Jeddah - Ratusan jamaah calon haji dari Indonesia nonkuota terlantar di Bandara King Abdul Azis, Jeddah. Sejumlah jamaah menangis dan mengaku menyesal sudah membayar mahal-mahal tapi diterlantarkan.
Hingga Senin (8/11/2010), jamaah nonkuota terus berdatangan di Bandara Jeddah. Menjelang penutupan kedatangan (closing date), Rabu (10/11/2010) jamaah nonkuota yang datang makin banyak.
Sayangnya, mereka terlantar tidak ada yang mengurus begitu tiba di bandara. Mereka tidak bisa keluar dari bandara karena penjemput datang terlambat, rata-rata hingga 5 jam baru dijemput. Bahkan ada jamaah yang tidak dijemput sama sekali oleh penyelenggara.
Jamaah tampak bingung, sampai ada yang menangis karena mengira dirinya jamaah ONH plus. Mereka rata-rata membayar Rp 50 hingga Rp 60 juta.
"Saya menyesal, saya kira saya ikut ONH plus. Sudah bayar Rp 60 juta, kok seperti ini," kata Satrina asal Sampang Madura.
Satrina ke Jeddah dengan penerbangan Royal Brunei. Dari Surabaya, ia naik kereta ke Jakarta. Di Jakarta, ia juga menginap di pondokan. "Tapi saya nggak tahu nama pondokannya. Terus ke Brunei baru ke Jeddah," kata Satrina.
Jamaah nonkuota tidak hanya terdiri dari orangtua tapi ada juga jamaah yang masih berusia 8 tahun dan 14 tahun yang ikut bersama orangtuanya.
Bocah 8 tahun bernama Lusi Cintia Nugraha yang bisa jadi merupakan jamaah termuda. Lusi bersama orangtuanya, Sudaryanto, menggunakan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Al Bayan Jakarta Timur.
Lusi harusnya tidak boleh ikut berhaji karena sesuai Peraturan Pemerintah dalm UU Nomor 13 tahun 2008 tentang ibadah haji, batas usia untuk menunaikan ibadah haji adalah 18 tahun.
Jamaah haji nonkuota mudah dikenali karena biasanya tidak memakai gelang ataupun koper resmi pemerintah. Mereka juga kebingungan karena tidak ada yang mengurus saat berada di bandara.
Mendekati wukuf di Arafah, tercatat hampir 15 kelompok perjalanan ibadah haji dan umroh yang memberangkatkan jamaah nonkuota per hari. Jumlah rata-rata jamaah per hari 300-500 orang.
(iy/aan)
Hingga Senin (8/11/2010), jamaah nonkuota terus berdatangan di Bandara Jeddah. Menjelang penutupan kedatangan (closing date), Rabu (10/11/2010) jamaah nonkuota yang datang makin banyak.
Sayangnya, mereka terlantar tidak ada yang mengurus begitu tiba di bandara. Mereka tidak bisa keluar dari bandara karena penjemput datang terlambat, rata-rata hingga 5 jam baru dijemput. Bahkan ada jamaah yang tidak dijemput sama sekali oleh penyelenggara.
Jamaah tampak bingung, sampai ada yang menangis karena mengira dirinya jamaah ONH plus. Mereka rata-rata membayar Rp 50 hingga Rp 60 juta.
"Saya menyesal, saya kira saya ikut ONH plus. Sudah bayar Rp 60 juta, kok seperti ini," kata Satrina asal Sampang Madura.
Satrina ke Jeddah dengan penerbangan Royal Brunei. Dari Surabaya, ia naik kereta ke Jakarta. Di Jakarta, ia juga menginap di pondokan. "Tapi saya nggak tahu nama pondokannya. Terus ke Brunei baru ke Jeddah," kata Satrina.
Jamaah nonkuota tidak hanya terdiri dari orangtua tapi ada juga jamaah yang masih berusia 8 tahun dan 14 tahun yang ikut bersama orangtuanya.
Bocah 8 tahun bernama Lusi Cintia Nugraha yang bisa jadi merupakan jamaah termuda. Lusi bersama orangtuanya, Sudaryanto, menggunakan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Al Bayan Jakarta Timur.
Lusi harusnya tidak boleh ikut berhaji karena sesuai Peraturan Pemerintah dalm UU Nomor 13 tahun 2008 tentang ibadah haji, batas usia untuk menunaikan ibadah haji adalah 18 tahun.
Jamaah haji nonkuota mudah dikenali karena biasanya tidak memakai gelang ataupun koper resmi pemerintah. Mereka juga kebingungan karena tidak ada yang mengurus saat berada di bandara.
Mendekati wukuf di Arafah, tercatat hampir 15 kelompok perjalanan ibadah haji dan umroh yang memberangkatkan jamaah nonkuota per hari. Jumlah rata-rata jamaah per hari 300-500 orang.
(iy/aan)
http://www.detiknews.com/read/2010/11/08/135357/1489334/10/ratusan-jamaah-nonkuota-terlantar-di-bandara-jeddah?991102605
Tidak ada komentar:
Posting Komentar