AR Rahman
REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI--Di dunia musik, sebelum film Slumdog Millionaire dirilis, nama AR Rahman mungkin tidak pernah ada yang mengenalnya. Padahal laki-laki kelahiran Chennai, Tamil Nadu, India tanggal 6 Januari 1966 ini telah menjual lebih dari 100 juta rekaman. Rahman yang dijuluki "Mozart of Madras" oleh majalah Time itu setidaknya telah menjadi pengarah musik lebih dari 50 film produksi Bollywood.
Dan, ketika sutradara Slumdog Millionaire, Danny Boyle menyodori posisi penata musik, ia tidak berpikir dua kali. Dia mulai merencanakan musik itu beberapa bulan dan akhirnya film itu benar-benar meledak.
Seperti mayoritas penduduk India yang menganut agama Hindu, Rahman sejak lahir sudah memeluk Hindu. Nama pemberian orang tuanya adalah AS Dileep Kumar. Ia tumbuh dan dibesarkan di tengah-tengah keluarga pemusik kaya raya. Ayahnya, RK Shekhar, dikenal luas sebagai komposer dan konduktor musik untuk film-film India berbahasa Malayalam.
Ketika usianya menginjak 9 tahun, sang ayah meninggal dunia dan peran sebagai kepala keluarga dipegang oleh ibunya Kareema (Kashturi). Sejak saat itu, kebutuhan hidup Rahman dan saudara-saudaranya ditutupi dari hasil menyewakan alat-alat musik peninggalan sang ayah. Kerasnya kehidupan yang harus ia lalui sepeninggal sang ayah telah membuatnya menjadi seorang atheis.
Berkat kecermelangannya dalam bermusik, ia pun mendapat tawaran beasiswa dari sebuah sekolah musik di Greewich, Inggris, Trinity College of Music. Rahman berhasil menyelesaikan pendidikan musiknya di sana dan lulus dengan gelar dalam bidang musik klasik Barat.
Persentuhan awal Rahman dengan agama Islam terbilang unik. Ketika itu sang adik tiba-tiba jatuh sakit. Berbagai upaya telah ditempuh dan dilakukan oleh keluarganya demi kesembuhan sang adik. Namun kesembuhan yang diharapkan tak kunjung tiba.
Di tengah keputusasaan yang melanda keluarga Rahman, salah seorang teman keluarganya, memberi saran agar mereka memanjatkan doa di sebuah masjid dan bersumpah untuk masuk Islam jika sang adik diberi kesembuhan kelak. Jadilah keluarga Rahman menjalankan saran tersebut.
Tak lama berselang sang adik pun diberi kesembuhan. Dan sesuai dengan sumpah yang telah mereka ucapkan, Rahman beserta seluruh anggota keluarganya menyatakan masuk Islam. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1989, saat usia Rahman baru menginjak 23 tahun. Sejak saat itu, dia pun mengubah namanya dari AS Dileep Kumar menjadi Allah Rakha (AR) Rahman.
Kepada majalah Time, suami dari Saira Banu ini mengungkapkan dirinya tertarik untuk memeluk Islam setelah mempelajari sufisme Islam. Mengenai identitas keislamannya ini ia tidak malu untuk menunjukkannya di hadapan publik.
Hal ini terlihat jelas manakala ia memberikan sambutan pada malam penganugerahan Academy Awards ke-81. Di hadapan para pelaku industri film dunia ia mengawali kata sambutannya dengan sebuah kalimat Tamil "Ella pughazhum iraivanukke", yang secara harfiah berarti "Semua pujian didedikasikan untuk Allah".
Kendati telah memeluk Islam, hal tersebut tidak membuat Rahman berhenti dari dunia seni musik. Dalam sebuah wawancara khusus dengan Majalah The Rolling Stone edisi 16 November 2008, Rahman mengungkapkan, pada tahun-tahun pertamanya menjadi seorang Muslim, bersama lima orang teman masa kecilnya ia membentuk sebuah band yang mereka beri nama Roots. Dalam band tersebut, ia ditempatkan sebagai pemain keyboard dan penggubah lagu.
Setelah band tersebut bubar, Rahman kemudian mendirikan sebuah grup musik beraliran rock. Band barunya ini ia beri nama Nemesis Avenue. Di Nemesis Avenue, ia memainkan beberapa alat musik, mulai dari keyboard, piano, synthesizer, harmonika hingga gitar. Namun dari kesemua perangkat alat musik ini, menurut Rahman, ia lebih tertarik dengan synthesizer. ''Alat ini merupakan kombinasi yang ideal antara musik dan teknologi,'' ungkap ayah dari Khadijah, Rahima dan Aameen ini kepada TFM Page Magazine edisi Januari 2006.
Karir profesionalnya di industri film baru mulai dirintis di tahun 1992, ketika ia mendirikan studio rekaman sendiri di rumahnya di Chennai. Studio musiknya yang diberinya nama Panchathan Record Inn tersebut saat ini bisa dibilang sebagai salah satu studio musik yang paling canggih dan memiliki teknologi tinggi di Asia.
Sepanjang karirnya sebagai musisi, Rahman telah memenangkan berbagai penghargaan, baik di tingkat nasional maupun internasional. Antara lain empat belas piala Filmfare Awards, sebelas piala Filmfare Awards South, empat piala National Film Awards, dua piala Academy Awards, dua Grammy Awards, satu piala BAFTA Award dan satu piala Golden Globe. Atas pencapaian ini, pada tahun 2005 lalu oleh majalah TIME ia pernah dinobatkan sebagai penulis soundtrack film yang paling menonjol di India. Di tahun 2009 lalu, majalah TIME kembali memberi penghargaan kepada Rahman dengan menempatkannya dalam daftar 100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia.
Dan, ketika sutradara Slumdog Millionaire, Danny Boyle menyodori posisi penata musik, ia tidak berpikir dua kali. Dia mulai merencanakan musik itu beberapa bulan dan akhirnya film itu benar-benar meledak.
Seperti mayoritas penduduk India yang menganut agama Hindu, Rahman sejak lahir sudah memeluk Hindu. Nama pemberian orang tuanya adalah AS Dileep Kumar. Ia tumbuh dan dibesarkan di tengah-tengah keluarga pemusik kaya raya. Ayahnya, RK Shekhar, dikenal luas sebagai komposer dan konduktor musik untuk film-film India berbahasa Malayalam.
Ketika usianya menginjak 9 tahun, sang ayah meninggal dunia dan peran sebagai kepala keluarga dipegang oleh ibunya Kareema (Kashturi). Sejak saat itu, kebutuhan hidup Rahman dan saudara-saudaranya ditutupi dari hasil menyewakan alat-alat musik peninggalan sang ayah. Kerasnya kehidupan yang harus ia lalui sepeninggal sang ayah telah membuatnya menjadi seorang atheis.
Berkat kecermelangannya dalam bermusik, ia pun mendapat tawaran beasiswa dari sebuah sekolah musik di Greewich, Inggris, Trinity College of Music. Rahman berhasil menyelesaikan pendidikan musiknya di sana dan lulus dengan gelar dalam bidang musik klasik Barat.
Persentuhan awal Rahman dengan agama Islam terbilang unik. Ketika itu sang adik tiba-tiba jatuh sakit. Berbagai upaya telah ditempuh dan dilakukan oleh keluarganya demi kesembuhan sang adik. Namun kesembuhan yang diharapkan tak kunjung tiba.
Di tengah keputusasaan yang melanda keluarga Rahman, salah seorang teman keluarganya, memberi saran agar mereka memanjatkan doa di sebuah masjid dan bersumpah untuk masuk Islam jika sang adik diberi kesembuhan kelak. Jadilah keluarga Rahman menjalankan saran tersebut.
Tak lama berselang sang adik pun diberi kesembuhan. Dan sesuai dengan sumpah yang telah mereka ucapkan, Rahman beserta seluruh anggota keluarganya menyatakan masuk Islam. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1989, saat usia Rahman baru menginjak 23 tahun. Sejak saat itu, dia pun mengubah namanya dari AS Dileep Kumar menjadi Allah Rakha (AR) Rahman.
Kepada majalah Time, suami dari Saira Banu ini mengungkapkan dirinya tertarik untuk memeluk Islam setelah mempelajari sufisme Islam. Mengenai identitas keislamannya ini ia tidak malu untuk menunjukkannya di hadapan publik.
Hal ini terlihat jelas manakala ia memberikan sambutan pada malam penganugerahan Academy Awards ke-81. Di hadapan para pelaku industri film dunia ia mengawali kata sambutannya dengan sebuah kalimat Tamil "Ella pughazhum iraivanukke", yang secara harfiah berarti "Semua pujian didedikasikan untuk Allah".
Kendati telah memeluk Islam, hal tersebut tidak membuat Rahman berhenti dari dunia seni musik. Dalam sebuah wawancara khusus dengan Majalah The Rolling Stone edisi 16 November 2008, Rahman mengungkapkan, pada tahun-tahun pertamanya menjadi seorang Muslim, bersama lima orang teman masa kecilnya ia membentuk sebuah band yang mereka beri nama Roots. Dalam band tersebut, ia ditempatkan sebagai pemain keyboard dan penggubah lagu.
Setelah band tersebut bubar, Rahman kemudian mendirikan sebuah grup musik beraliran rock. Band barunya ini ia beri nama Nemesis Avenue. Di Nemesis Avenue, ia memainkan beberapa alat musik, mulai dari keyboard, piano, synthesizer, harmonika hingga gitar. Namun dari kesemua perangkat alat musik ini, menurut Rahman, ia lebih tertarik dengan synthesizer. ''Alat ini merupakan kombinasi yang ideal antara musik dan teknologi,'' ungkap ayah dari Khadijah, Rahima dan Aameen ini kepada TFM Page Magazine edisi Januari 2006.
Karir profesionalnya di industri film baru mulai dirintis di tahun 1992, ketika ia mendirikan studio rekaman sendiri di rumahnya di Chennai. Studio musiknya yang diberinya nama Panchathan Record Inn tersebut saat ini bisa dibilang sebagai salah satu studio musik yang paling canggih dan memiliki teknologi tinggi di Asia.
Sepanjang karirnya sebagai musisi, Rahman telah memenangkan berbagai penghargaan, baik di tingkat nasional maupun internasional. Antara lain empat belas piala Filmfare Awards, sebelas piala Filmfare Awards South, empat piala National Film Awards, dua piala Academy Awards, dua Grammy Awards, satu piala BAFTA Award dan satu piala Golden Globe. Atas pencapaian ini, pada tahun 2005 lalu oleh majalah TIME ia pernah dinobatkan sebagai penulis soundtrack film yang paling menonjol di India. Di tahun 2009 lalu, majalah TIME kembali memberi penghargaan kepada Rahman dengan menempatkannya dalam daftar 100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia.
Red: Siwi Tri Puji B
Rep: Nidia Zuraya
Rep: Nidia Zuraya
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/10/12/25/154371-ar-rahman-sekeluarga-masuk-islam-setelah-sang-adik-sembuh