Nikmat yg tidak jadi Rahmat
Hidup diakhir zaman sperti sekarang ini kita banyak bingung melihat orang yg kita nilai dia dapat nikmat tapi ujung2nya dia tidak selamat bahkan ada yg akhirnya masuk penjara dan ada juga yg bunuh diri. Sebaliknya ada pula orang yg kita lihat dia seperti susah karena memiliki nikmat yg terbatas tapi hidupnya nampak tenang dam bisa tetap beribadah dengan disiplin, seperti dia dapat rahmat Tuhan. Mari kita lihat lebih jauh ttg nikmat dan rahmat ini.
Mendapat pangkat dan kekayaan adalah salah satu nikmat tapi belum tentu jadi rahmat. Badan sehat, wajah cantik, gagah, berilmu. Semua orang tahu kalau semua itu adalah nikmat, tidak ada satupun yg bisa menafikannya. Tapi semua nikmat itu belum tentu lagi menjadi rahmat kepada yg memilikinya, karena rahmat dia bersifat batin dan rohaniah, sedangkan nikmat hanya bersifat fisik dsn lahiriah.
Kalau Tuhan memberi rahmat pada seseorang hamba Nya sudah tentu ia disertai sekali dengan nikmat Nya.Tapi jika Tuhan berikmat nikmat belum tentu bersama rahmat Nya.
Pada hakikatnya setiap orang perlu kepada rahmat Tuhan bukan sekadar nikmat Nya saja. Jika nikmat saja tidak disertai dengan rahmat, ia bisa membawa pada kecelakaan atau kemudaratan baik di dunia maupun di akhirat. Mendapat rahmat biasanya bersifat rohaniah, ia selamat dan menyelamatkan, seperti rasa takutkan Tuhan, cintakan-Nya itu adalah rahmat.
Dikatakan rahmat karena ia ada hubungannya dengan iman dan ada kaitannya dengan kebahagiaan di akhirat. Sedangkan Nikmat ia bersifat lahiriah dan kaitannya hanya dengan kebahagiaan di dunia saja, dimana dengan banyak nikmat kehidupannya akan menjadi lebih mudah dibandingkan dengan dengan orang yg dapat sedikit nikmat.
Menjadi pemurah, pemaaf, merendah diri, suka mengutamakan orang lain itu adalah rahmat. Nikmatnya akan diperolehi dan dirasakan oleh orang lain. Tapi ramai orang tidak sadar bahwa pemurah, pemaaf, merendah diri dan suka mengutamakan orang lain itu adalah rahmat. Begitu juga dengan seseorang yg mempunyai sifat sabar, tawakkal, redha, mudah berkasih sayang itu juga adalah rahmat. Tapi banyak orang yg tidak merasa itu adalah rahmat. Seolah-olah dia adalah kebiasaan atau sifat baik saja.
Orang kebanyakan menganggap bahwa pandai, kaya, berpangkat, seolah-olah itulah yg dikatakan rahmat. sehingga hampir tidak ada satupun orang yg tidak berkeinginan dan bercita2 utk mendapatkannya. Padahal itu semua belum tentu lagi akan menjadi rahmat baginya bila dia miliki. sebab kita mesti lihat dulu bagaimana sikap/akhlak orang itu setelah memiliki nikmat tsb, yg ini sangat berkaitan erat dgn iman dan keyakinan dengan hari akhirat.
Kalau dia pandai tapi sombong, kaya tapi bakhil dan membangga diri, berpangkat tapi menjadi rasa diri hebat dan ego. Kalau itu yg berlaku maka nikmat tsb sudah tidak menjadi rahmat baginya tapi sudah menjadi bala. Di sini baru kita faham bahwa nikmat yg bersifat rohaniah selalunya adalah bersama rahmat Tuhan, sedangkan nikmat yg bersifat lahiriah belum tentu lagi bersama rahmat Tuhan.
Ramai orang mendapat nikmat lahir tapi menjadi bala kepadanya. Bahkan bukan saja bala kepada dirinya kadang2 nikmat itu juga menjadi bala kepada orang lain.
Mari kita perpanjangkan lagi memperkatakan nikmat in,i supaya lebih global dan nyata pada kita sehingga bisa menjadi pelajaran dan mudah2an bisa jadi tindakan/amalan dalam hidup kita.
Kita ambil contoh kecantikan. Memang semua orang ingin cantik. Tapi disini adakalanya ada bala yang tersirat. Contohnya apabila seorang yg cantik tapi megah (dia rasa dia cantik), bangga, sombong, maka nikmat cantik tadi sudah jadi bala kepada orang itu. Apalagi kalau dia menggunakan kecantikannya itu untuk komersial (menjadi PSK, Selingkuh dg suami orang, dll) lebih lagi bala. Sikap dia ini bisa menyebabkan banyak orang lain sakit hati dan benci, maka lagi bertambah bala.
Kalau dia cantik dan auratnya yg cantik itu tidak pula ditutup bahkan sengaja dia pamer2 kan kepada orang banyak dengan memakai pakaian2 yg minim dan ketat seperti yg banyak kita saksikan di mana2 pada akhir2 ini, maka ramai lagi orang yang rosak imannya. Bukan saja dia tidak selamat bahkan dia telah menyebabkan orang lain tidak selamat dan berbuat dosa karena sikapnya. Ini adalah bala yang lebih besar lagi. Ia akan membawa kepada laknat Tuhan karena rosaknya bersifat merata dan global. Makanya tidak heran waktu Rasulullah Saw israk mi'raj dulu, beliau melihat sebagian besar isi neraka itu adalah kaum wanita. Salah satu penyebabnya adalah karena faktor ini. yaitu wanita yg diberi nikmat tapi tidak dpt rahmat Tuhan. sehingga nikmat itu menjadi bala kepadanya. Waliyazubillah.
Oleh itu mintalah Rahmat Tuhan, kalau diberi sudah tentu bersama nikmat NYA.
Jangan semata-mata meminta Nikmat kerana belum tentu bersama rahmat NYA.
Marilah sama2 kita ambil perhatian tentang hal ini, agar kita selamat dan tidak tertipu dalam menerima dan memburu nikmat Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar