Selasa, 06 April 2010
Polisi jujur yang mengembalikan tas berisi 1.25 miliar
JEDDAH - Kejujuran seorang anggota polisi yang mengembalikan perhiasan dalam tas yang ditemukannya saat musibah banjir dan air bah di Jeddah 25 November lalu mungkin bisa diteladani.
Wanita setengah baya warga distrik Quwaizah, Jeddah, bernama Fatimah Al-Ghamdi, seperti dikisahkan harian Al-Madina, tanpa menduga, mendapatkan kembali tas berisi perhiasan senilai lebih SR 500.000 atau (Rp 1,25 miliar) yang hanyut terbawa air bah.
Saat musibah banjir terjadi, ia sambil menggandeng suaminya yang sakit- sakitan dengan tangan kanan. Sementara tangan kirinya memegang erat tas berisi uang dan emas-berlian, berjalan melintasi genangan air menuju lokasi yang lebih aman.
Saat permukaan air bah semakin tinggi, suaminya semakin lemah untuk melawan derasnya arus air, sehingga Fatimah harus memegang erat suaminya dengan kedua tangan dan secara naluriah melepaskan tas yang dipegangnya.
"Jika saya tidak memegangnya dengan erat, dia pasti terseret air bah. Saya tidak punya waktu untuk berpikir, saya lepaskan pegangan tas karena suami saya lebih berharga dari segalanya," tutur Fatimah.
Fatimah kemudian menyatakan ia begitu bahagia saat mencapai lokasi yang aman dari air bah bersama suaminya dan kemudian ditampung di tempat penampungan sementara. "Kadang-kadang saya teringat, saat ini tidak memiliki uang sepeser pun. Tetapi di lain pihak, saya juga bersyukur, masih bersama suami," kata Fatimah menuturkan kisahnya.
Sampai sebelas hari kemudian, seseorang menelefonnya dan mengatakan bahwa ia menemukan catatan mengenai alamat Fatimah di tas yang diselamatkannya dan ingin mengembalikan tas tersebut. "Saya hampir tidak percaya, tas saya akan kembali. Saya berpikir, tas itu pasti sudah hanyut. Isinya pun berantakan disapu air bah atau diambil orang," katanya terharu.
Teranya, isi tas itu tetap utuh, tidak sepotong pun permata dalam kotak itu yang hilang. Menurut wanita yang mujur itu, polisi yang mengantarkan tasnya bahkan meminta maaf karena terlambat mengembalikan tas yang ditemukan terapung-apung menuju mobilnya saat musibah air bah terjadi.
Polisi yang tidak bersedia disebutkan identitasnya itu mengatakan bahwa ia selama sepuluh hari sudah berusaha mencari alamat Fatimah yang dibacanya dalam secarik kertas catatan bank di dalam tas itu. Ia sudah mencoba menanyakan alamat Fatimah kepada petugas bank, namun menolak memberikanya dengan alasan keamanan dan kerahasiaan bank.
Baru setelah sepuluh hari kemudian, pegawai bank itu bersedia memberikan alamat dan nomor telefon Fatimah yang tercatat di daftar nasabah. Saat kejadian, polisi itu sedang menuju Mekah, dan sebelum menemukan tas itu sempat menolong beberapa korban yang terseret air bah yang melanda jalan bebas hambatan (Haramain Expressway) di ruas jalan Mekah menuju Jeddah.
Polisi jujur yang tidak bersedia disebutkan namanya itu juga menolak saat Fatimah dan suaminya memberikan cek uang dalam jumlah besar sebagai balas budi kebaikannya. "Hadiah dari Allah sudah cukup," ujar polisi jujur tersebut.
Banjir dan air bah yang melanda Jeddah dan sekitarnya 25 November lalu merenggut 117 nyawa, termausk 47 orang yang dinyatakan masih hilang.
Sumber : Situs Resmi Departemen Agama RI
SUMBER ASLINYA
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2957731
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar