Aziz juga telah membangun empat menara di setiap sudut Masjid Nabawi. Setiap menara tingginya mencapai sembilan meter. Melalui menara itu, muadzin bisa mengumandangkan panggilan shalat. Sementara itu, Ensklopedia Britanicca menyebutkan, menara masjid tertua di dunia terdapat di Kairouan, Tunisia yang dibangun antara tahun 724 M hingga 727 M.

Tradisi Byzantium

Versi lain menyebutkan, Khalifah Al-Walid I (705-715) dari Bani Umayyah merupakan pemimpin muslim pertama yang memasukkan unsur menara sebagai salah satu unsur khas dalam arsitektur masjid. Semasa berkuasa, Al-Walid I memang dikenal sebagai pemimpin yang punya selera dan kepedulian tinggi dalam rancang bangun arsitektur.

Tradisi membangun menara ini diawali ketika Al-Walid I memerintahkan pemugaran bekas bangunan basilika Santo John menjadi sebuah masjid besar, yang kemudian menjadi Masjid Agung Damaskus. Awalnya, pada bekas bangunan basilika tersebut terdapat dua buah menara yang berfungsi sebagai penunjuk waktu, lonceng pada siang hari dan kerlipan lampu pada malam hari.

Menara itu merupakan salah satu ciri khas bangunan Byzantium. Dalam Ensikopedia Islam terbitan Ichtiar Baru Van Hoeve (IBVH) disebutkan, asal-usul menara sebagai sebuah bangunan arsitektural mungkin didasarkan pada satu ada campuran beragam sumber. Ada yang menyebutkan berasal dari menera api simbolis Zoroaster hingga menara pengawas Romawi, mercu suar pantai, hingga gereja.

Namun, terlepas dari mana asal-muasalnya, Khalifah Al-Walid I amat tertarik untuk mempertahankan kedua menara yang bertengger di basilika Santo Jhon itu. Bahkan, untuk mempertegas wibawa dan kemegahan Masjid Agung Damaskus itu, dia kemudian membangun lagi sebuah menara di sisi utara pelataran masjid (tepat di atas Gerbang al-Firdaus). Menara itu pun biasa disebut Menara Utara Masjid Damaskus.

Setahun kemudian (706 M), Khalifah Al-Walid I memutuskan memugar Masjid Nabawi di Madinah. Awalnya, masjid itu tak dilengkapi satu menara pun. Atas perintah Al-Walid I, para arsitek mulai membangun menara masjid sebagai tempat muadzin untuk mengumandangkan adzan. Bentuk menara pada Masjid Nabawi dan menara utara Masjid Damaskus sangat mirip, terutama pada ornamen kubah puncak menara yang ramping.

Red: Budi Raharjo
Rep: Nidi Zuraya



http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/islam-digest/10/07/21/125783-kapankah-menara-masjid-kali-pertama-dibangun

Chris Eubank, Petinju Dunia yang Juga Menjadi Mualaf

Chris Eubank, Petinju Dunia yang Juga Menjadi Mualaf
Christ Eubank

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--

"Saya mulai berpikir tentang indahnya Islam di di Kairo dan menyatakan keislaman saya di Dubai." (Chris Eubank)


Petinju Inggris, Chris Eubank, mengejutkan dunia olahraga di Inggris ketika ia mengumumkan berpindah keyakinan dan menganut Islam pada Maret 1997. Ia mengubah namanya menjadi Hamdan. Dia telah mempelajari Islam untuk sementara waktu dan memutuskan untuk menerimanya setelah itu. Eubank menjadi Muslim setelah kemenangannya atas petinju Kolombia Camilo Alarcon di Dubai pada tahun yang sama.

Eubank, yang memenangkan berbagai kejuaraan tinju dunia, dikenal karena penampilan yang elegan dan gaya bicaranya filosofis. Petinju kelas dunia lain yang kerap disejajarkan dengan dia adalah Muhammad Ali dan Mike Tyson, yang juga telah memeluk Islam.

Eubank memulai perjalanan imannya yang membuat pria bernama asli Christopher Livingstone Eubanks ini memeluk Islam dengan mempelajari agama ini, terutama mengenai prinsip-prinsip ajarannya. Kehadirannya di Kairo untuk berlaga, membawanya pada hikmah lain: dibukakan matanya akan keagungan Islam. Batinnya bergolak, bergemuruh seperti sorak-sorai pendukungnya ketika dia mengkanvas lawan-lawannya, saat ia makin yakin akan Islam, dan ingin segera menyatakan syahadat.

Namun berbanding terbalik dengan keperkasaannya di atas ring tinju, ia tak berani bercerita tentang pergolakan batinnya itu pada siapapun. Eubank merahasiakannya. Baru beberapa bulan kemudian, ia memutuskan untuk mengumumkan konversinya ke Islam dan mengubah namanya di Dubai. Kabar ini dengan cepat dilaporkan oleh pers Inggris.

Eubank telah mempelajari Islam selama dua tahun sebelum mengumumkan konversi untuk itu. Dia juga mengunjungi Mike Tyson di penjara selama jangka waktu tersebut. Saat itu, Tyson yang mengingkuk di balik jeruji besi karena dituduh memperkosa salah satu kontestan Miss Amerika telah lebih dulu menjadi Muslim.

Kunjungannya ke Amerika Serikat dilakukan khusus untuk menemui petinju dunia itu, setelah dia berada di ujung pencarian tentang agama. Ia menyewa pesawat pribadi ke Amerika Serikat hanya demi menemui Tyson.

Dalam obrolan itu, Tyson sempat bertanya apakah ia akan menjadi Muslim suatu hari. Ia hanya menjawab singkat, "Kita tidak harus pergi terlalu jauh. saya telah menjelaskan lebih dari sekali selama bulan-bulan terakhir yang saya sedang belajar agama, semua agama, termasuk Islam." Obrolan itu, juga diingat dengan baik oleh Tyson.

"Islam itu agama yang hebat, tapi, sayangnya, itu terdistorsi oleh minoritas ekstremis yang telah melakukan banyak merugikan diri mereka sendiri dan umat Islam melalui tindakan mereka yang tidak ada hubungannya dengan ajaran Islam toleran," ujar Eubank.

Pria kelahiran 8 Agustus 1966 ini menjadi Muslim bukan karena "latah" mengikuti Tyson dan Muhammad Ali. Walau ia mengakui, Tyson makin membukakan matanya pada Islam. Sebelumnya, ia melakukan studi mengenai agama untuk beberapa waktu, di antara yang merupakan studi komparatif Islam dan agama lain. "Setelah ini, saya mencapai keputusan yang mengharuskan beberapa waktu untuk mengambil. Ada dorongan yang begitu kuat untuk mengumumkan konversi saya ke Islam, maka keputusan konversi saya umumkan di depan publik di Dubai. "

Keputusan Eubank untuk memeluk Islam dengan tujuan memelihara kebersihan pikirannya di dunia tinju telah menimbulkan reaksi yang berbeda di dunia olahraga Inggris.Namun ia sudah bulat dengan keputusannya, dan tak ada cerita surut ke belakang.

"Ini pertempuran batin yang sungguh sulit saya menangkan sebelumnya; saya sadar publik Inggris akan mencemooh saya dan popularitas saya merosot. Namun di sisi lain, saya adalah Chris Eubank, manusia yang membutuhkan Islam," ujarnya.

Ia kemudian menarik diri ke dalam pemikiran filosofis yang lebih dalam. "Akan sangat menyedihkan membatasi peran saya dalam hidup untuk hanya menjadi petinju sukses atau olahragawan yang hanya peduli tentang mobil dan pakaian," katanya. "Maka saya memutuskan mengumumkan keislaman saya."

Ia memilih "Hamdan" sebagai nama Muslimnya, yang disisipkan di depan nama aslinya. Namun, pers kerap mengabaikan hal itu dan menulis nama lamanya. "Tidak mengapa mereka tak mencantumkan nama baru itu. Tapi mereka tahu bahwa ketika harus menulis hal yang terkait dengan identitas keagamaan saya, maka kata Islam harus ditulis, karena kini saya seorang Muslim, dan saya bangga menjadi Muslim," ujarnya.

Red: Siwi Tri Puji B




http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/10/07/21/125770-chris-eubank-petinju-dunia-yang-juga-menjadi-mualaf

Kamis, 15 Juli 2010

Daniel Streich, Islamnya Pencetus Larangan Menara Masjid di Swiss

Daniel Streich, Islamnya Pencetus Larangan Menara Masjid di Swiss
Daniel Streich

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Masyarakat Swiss terbelah. Penyebabnya, usulan pelarangan menara masjid di negeri pembuat jam tangan itu. Masyarakat Swiss harus memutuskan sikapnya melalui referendum yang kemudian dimenangkan oleh kelompok pengusung ide anti Islam tersebut.

Usulan yang kontroversial itu datang dari Partai Rakyat Swiss (SVP). Dan Daniel Streich merupakan politikus SVP yang paling getol mengkampanyekan usulan tersebut. Bahkan, dia termasuk orang pertama yang melontarkan larangan menara dan kubah Masjid di negaranya. Lebih ekstrim lagi, dia pun dikabarkan memiliki ide untuk menutup semua masjid di Swiss.

Dalam banyak kesempatan, Streich kerap melontarkan pernyataan yang menyudutkan Islam. Tanpa memandang persamaan hak, dia mencemooh dan bahkan menebar benih-benih kebencian terhadap Islam. Bisa dikatakan, seluruh perjuangannya di SVP dicurahkan untuk melawan agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW ini. Hingga puncaknya, saat referendum tiba, masyarakat Swiss pun menyetujui usulan pelarangan menara masjid itu.

SVP bisa dibilang sukses menggolkan idenya. Namun, perjalanan seseorang memang tak bisa diterka. Streich yang awalnya begitu membenci Islam, tiba-tiba dikabarkan telah menjadi penganut Islam. Kabar itu datang di awal tahun ini. Kontan, deklarasi masuk Islam yang disampaikan politikus itu pun menggegerkan partai dan rakyat Swiss.

Bagaimana bisa seseorang seperti Streich dalam waktu singkat seperti berubah 180 derajat dan menjadi Muslim? Rupanya, di masa-masa kampanye untuk menentang berdirinya menara masjid di negaranya, bahkan jauh sebelum itu, dia sedikit demi sedikit mendapatkan hidayah yang mungkin dengan cara yang tak disadarinya. Awalnya, dia coba memahami ajaran Islam dengan mempelajari Alquran.

Streich perlu mengetahui Islam agar dapat berargumentasi dengan kalangan Muslim mengenai berbagai hal tentang keimanan, terutama ide-ide partainya yang menginginkan pelarangan menara Masjid. Namun, Allah SWT berkehendak lain. Melalui cara itu, justru dia diperkenalkan dengan ajaran Islam yang suci. Dia kian memahami Islam dan kemudian mengakui bahwa alquran memberikan ajaran yang benar.

''Islam menawarkan saya jawaban logis untuk pertanyaan-pertanyaan hidup yang penting, yang pada akhirnya tidak pernah aku temukan dalam agama Kristen,'' kata Streich yang terlahir sebagai penganut Kristiani.

Usai mendapatkan hidayah, Streich mendeklarasikan dirinya telah pindah agama dan menyatakan keluar dari SVP. Setelah memeluk agama barunya ini, dia telah jauh berubah. Kini dia dikenal sebagai sosok yang sangat berkomitmen terhadap Islam, rajin membaca alquran, dan sholat lima waktu.

Bahkan, Streich bercita-cita ingin membangun sebuah masjid yang terindah di Eropa di negaranya. Di Swiss kini telah berdiri empat masjid dan dia ingin menambah satu lagi.

Red: Budi Raharjo
Rep: Berbagai sumber



http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/10/07/15/124919-daniel-streich-islamnya-pencetus-larangan-menara-masjid-di-swiss

Sabtu, 03 Juli 2010

Perempuan Aktivis Kemanusiaan Yahudi Masuk Islam

Sahabat Alaqsha
Perempuan Aktivis Kemanusiaan Yahudi Masuk Islam
Thali Fahima

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT--Seorang aktivis kemanusiaan Yahudi asal Maroko, Thali Fahima, Senin 7 Juni, mengumumkan keislamannya di kota Umm Al Fahm, setelah melalui berbagai liku jalan dalam pencarian agama ini. Thali Fahima memilih untuk menyatakan keislamannya di kota Umm Al Fahm karena ia ingin menjelaskan bahwa yang mendorong ia masuk Islam adalah karena ia mengenal baik Asy Syaikh Raid Shalah, pemimpin gerakan Islam di Palestina 1948 yang sekarang diduduki Zionis.

“Ketika pertama kali saya bertemu dengan Syaikh Raid Shalah, saya merasakan dari dalam diri saya sesuatu yang mengguncang jiwa saya, meskipun ia belum mengucapkan sepatah kata pun. Akan tetapi pancaran raut wajahnya dan sikap rendah hatinya benar-benar mendorong saya untuk masuk Islam,” kata dia mengenang pertemuan itu.

Pernyataan keislamannya di Masjid Al Malsa dan disaksikan oleh Asy Syaikh Dr Raid Fathi, Asy Syaikh Yusuf Al Bazz serta imam Masjid Malsa, Asy Syaikh Taufik Yusuf dan Asy Syaikh Mustafa Ridha. Setelah Asy Syaikh Raid Fathi menjelaskan pokok-pokok ajaran Islam kepada Thali Fahima, ia pun beranjak untuk menjenguk Asy Syaikh Raid Shalah yang sedang dalam tahanan rumah oleh 'pemerintah' Zionis.

Ia menjenguk pemimpin gerakan Islam itu untuk memberitahukan keislamannya sekaligus menyampaikan rasa terima kasih kepadanya. Thali juga mengungkapkan rasa syukurnya kepada Allah Ta’ala yang telah mentakdirkannya mengenal Asy Syaikh Raid Shalah sebagai jalan baginya untuk menjemput hidayah teragung, yaitu Islam yang lurus.



http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/10/06/09/119042-perempuan-aktivis-kemanusiaan-yahudi-masuk-islam

Susan Carland, Aktivis Gereja yang Menemukan Kelembutan Islam

Susan Carland, Aktivis Gereja yang Menemukan Kelembutan Islam
Susan Carland
REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE--Tahun 2004 lalu, mungkin menjadi tahun yang paling berkesan bagi seorang Susan Carland. Betapa tidak, wanita kelahiran Melbourne, Australia, ini terpilih sebagai Tokoh Muslim Australia (Australian Muslim of the Year) 2004. Sejak saat itu, sosoknya dikenal luas di seluruh penjuru Negeri Kangguru, bahkan hingga ke negeri tetangga.

Kendati pernah dinobatkan sebagai Tokoh Muslim Australia berpengaruh, sejatinya Susan bukan berasal dari keluarga Muslim. Kedua orang tuanya merupakan pemeluk Kristen yang taat. Ia sendiri baru mengenal Islam pada usia yang baru menginjak 19 tahun.

Orang tuanya bercerai ketika Susan berusia tujuh tahun. Ia kemudian memilih untuk tinggal bersama ibunya, yang dianggapnya sebagai sosok wanita yang gigih, penyayang, dan orang yang paling banyak memengaruhi perjalanan kehidupannya.

Sebagai pemeluk Kristen yang taat, sang ibu pun mengharuskan anak gadisnya itu untuk aktif dalam kegiatan gereja dan mengikuti sekolah Minggu. Namun, ketika menginjak usia 12 tahun, ia memutuskan tidak lagi menghadiri kegiatan gereja dan mengikuti sekolah Minggu. "Saat itu, saya beralasan bahwa saya tetap percaya kepada Tuhan meskipun tidak ke gereja."

Namun, keinginan yang kuat untuk mengenal Tuhan lebih jauh pada akhirnya mendorong Susan untuk ikut aktif lagi di kegiatan gereja. Ia kemudian memutuskan bergabung dengan sebuah komunitas gereja yang menurutnya terbilang lebih toleran dibandingkan yang sebelumnya pernah ia masuki.

Walaupun aktif dalam kegiatan gereja, diakui Susan, dirinya tetap bisa melalui masa remajanya seperti kebanyakan gadis seusianya. Pada waktu senggang, ia mengikuti kelas balet dan kegiatan ekstrakulikuler lainnya yang diselenggarakan oleh sekolahnya.

Saat aktif di komunitas gereja baru ini, ia kerap mendengar pembicaraan orang-orang di sekitarnya yang mengaku berbicara dengan Tuhan dalam bahasa roh. Hal tersebut menimbulkan kebingungan dalam dirinya yang saat itu tengah mempelajari konsep mengenai ketuhanan.

Ketika merayakan ulang tahunnya yang ke-17, Susan membuat beberapa resolusi di tahun baru. Salah satu resolusinya adalah menyelidiki agama-agama lain. "Agama Islam saat itu tidak masuk dalam daftar teratas karena agama ini bagi saya terlihat asing dan penuh dengan kekerasan," ungkapnya.

Pengetahuan tentang Islam yang dimiliki Susan kala itu hanya sebatas pada penjelasan-penjelasan yang ia baca di buku ensiklopedia anak-anak dan dalam film berjudul Not Without My Daughter. Di samping itu, ada juga pesan yang pernah disampaikan ibunya bahwa beliau tidak peduli jika dirinya menikah dengan seorang pengedar narkoba sekalipun, asalkan jangan dengan seorang Muslim.

Layar TV

Lalu, kenapa ia kemudian memilih Islam? Ada nilai lebih yang ia dapatkan dalam agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, yakni kedamaian dan kelembutan. Kebalikan dari yang pernah ia dengar sebelumnya.

Saat disuruh menjelaskan bagaimana ia bisa memutuskan menjadi seorang Muslimah, ibu dua anak ini menuturkan kepada harian The Star bahwa ia tidak bisa mengingat secara pasti, apakah dia menemukan Islam atau Islam menemukannya. Yang pasti, semua peristiwa tersebut tidak pernah ia rancang sebelumnya. "Hari itu, saya menyetel televisi dan mendapati diri saya sedang asyik menyaksikan sebuah program mengenai Islam," ujarnya.

Sejak saat itu, berbagai artikel mengenai Islam di koran dan majalah selalu menarik perhatian Susan. Tanpa disadarinya, ia mulai mempelajari agama Islam. Ketika dalam proses pembelajaran tersebut, Susan justru menemukan sebuah 'kelembutan' yang tidak pernah ia temukan. Lagi pula, ajaran Islam menarik baginya secara intelektual.

"Agama ini jauh berbeda dibandingkan agama-agama yang pernah saya pelajari dan selidiki. Dalam Islam, ternyata tidak mengenal yang namanya pemisahan antara pikiran, tubuh, dan jiwa seperti halnya yang pernah saya pelajari dalam agama Kristen," papar dosen sosiologi Universitas Monash, Australia, ini.

Berawal dari situ, Susan bertekad bulat untuk memeluk Islam. Satu kebohongan besar yang terpaksa ia lakukan adalah merahasiakan perihal keislamannya dari keluarga dan teman-temannya, terutama sang ibu.

Namun, takdir berkata lain. Rahasia yang telah ditutupinya rapat-rapat terbongkar juga ketika ibunya mengadakan perjamuan makan malam dengan menu hidangan utama daging babi. "Saat itu, saya mengalami dilema, antara mesti mengumumkan soal keislaman saya atau memakan makanan haram itu," ujarnya mengenang peristiwa itu.

Dalam kebimbangan tersebut, ia pun berterus terang. Namun, tanpa ia sangka, reaksi yang ditunjukkan oleh ibunya sungguh membuatnya terkejut. Bukan kemarahan dan cacian, melainkan tangisan dan pelukan erat dari sang ibunda yang diterimanya.

Selang beberapa hari setelah insiden makan malam tersebut, istri dari Waleed Ali ini kemudian memutuskan mengenakan jilbab. Menurutnya, menutup kepala merupakan kewajiban bagi seorang Muslimah. Karena, hakikatnya, Islam mengatur segala aspek dalam kehidupan manusia. Bagi dia, banyak manfaat yang dirasakan dengan menutup aurat itu. "Selain sebagai sebuah peringatan agar kita lebih mendekatkan diri kepada-Nya, juga menjadikan wanita Muslim sebagai duta Islam," ujarnya.

Selepas memeluk Islam, perjalanan hidup yang dilalui Susan tidaklah semudah yang dialami segelintir mualaf yang bernasib baik. Susan sering berhadapan dengan kemarahan khalayak ramai dan dijauhi oleh teman-temannya. Bahkan, ia juga kerap mendapatkan penghinaan di depan umum terkait dengan jilbab yang menutupi kepala dan rambutnya.

Namun, kini semuanya berubah. Setelah lima tahun berislam, barulah Susan mempunyai teman-teman yang bukan saja berasal dari kalangan Muslim, tetapi juga dari non-Muslim. Dengan busana Muslim yang membalut tubuhnya, ia kini bebas mengajak anaknya untuk berjalan-jalan di taman kota ataupun bermain di dekat danau, di mana dulu semasa kecil ia sering diajak oleh ibunya untuk memberi makan bebek. Begitupun ketika ia pergi mengajar ke kampus dengan mengendarai VW Bettle warna merah muda yang biasa disapanya dengan panggilan 'Gus', tidak ada lagi tatapan sinis dari orang-orang di sekelilingnya.





http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/10/06/17/120473-susan-carland-aktivis-gereja-yang-menemukan-kelembutan-islam

Kristiane Backer, dari Glamour MTV Menuju Jalan Hidayah

Kristiane Backer, dari Glamour MTV Menuju Jalan Hidayah
Kristiane Backer

REPUBLIKA.CO.ID, HAMBURG--"Saya menemukan kenyataan bahwa Islam berpihak kepada perempuan dan laki-laki. Di dalam Islam, perempuan telah memiliki hak untuk memilih pada tahun 600 Masehi. Perempuan dan laki-laki di dalam Islam berpakaian dengan cara yang sopan. Mereka pun tidak diperkenankan saling menggoda. Bahkan, kaum perempuannya diperintahkan untuk memanjangkan pakaian mereka." Demikian ungkapan hati yang dituliskan Kristiane Backer dalam buku autobiografinya yang berjudul 'From MTV to Mecca' atau 'Dari MTV Menuju Makkah'.

Kristiane Backer lahir dan tumbuh dewasa di tengah keluarga Protestan di Hamburg, Jerman. Pada usia 21 tahun, ia bergabung dengan Radio Hamburg sebagai wartawati radio. Dua tahun kemudian, ia terpilih sebagai presenter MTV Eropa di antara ribuan pelamar. Sebagai konsekuensi pekerjaannya, ia pun pindah ke London, Inggris.

"Begitu luar biasa. Pada usia 20-an, aku tinggal di Notting Hill. Sebagai gadis muda di kota yang sama sekali baru, aku diundang ke mana-mana, difoto banyak papparazi, dan bekerja sebagai presenter. Saat itu aku bertemu dengan banyak orang-orang terkenal. Aku merasakan kehidupan yang sangat menyenangkan. Rasa-rasanya hampir semua gaji yang aku terima habis untuk membeli baju dan pernak-pernik yang bagus dan trendy. Aku pun sering melakukan perjalanan ke berbagai tempat menarik di Eropa," begitulah Kristiane menceritakan awal kehidupannya sebagai selebritis muda.

