Artikel ini pernah terbit pada harian REPUBLIKA yang tanggal dan waktunya saya lupa…. Semoga saya pribadi dapat mencintai ALLAH dan RASUL seperti yang akan sahabat zaameedhearts baca………………… semoga bermanfaat buat kita semua…amien
MENCINTAI ALLAH dan RASUL
Oleh : Alwi Shahab
Abdullah ibnu Hisyam menceritakan bahwa suatu hari ia dan sejumlah sahabat melihat Nabi Muhammad saw sedang menjabat tangan Umar bin Khattab. Sambil berjabat tangan itu, Umar berkata, "Demi Allah wahai Rasulullah, engkau lebih aku cintai daripada segalanya, kecuali diriku sendiri."
Mendengar perkataan Umar itu, Nabi pun berujar, "Tidak beriman salah seorang dari kamu sampai aku lebih dicintai olehnya daripada dirinya sendiri." Kemudian Umar pun menukas, "Kalau begitu, maka demi Allah, sekarang engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri." Mendengar jawaban Umar, Rasulullah lalu menegaskan, "Sekarang iniliah (imam-mu telah sempurna), wahai Umar."
Dalam sejarah Islam, kita dapati begitu banyak sahabat , Rasulullah saw yang membela dan mencintainya melebihi dirinya dan keluarganya. Mereka rela berkorban, termasuk nyawanya dalam membela Nabi, seperti yang dialami oleh seorang perempuan Anshar ketika Perang Uhud.
Dalam peperangan melawan kaum kafir Quraisi ini, perempuan itu kehilangan suami, ayah, dan saudara lelakinya, yang sahid membela Islam. Ketika oleh beberapa orang berita itu disampaikan kepadanya, perempuan itu bertanya, "Bagaimanakah keadaan Rasulullah?" Mereka menjawab, "Beliau sebagaimana yang engkau cintai."
Setelah perempuan itu melihat sendiri Rasulullah saw, ia berkata, "Segala musibah sesudah engkau adalah kecil." Sayid Sabiq, ulama kontemporer dari Mesir menyatakan bahwa mencintai Rasulullah, merupakan fenomena kecintaan kepada Allah. Sebab Beliaulah pembawa wahyu, penyampai risalah, yang membimbing manusia kepada kebenaran dan penunjuk kepada jalan yang lurus, yaitu jalan Allah, pemilik segala yang ada di langit dan di bumi.
Dalam hadis yang diriwayatkan Tirmidzi, Rasulullah saw mengatakan,"Cintailah Allah karena nikmat yang dianugerahkan-Nya, cintailah aku karena kecintaanmu kepada Allah."
Mencintai Allah dan Rasul-Nya, merupakan jenis cinta yang paling tinggi. Meskipun begitu, kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya tidak harus menghilangkan cinta kasih kepada istri, anak, keluarga, dan kerabat, mengingat kecintaan kepada mereka bersifat fitrah yang melekat pada hati dan perasaan manusia.
Karena itu, mereka yang telah mencapai tingkat iman demikian tidak pernah merasa tergoyahkan oleh berbagai godaan dan cobaan hidup yang bagaimanapun besarnya. Karena bagi mereka tidak ada kebahagiaan yang lebih hakiki daripada mencintai Allah dan Rasul-Nya.
Karena nikmat iman demikian itulah, Nabi saw dan para sahabatnya selama 23 tahun tetap tegar dalam menghadapi berbagai rintangan dan kekejaman dari musuh-musuh Islam.
Allah sendiri dalam firman-Nya menyatakan, "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, niscaya Allah akan mengasihi kamu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Ali lmran: 31).
Dalam kehidupan yang penuh tipu daya, bujuk rayu, dan ketidakjujuran, berbahagialah mereka yang imannya tidak tergoyahkan, karena menempatkan Allah dan Rasul-Nya di atas segala-galanya. n
Tidak ada komentar:
Posting Komentar