Hari Ibu
Oleh Hardiono Ardiman
Hari ini kita memperingati Hari Ibu. Peringatan ini dimaksudkan untuk mengenang jasa dan peran ibu yang begitu besar dalam membangun bangsa dan negara. Kata Nabi saw, perempuan (ibu) itu tiang negara. Bila mereka baik, maka baiklah negara itu. Sebaliknya, bila mereka rusak, maka rusaklah negara.
Peran ibu begitu besar, karena — seperti disebut dalam pepatah Arab —'Al Umrnu Madrosatun'. Mereka adalah madrasah (pendidik) pertama dan utama bagi anak-anaknya. Bayi yang baru lahir diperkenalkan dengan menyusui air susu ibu (ASI), diberi makan, diajarkan tengkurap, merangkak, berjalan, bergurau, dan berbicara yang baik dan benar. Peran ibu akan terns berlanjut ketika si bayi tumbuh menjadi anak-anak, dengan menyekolahkan ke TK dan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Selanjutnya, peran Ibu — selain ayah — adalah 'sebagai orang tua' yang selalu mengarahkan, memberi semangat, dan menasihati anaknya agar tidak keliru dalam melangkah di kemudian hari.
Dalam kehidupan rumah tanggap pun, peran ibu sangat besar untuk menciptakan suasana yang segar, gembira, dan tenteram. Alquran menjelaskan: Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untuk istri-istrimu dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan tenteram kepadanya, dan dijadikanNya di antara kamu rasa cinta dan kasih. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (QS Ar-Rum: 21).
Selain peran sebagai pendidik buat anak-anaknya, dalam sejarah Islam tercatat cukup banyak tokoh ibu dan sekaligus isteri yang bahu-membahu bersama suami untuk beduang menegakkan kebenaran. Salah seorang tokoh itu — sebagaimana diabadikan dalam hadis — adalah Siti Khadijah, isteri Rasulullah saw. Kata Beliau, "Wanita yang terbaik adalah Maryam binti Imran dan Khadijah." (HR Sukhari-Muslim).
Khadijah memiliki akhlak yang baik kepada suami, ia turut memberikan andil menyediakan logistik kepada suaminya ketika akan pergi ke gua Hira'. Kejadian ini berulang-ulang sampai akhimya wahyu pertama turun kepada Rasulullah saw. Setelah wahyu diterima, Nabi saw merasa ketakutan dan menggigil, maka Beliau menemui Khadijah sambil mints diselimuti. Khadijah pun menyelimuti suaminya sampai rasa takutnya hilang.
Setelah Nabi menceritakan kepada Khadijah tentang peristiwa yang baru dialaminya, Beliau berkata, "Saya takut atas diriku." Khadijah lalu memberi semangat dengan berkata, "Jangan begitu. Demi Allah, Allah tidak akan pernah menghinakan engkau, sebab engkau suka bersilaturahmi, menolong orang yang membutuhkan pertolongan, memberi pekerjaan kepada orang lain, menjamu tamu, serta membantu orang-orang yang menegakkan kebenaran."
Atas jasa besar kaum ibu itu, agama menjelaskan bahwa merekalah 'kunci' yang sangat menentukan apakah seseorang itu masuk surga atau neraka. Rasulullah saw bersabda, "Al-jannatu tahta akdamil ummahat (Surga itu terletak di bawah kaki kaum ibu)."
Semoga Hari Ibu yang kita peringati hari ini akan selalu dapat mendorong kita untuk berbuat baik kepada para ibu kita itu. Amin. n
Tidak ada komentar:
Posting Komentar