Sekali waktu, Kristiane pergi ke Boston mewawancarai Rolling Stone dan mengikuti tur-tur besar para artis terkenal dunia. Kristiane bahkan dinobatkan sebagai presenter perempuan nomor satu di MTV sehingga selalu muncul di layar kaca. Ia juga pernah didaulat menjadi presenter untuk acara Coca-Cola Report dan Europe Top 20.

Boleh dibilang, jika ada kelompok musik baru, maka Kristiane-lah orang pertama yang mewawancarai mereka. Jutaan orang di Eropa pun mengenal gaya Kristiane dengan saksama dan banyak acara besar dengan penonton sebanyak 70 ribu orang sering ia bawakan. Bagi khalayak pemirsa Eropa, Kristiane adalah salah satu sosok penyiar favorit karena kecakapannya.

Di tengah kehidupan glamornya, ia mengalami keguncangan spiritual. Kemudian di tahun 1992, Kristiane bertemu dengan Imran Khan, yang kelak menjadi suaminya. Imran Khan adalah anggota tim kriket Pakistan. Pertemuan itu adalah pertemuan pertama kali antara Kristiane dengan seorang bintang yang beragama Islam. Kristiane dan Khan yang sama-sama mendalami Islam, selalu berdiskusi tentang Islam. Khan selalu memberikan buku-buku tentang Islam kepada Kristiane dan dengan penuh semangat pula Kristiane mengkajinya.

"Aku menemukan bahwa Alquran sarat dengan hal-hal rasional. Dan pandangan lamaku tentang Islam berubah. Karena apa yang kupelajari berbeda dengan anggapan orang-orang di sekitarku. Bahkan ketika aku mengkaji masalah perempuan dalam Islam, aku menemukan bahwa Islam menjunjung tinggi hak-hak wanita yang sekarang tengah diperjuangkan di seluruh dunia. Akan tetapi Islam telah menjunjung tinggi hak-hak wanita sejak ratusan tahun yang lalu. Perempuan dan laki-laki berpakaian dan bertingkah dengan cara yang sopan," jelas Kristiane.

Kristiane menceritakan bahwa sejak mengenal Islam dan membaca terjemahan Alquran, ia tak lagi menggunakan rok pendek dan pakaian yang buka-bukaan. Ia mulai mengenakan pakaian longgar dan panjang jika tampil di televisi. Ia dengan tegas mengatakan bahwa wanita yang memperlihatkan tubuhnya di depan publik adalah melecehkan seluruh wanita di muka bumi ini.

Akhirnya, ia menerima Islam dengan lapang dada dan sukacita. Setelah mengucap syahadat, perlahan ia mempelajari shalat lima waktu dan berpuasa Ramadhan. "Dulu aku sering sekali minum champagne di pesta-pesta malam, kini saya tidak lagi menyentuh minuman seperti itu," kisahnya.

Namun, keputusannya untuk menjadi seorang Muslimah juga menuai berbagai macam cobaan. Kristiane tidak lagi diizinkan untuk tampil di layar kaca menjadi pembawa acara. Tak hanya itu, kawan-kawan dan kerabatnya pun mengucilkannya. Untunglah, kedua orang tua Backer tak mempermasalahkan jalan hidup yang dipilih anaknya itu. Mereka malah mendukungnya.

"Beberapa waktu setelah saya memutuskan untuk menjadi Muslimah, saya merasa keterasingan yang sangat. Saya dikucilkan oleh kawan-kawan dan kerabat saya. Tetapi Alhamdulillah, kedua orang tua saya mendukung langkah dan pilihan hidup saya untuk berislam," tutur dia. Keislaman Kristiane itu juga yang membawa berkah bagi kehidupan keluarganya. Kedua orang tuanya merasa bahagia melihat sosok Kristiane yang baru, yang telah menjadi umat Muhammad.

Kristiane juga menceritakan, suasana keluarganya kian hangat oleh diskusi-diskusi seputar keislaman. ''Keluarga saya sangat banyak mengambil hal-hal positif dari ajaran agama yang saya anut sekarang ini,'' tutur Kristiane sebagaimana dilansir harian Alarabiya.





http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/10/06/26/121815-kristiane-backer-dari-glamour-mtv-menuju-jalan-hidayah

Peter Sanders, Raja Fotografi yang Menemukan Islam

Peter Sanders, Raja Fotografi yang Menemukan Islam
Peter Sanders

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--"Fotografi telah mengenalkan Islam kepada Barat," begitu kata Peter Sanders, fotografer kelas dunia yang juga pemilik Peter Sanders Photography Library seperti dikutip harian Al-Watan edisi 29 Januari 2008. Sanders menyatakan bahwa masyarakat Barat banyak yang tak tahu dan tak mengenal Islam secara benar.

Namun, peristiwa 11 September 2001 telah membawa masyarakat Barat untuk mengetahui Islam yang sebenarnya secara lebih mendetail. Termasuk, melalui hasil karya seni atau fotografi, seperti yang dihasilkannya. Karena, menurut Sanders, hasil fotografi yang indah akan lebih cepat memperkenalkan Islam kepada masyarakat Barat.

