Rabu, 01 Juli 2009

BAKTI PADA ORANGTUA

Artikel ini baik untuk dibaca oleh semua orang yang pastinya mereka itu anak-anak dari orang tua mereka, hubungan orang tua dan anak memprihatinkan…. Apalagi di dukung semua sinetron seperti itu, pantaslah Negara ini jadi tidak karuan.

Kalau anda tidak mau dikutuk jadi batu.. atau papan penggilesan baju atau di kutuk jadi mesin cuci, maka bhakti-lah pada orang tua, khususnya ibumu….

Karena Barangsiapa menyenangkan kedua orang tuanya, sung­guh ia telah menyenangkan Allah, dan barangsiapa yang telah menjadikan kedua orang tuanya marah, sung­guh ia telah membuat Allah marah. (HR Bukhari)

Semoga bermanfaat bagi kita semua…… amien



BAKTI PADA ORANGTUA

Oleh : Dra Hj Tutty Alawiyah AS

Salah satu tema besar Alquran adalah memberikan pe­doman bagaimana hubungan sosial harus ditegakkan. Dalam hal ini Alquran menempatkan hubungan yang baik dengan kedua orangtua sebagai priontas pertama dan utama setelah penghambaan kepada Allah dan Rasul-Nya.

"Dan Tuhanmu telah memutuskan supaya janganlah kamu menghambakan diri terkecuali pada-Nya dan berbuat baiklah terhadap ibu-bapak". (QS Al-Isra' 23).

Ayat-ayat yang memerintahkan bakti pada orangtua (birrul­walidain) setelah penghambaan kepada Allah, cukup banyak. Karena itu, sangat keliru kalau sementara orang mampu membina hubungan baik dengan istri, suami, anak, kawan sekerja, tetangga, pejabat, dan lain-lain, tetapi hubungan dengan kedua orangtuanya sendiri kurang baik.

Dalam hadis Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan Ab­dul Hasan Al-Mawardi dikisahkan: Pada suatu hari datang se­orang lak-laki kepada Rasulullah. Laki-laki itu menerangkan perihal kebaikannya kepada ibunya. Dikatakannya bahwa ia mempunyai seorang ibu yang amat dicintainya. Dengan se­nang hati laki-laki itu menyerahkan kepada ibunya seluruh ha­sil usahanya. la tidak pernah bermasam muka, apalagi metawan dengan kata-kata kasar. Kemana-mana bila ibunya menginginkan bepergian,laki-laki itu menggendong ibunya di atas punggungnya. Kepada Rasulullah ia bertanya, "Sudah­kah dengan itu saya membalas budi baik ibu saya, ya Rasulullah?"

Nabi menjawab, "Belum, walaupun sekadar membalas sa­tu tarikan nafasnya."

Tentu laki-laki itu bingung dan kemudian bertanya. Lalu Na­bi menjawab, "Ibumu memeliharamu karena ia mengingin­kan kamu berumur panjang, sedang kamu memelihara dia te­tapi kamu inginkan dia segera mati."

Perintah berbuat baik kepada orangtua selalu diikuti oleh berbagai sanksi yang sangat berat, tidak saja di akhirat nanti, tapi juga di dunia sekarang ini. Nabi saw bersabda, "Tiap-tiap dosa itu ditangguhkan pembalasannya oleh Allah sesuai dengan kehendak-Nya sampai hari kiamat, terkecuali dosa -,karena durhaka kepada kedua orangtua. Sesungguhnya dosa kepada kedua orangtua itu disegerakan pembalasannya oleh Allah kepada orang yang bersangkutan." (HR Thabrani).

Lalu bagaimana cara berbuat baik kepada kedua orang­tua, bila mereka telah meninggal dunia? Dalam hal ini, selain dalam bentuk doa agar kedua orangtua diampuni oleh Allah, adalah juga melanjutkan hubungan-hubungan sosial almar­hum di masyarakat. Dalam sebuah hadis disebutkan, Rasul­ullah pemah ditanya seorang laki-laki, "Ya Rasulullah, ada­kah suatu kebaikan yang masih dapat saya kerjakan kepada kedua orangtua saya sesudah mereka meninggal dunia?" Ja­wab beliau, "Ada, yaitu memintakan ampun bagi keduanya, melaksanakan apa yang menjadi janjinya dan memberi per­tolongan kepada keluarga yang bergantung kepada kedu­anya." (HR Abu Daud).

Dalam era baru di mana mobilitas sosial semakin cepat dan sibuk, bukan tidak mungkin kita lalai memenuhi kewajiban kita untuk berbuat baik kekpada kedua orangtua. Untuk itu, semoga dari tulisan ini kita dapat mengambil manfaat­nya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar