Ini adalah kisah taubat seorang gadis. Kisah ini kami sajikan kepada anda untuk menjelaskan efek dakwah melalui email. Dan hendaknya siapapun tidak meremehkan kata-kata yang baik, walau sedikit. Ini adalah
Saya adalah gadis asal
Saya bertanya kepada diri saya, "Apakah hal itu semua dapat melahirkan kebahagiaan? Sekali-kali tidak, demi Allah! Aku tidak melihat pada kenikmatan materi ini baik di dunia, alih-alih di Akhirat! Jika anda bertanya bagaimana kehidupan saya sebelum saya mendapat hidayah dari Allah, maka jawabnya adalah:
" Dahulu saya selalu bangun pagi-pagi dan bergegas pergi ke kampus agar tidak ketinggalan kuliah dan prestasi akademik saya selalu tinggi. Kadang-kadang saya melaksanakan shalat Subuh, tapi pada umumnya -dan sangat disayangkan- saya tidak sempat shalat, demi tidak ingin ketinggalan kuliah. Lalu apa yang terjadi sesudah itu? Saya pulang ke rumah dalam kondisi yang sangat payah. Saya tidur atau masuk ke dunia internet. Saya menghabiskan waktu saya untuk melakukan hal-hal yang tidak diridhai Allah. Saya suka berbicara dengan para pemuda dan gadis-gadis lainnya tentang urusan dunia,' lagu-lagu baru, dan sebagainya. Begitulah, pembicaraan itu berlangsung lama hingga ketika adzan Ashar dikumandangkan, saya masih dalam kondisi asyik dan lalai berdzikir dan shalat.
Kadang-kadang saya pergi ke pasar. (Jangan tanya soal waktu yang hilang sia-sia). Saat keluar rumah, saya selalu memakai pakaian yang paling bagus, memakai parfum, mengenakan asesoris terbaru dan emas. Saat pulang ke rumah, saya langsung tidur. Begitulah kondisi saya dahulu.
Mudah-mudahan Allah berkenan mengampuni keteledoran saya di mesa lalu. Hal itu sama sekali bukan karena niat yang jelek dari saya, tetapi kelalaian berat yang banyak dikeluhkan oleh gadis-gadis. Semua itu terjadi karena minimnya nasihat dan pengarahan. Maka di sini saya perlu menarik perhatian para akhwat (saudari muslimah) yang konsisten, di mana peran anda untuk menyelamatkan para akhwat lain yang kebetulan tidak mendapatkan orang yang bisa membimbingnya ke jalan hidayah? Dan saya masih ingat hari di mana saya mendapatkan
Saya membaca
Hati nurani saya terus menegur saya, lalu saya berkata di dalam hati, "Apakah kuliah dan prestasi akademik yang tinggi itu akan bermanfaat bagi saya di Akhirat? Bagaimana mungkin saya meninggalkan shalat agar tidak ketinggalan kuliah? Bagaimana mungkin saya menghabiskan umur saya dalam kesenangan dan hal-hal yang tidak bermanfaat? Apa yang akan saya dapatkan? Apa yang ak an saya peroleh di dunia dan di Akhirat? Adzab!!
Lalu saya memutuskan di dalam hati saya untuk meninggalkan apa yang saya perbuat di masa lalu. Saya benar-benar mulai meninggalkan dan menjauhi hal-hal yang salah. Saya mulai rajin melaksanakan semua shalat fardhu tepat pada waktunya. Dan saya tidak pernah lagi meninggalkan shalat, walaupun saya harus ketinggalan kuliah atau ada hal lain yang melalaikan saya dari shalat.
Saya berjanji kepada diri saya, bahwa saya akan berjalan di jalan yang benar dan meninggalkan kesenangan duniawi. Saya juga menyadari umur saya dan tahun-tahun yang hilang tanpa faedah. Dan, alhamdulilah, sekarang ini saya melaksanakan semua shalat dan rajin membaca Al-Qur'an. Saya juga menjauhi hal-hal yang bisa membuat saya lalai, dan meninggalkan kebiasaan mendengarkan lagu-lagu dan pergi ke pasar. Saya juga menanggalkan jilbab hiasan menjadi hijab yang benar-benar menutupi aurat, sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah, bukan seperti yang diinginkan oleh perancang busana dan pemerhati mode.
Saya benar-benar berterima kasih sebanyak-banyaknya atas email-email yang telah mengubah banyak orang. Yaitu mengubah banyak orang yang memiliki jiwa yang lemah. Ini bukanlah kisah saya seorang diri, melainkan banyak sekali gadis-gadis yang saya kirimi email-email seperti itu dan ternyata benar-benar banyak berubah.
Sumber : Kisah ini terdapat pada buku”Malam pertama, setelah itu air mata” yang disusun oleh Ahmad Salim baduwailan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar