Artikel pribadi ini pernah terbit di harian REPUBLIKA pada kolom Hikmah….. yang terbitnya mungkin pada saat terjadi krisis moneter tahun 1998. Isinya masih up to date untuk di amalkan…….. ada contoh kasus nya, seperti sewaktu seseorang berpacaran dia terlalu pemurah, tetapi setelah menjadi istri atau suami berubah menjadi pelit……. Semoga ini bermanfaat buat sahabat-sahabat zaameedhearts…….
MARI BERHEMAT
Oleh Fauzan All-Anshari
Gejolak moneter yang tengah melanda kita dewasa ini sungguh merupakan batu ujian, bukan saja buat pemerintah, melainkan buat seluruh rakyat
Sebagai umat Islam yang memiliki pedoman hidup berdasarkan Alquran dan Sunnah Rasulullah saw, barangkali kita sudah sejak dini bisa mengantisipasi berbagai gejolak yang sedang maupun akan terjadi sewaktuwaktu. Setiap Muslim pantang terjebak ke dalam lobang yang sama untuk kali kedua. Salah satu tindakan antisipasi itu adalah seruan dari Alquran untuk tidak melakukan berbagai pemborosan alias ajakan untuk berhemat. "Hemat pangkal kaya," ujar satu pepatah.
Dalam firman-Nya pada Surat Al-Isra: 27, Allah swt memberi label pada para pemboros sebagai mitra setan. "Sesungguhnya para pemboros itu adalah saudara-saudara setan, dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya."
Kita mengetahui bahwa kelak setan akan masuk ke dalam neraka jahanam selama-lamanya karena perbuatan mereka ketika di dunia tidak ada satu pun yang memberi manfaat, baik kepada diri mereka apalagi untuk makhluk lain. Bahkan setan memang minta kepada Allah agar diberi umur panjang sampai kiamat sehingga dapat menggoda umat manusia untuk berbuat dosa, di antaranya dengan membelanjakan hartanya secara boros atau mubazir.
Kata Nabi saw, cukup dikatakan bahwa orang itu boros kalau selalu menuruti keinginan hawa nafsunya, tanpa sanggup mengerem sedikit pun. Semua makanan ingin dibeli,-walaupun tidak dimakan — tepatnya membeli sesuatu bukan karena kebutuhan, melainkan sekadar untuk pamer.
Selain itu, si pemboros ini selalu mencari kesempatan untuk menghambur-hamburkan uang, misalnya merayakan Tahun Baru dengan mabuk-mabukan dan segala sesuatu yang memberi 'kepuasan' sesaat.
Padahal, kalau ia mengaku seorang Muslim, maka hendaknya dia takut dengan ancaman Allah di atas. Bahkan dalam ayat sebelumnya secara tegas Allah swt melarang perbuatan boros . .....dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros." (QS. Al-Isra:26).
Sebaliknya dari sifat boros, yakni pelit, juga sama haramnya. "Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu (pelit) dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya (pemurah) karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal." (QS-Isra:29).
Memang, perbuatan yang baik adalah yang sedang-sedang saja alias berimbang. Pengeluaran yang terlalu boros biasanya menyangkut sesuatu yang dicintai, sehingga tanpa disadari terjadi high cost economy, yang membuat penyesalan di kemudian hari. Sedangkan perilaku pelit cenderung terhadap sesuatu yang kurang disukai.
Contoh sederhananya, sewaktu seseorang berpacaran dia terlalu pemurah, tetapi setelah menjadi istri atau suami berubah menjadi pelit. Maka perbuatan pertama akan membuahkan penyesalan dan perbuatan kedua sungguh tercela. n
Tidak ada komentar:
Posting Komentar