Sebagai salah satu fotografer legendaris dan ternama, Sanders terbilang unik. Ia tak pernah mengenyam pendidikan fotografi, sebagaimana umumnya para fotografer profesional. Sanders hanya belajar fotografi secara autodidak.

Kursus fotografi pertama Sanders justru dilakukan akhir 1990 di Swiss atau tiga dasawarsa setelah ia malang melintang di jagat fotografi. "Itu pun karena saya mendapat proyek di Arab Saudi yang menuntut penggunaan kamera format besar," tuturnya. Sanders muda mengaku sering kesulitan uang. Tapi, ia berani berspekulasi dengan menjadi seorang fotografer. Ia menjajakan karya-karyanya ke penerbitan, koran, majalah, atau sampul album musik.

Sanders mengaku terjun ke dunia fotografi hanya menuruti panggilan hatinya. Sebab, ia tak memiliki kemampuan dan keahlian yang bisa diandalkan. Lantaran hobi, ia merasa bakal mampu survive di dunia fotografi kendati tanpa harus memiliki titel mentereng.

Saat ini, Sanders memiliki Peter Sanders Photography Library. Ini semacam pepustakaan yang mendokumentasi karya Sanders sepanjang 39 tahun kariernya di dunia Muslim. Ada lebih dari 250 ribu foto dalam bentuk digital di situ. Ia menjualnya untuk keperluan majalah atau buku-buku tentang Islam.

Dunia fotografi profesional sudah Sanders tekuni lebih dari 50 tahun lamanya. Namun, tidak demikian dengan dunia spiritualnya saat ini. Sang fotografer kawakan kelahiran London, Inggris, 64 tahun silam ini memang tidak dilahirkan dari keluarga Muslim. Agama Islam sendiri baru dikenalnya pada saat ia melakukan perjalanan ke India pada 1970.

Ia mulai berkarier dalam dunia fotografi pada pertengan tahun 1960-an. Saat itu, fotografi yang sedang ngetrend adalah mengabadikan bintang-bintang musik terkenal. Begitu juga dengan Sanders. Ia berdiri di bibir panggung para superstar hanya untuk mengabadikan aksi panggung Bob Dylan, Jimi Hendrix, The Doors, The Who, atau Rolling Stones.

Namun, Sanders merasa jiwanya kering. Kejenuhan akan objek yang itu-itu saja dan persepsinya terhadap fotografi akhirnya membawa dia pada sebuah perjalanan yang rumit. Ia merasa dunia fotografi semakin tak menantang. Hal itu membuatnya semakin gelisah. Maka, pada 1970, ia mengembara hingga ke India.

Perjalanan ini pun membawa Sanders pada dunia yang belum pernah dikenalnya. Ia mulai mengenal Islam dan mencoba mempelajarinya. Semakin lama, ia makin terpesona dengan keindahan Islam. "Ketika itu, usia saya baru menginjak 24 tahun. Saya bertanya tentang mati. Usaikah diri kita setelah mati? Pertanyaan itu terus menghantui saya. Saya pergi ke India. Saya belajar Hindu, Buddha, Sikh, dan Islam," ungkapnya mengkisahkan awal mula perjalanannya menemukan Islam.

Saat berada di India, Sanders mengalami peristiwa yang amat berkesan. Pada suatu pagi, saat tengah menunggu kereta api di stasiun yang penuh dengan orang dan hiruk pikuk keramaian, seorang ibu tiba-tiba menggelar tikar di dekatnya. Ibu tersebut lantas melakukan gerakan shalat di situ. Hal ini mengejutkan Sanders. Sebab, selama ini dia memang belum pernah melihat orang shalat.

Kemudian, Sanders bertanya kepada seorang anak muda yang berdiri di dekatnya. "Apakah ini?" Anak muda tersebut menjawab, "Ini nenek saya. Dia seorang Muslim. Ia sedang shalat." Momen tersebut terus terekam dalam ingatannya.

Setelah perjalanan ke India tersebut, ia kembali ke Inggris dan mendapati teman-teman lamanya banyak yang terjerumus dalam penggunaan narkoba. Namun, beberapa orang temannya ada yang menjadi Muslim dan terhindar dari dunia narkoba dan kehidupan malam. Dari sini, ia seakan mendapatkan petunjuk. "Inilah jalan yang harus saya tempuh." Begitu batinnya mengatakan. Akhirnya, ia memutuskan masuk Islam dan mengganti namanya menjadi Abd al-Adheem.

Di sebuah koran beberapa tahun lalu, Sanders membuka rahasia mengapa ia memilih Islam. Menurutnya, tak ada yang menariknya kepada agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW, selain yang menciptakan manusia. "Tuhanlah yang memilihkan untuk saya," katanya.

