Rabu, 27 Januari 2010

Tiap Hari Adalah Istimewa

By Ann Wells ( Los Angeles Times)



Kakak iparku membuka laci lemari pakaian kakakku yang paling bawah,
lalu mengambil sesuatu terbungkus tissue putih dan mengulurkannya
kepadaku sambil berkata: "Ini pakaian dalam yang sangat
spesial."



Kubuka bungkusan itu, dan kutemukan sebuah pakaian dalam yang
sangat menawan, lembut, terbuat dari sutera, disulam tangan, dengan tali
sangat lembut. Tag harga masih tertempel, dengan kode-kode penjualannya
yang rumit.



"Jane membelinya 8 atau 9 tahun yang lalu, dan belum pernah
memakainya.Katanya ia ingin memakainya untuk suatu kesempatan yang sangat
istimewa.Yah, rasanya inilah hari yang istimewa itu," kata kakak iparku
lemah.



Ia mengambil pakaian dalam itu dari tanganku, dan meletakkannya di
tas tempat tidur, bersama dengan pakaian lainnya yang kami
persiapkan untuk dibawa ke rumah duka.

Ia memegang pakaian dalam itu sejenak, dan dengan tiba-tiba ia menutup
laci tersebut keras-keras sambil berkata keras padaku: "Jangan
pernah menyimpan sesuatu yang istimewa untuk kesempatan istimewa.
Hidupmu tiap hari adalah istimewa."



Aku terus ingat kata-kata tersebut sepanjang upacara pemakaman
dan hari-hari sesudahnya. Saya membantu dia dan keponakan-keponakan
saya untuk melewati hari-hari berkabung setelah kematian kakakku yang
mendadak. Aku juga terus memikirkan mereka sepanjang penerbanganku
kembali ke California dari kota Midwestern di mana kakakku tinggal. Aku
juga memikirkan hal-hal yang belum sempat didengar, dilihat atau
dikerjakan oleh almarhum kakakku.



Aku juga memikirkan hal-hal yang sudah ia kerjakan tanpa menyadari
Bahwa hal-hal tersebut sungguh sangat spesial. Aku terus memikirkan
kata-kata kakak iparku, dan sepertinya kata-kata yang ia ucapkan saat
hatinya penuh duka tersebut telah mengubah hidupku. Mendadak sepertinya
aku telah membaca sedemikian banyak buku tetang kehidupan.

Aku lalu memandang ke luar jendela dan menikmati pemandangan udara
yang indah, tanpa pusing lagi memikirkan bagaimana kebun kesayanganku
yang telah kutinggal pergi beberapa hari.



Sesampai di rumahku sendiri,aku lalu menyempatkan diri untuk lebih
Banyak berkumpul dengan keluargaku dan teman-temanku, dan langsung
mengurangi kegiatan rapat-rapatku. Apabila diperlukan, hidup ini
semestinya dipenuhi pola-pola untuk pengalaman tentang kenikmatan, dan
bukan pertahanan serta beban. Sekarang saya mencoba untuk
memperhitungkan waktu dengan lebih teliti dan mensyukurinya.



Aku tidak "menyimpan" sesuatu. Kami bahkan menggunakan chinawares
(piring-piring buatan cina) dan koleksi kristal kami setiap hari,
tanpa menunggu ada pesta, ada tamu atau lainnya.

Ketika kami kehilangan uang, ketika kran air bocor, ketika bunga
camelia kami mekar, adalah saat-saat yang kami istimewakan.



Saya pergi ke pasar memakai pakaian yang indah, jika memang sedang
ingin. Semua kami lakukan tanpa rasa sayang yang berlebihan terhadap
barang-barang tersebut. Teorinya, kalau saya kelihatan lebih berada
daripada orang-orang di sekitarku, saya juga akan menjadi tidak pelit
terhadap diriku sendiri.



Saya tidak hanya memakai parfum kalau pergi ke pesta.



Pelayan di toko bangunan, tukang sayur di pasar, teller di bank,
dan teman-temanku di pesta, memiliki hidung yang berfungsi sama.
Kata-kata "suatu hari kelak" ataupun "hari-hari ini", mempunyai makna
yang sama bagi saya. Jika ada hal-hal yang layak didengar, ditonton,
dibaca atau dikerjakan, saya akan berusaha mendengar, menonton, membaca
atau mengerjakannya sekarang juga.



Saya tidak tahu apa kira-kira yang akan almarhum kakakku apabila ia
tahu bahwa keesokan harinya ("besok" adalah kata-kata yang tidak
pernah kita bayangkan akan tidak terjadi) ia sudah tidak akan ada lagi
di dunia ini. Mungkin ia akan menelpon seluruh keluarganya dan
beberapa teman dekatnya, mungkin ia akan menelpon teman-teman lamanya
dan meminta maaf akan kesalahan-kesalahan yang ia lakukan di masa
lalu. Saya bahkan juga membayangkan bahwa ia justru akan pergi ke
sebuah restoran cina yang sangat ia sukai.



Tapi semua itu hanya perkiraanku saja. Kita tidak pernah tahu.



Hal-hal tersebut pasti akan membuat aku marah bila belum dapat saya
lakukan padahal saya tidak memiliki waktu lagi. Marah karena selama ini
saya selalu menunda pertemuan-pertemuan dengan teman-teman baik saya,
meskipun Saya sangat ingin berjumpa dengan mereka.



Marah, karena selama ini saya jarang membalas surat-surat yang saya
terima. Marah dan menyesal karena selama ini saya jarang sekali
mengatakan pada isteri dan anak-anakku, betapa Saya menyayangi
mereka. Kini saya selalu mengusahakan untuk tidak menunda atau menahan
hal-hal yang sekiranya akan menambah keceriaan, kesulitan atau kesedihan
dalam hidup ini. membuat saya tertawa.



Dan setiap pagi, begitu saya membuka mata, saya katakan pada diri
saya sendiri, bahwa hari itu adalah hari yang spesial. Setiap hari, setiap
menit, setiap nafas, adalah benar-benar anugerah yang indah dari Tuhan.



Jika anda menerima mail ini, pasti karena ada orang yang peduli dan
Sayang kepada anda. Jika anda selama ini terlalu sibuk, cobalah berhenti
sejenak.



Sempatkan beberapa menit saja memikirkan orang-orang yang dekat di
hati anda, teman-teman yang telah memberikan warna pada hidup
anda, guru, pembimbing, siapapun. Kalau perlu, forward email ini kepada
mereka, just to show that you care.



"Good friends must always hold hands, but true friends do not need to
hold hands because they know the other hand will always be there."

sumber : http://www.kaskus.us/showpost.php?p=124137852&postcount=250

Tidak ada komentar:

Posting Komentar