Maka, seusai mendeklarasikan keislamannya ini, Sanders tampak makin bersahaja. Ia tak lagi merasa kering dan gersangnya hati. Islam memberi roh pada pekerjaannya. Islam juga mengilhaminya pada sebuah jalan baru untuk makin menekuni dunia fotografi, namun dengan objek yang berbeda.

Tahun itu juga, Sanders memutuskan pensiun menjadi fotografer selebriti. Ia memulai pengembaraannya ke negeri-negeri Muslim. Tiga bulan setelah masuk Islam, ia berkesempatan menunaikan ibadah haji ke Makkah atas biaya dari seorang kenalannya.

Saat menunaikan ibadah haji, Sanders mendapat kesempatan untuk memotret Ka'bah dan lautan jamaah haji dari jarak dekat. Pada tahun 1971, saat itu masih terbilang sulit untuk bisa mengambil gambar di Makkah dan Ka'bah pada khususnya serta lokasi lain di Arab Saudi.
Namun, berkat keuletannya, dia mendapatkan izin dari orang yang tepat dan terpandang di Arab Saudi saat itu.

Foto-foto perjalanan spiritualnya dimuat di media-media utama Barat untuk pertama kalinya, seperti The Sunday Times Magazine dan The Observer. Dan, mulai saat itulah, Peter Sander alias Abd AlAdheem makin terkenal.




Tujuh Perbuatan Haram dalam Dunia Bisnis

Tujuh Perbuatan Haram dalam Dunia Bisnis
ilustrasi

Oleh A Riawan Amin

Pada prinsipnya, setiap pelaku bisnis syariah diberi kebebasan untuk mengembangkan kreativitasnya. Pintu ijtihad sangat terbuka lebar. Hal ini sesuai dengan kaidah fikih yang menyatakan bahwa menurut ketentuan asal, sesuatu itu dibolehkan, selagi belum ada dalil yang mengharamkan. (Imam Suyuti, al-Asybah wa an-Nazhair, 1/33).

Secara umum, ada beberapa unsur dalam fikih muamalah yang menyebabkan suatu perbuatan atau aktivitas bisnis dapat dikategorikan haram. Pertama, zalim. Syariah melarang terjadinya interaksi bisnis yang merugikan atau membahayakan salah satu pihak. Karena, bila hal itu terjadi, maka unsur kezaliman telah terpenuhi. "Kalian tidak boleh menzalimi orang lain dan tidak pula boleh dizalimi orang lain." (QS Al-Baqarah [2]: 279).

Kedua, riba. Secara tegas syariah mengharamkan segala bentuk riba. "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka,jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu." (QS Al-Baqarah [2]: 278-279).

Bahkan,Rasulullah SAW menyamakan dosa riba dengan zina. "Satu dirham uang riba yang dimakan oleh seseorang dalam keadaan mengetahui bahwa itu adalah uang riba, dosanya lebih besar daripada berzina sebanyak 36 kali." (HR Ahmad dari Abdullah bin Hanzhalah dan dinilai sahih oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jami', no. 3375).

Ketiga, maysir (perjudian). "Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban) untuk berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji, termasuk perbuatan setan. Maka,jauhilah perbuatan-perbuatan itu, agar kamu mendapat keberuntungan." (QS Al-Maidah [5]: 90).

Keempat, gharar (penipuan). "Siapa yang menipu, maka ia tidak termasuk golongan kami." (HR Muslim, Abu Daud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hanbal, dan al-Darimi). Kelima, risywah (suap/sogok). "Rasulullah SAW melaknat orang yang memberi dan menerima suap." (HR Abu Daud dan at-Tirmidzi).

Keenam, haram. Dalam transaksi jual-beli, Islam mengharamkan memperjual-belikan barang-barang yang haram, baik dari sumber barang maupun penggunaan (konsumsi) barang tersebut.

"Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya mengharamkan jual beli khamar, bangkai, babi,dan patung-patung." Rasulullah pun ditanya, "Wahai Rasulullah, tahukah Anda tentang lemak bangkai, ia dipakai untuk mengecat kapal-kapal, meminyaki kulit-kulit,dan untuk penerangan banyak orang?" Nabi menjawab; "Tidak (jangan), ia adalah (tetap) haram " (Muttafaq 'Alaih).

Ketujuh, maksiat. Apa pun bentuk maksiat yang terdapat dalam proses transaksi (muamalat) merupakan hal yang diharamkan. Abu Mas'ud al-Anshari menuturkan, "Nabi SAW melarang (penggunaan) uang dari penjualan anjing, uang hasil pelacuran, dan uang yang diberikan kepada dukun." (Muttafaq 'Alaih).



http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/10/07/01/122714-tujuh-perbuatan-haram-dalam-dunia-bisnis