Selasa, 21 Juli 2009

Penyamaran Setan

Artikel ini pernah terbit di harian REPUBLIKA yang tanggal nya aku lupa…… (lagu kuburan.. mode on) menarik untuk dibaca karena banyak wujud setan yang manis dan cantik yang mungkin mengikuti trend abad ini, tapi kita jangan salah pilih jalan agar tidak tersesat dan di sesatkan oleh setan. Semoga kita selalu di beri petunjuk dan kekuatan untuk melawan nya….. aminn

Penyamaran Setan

Olen Syaefudin Simon

Ketika sedang shalat malam di sebuah masjid, Sheikh Abdul Qadir Jailani, seorang sufi dan tokoh tarekat kelahiran Irak, melihat seberkas cahaya di mihrab. Tiba-tiba cahaya itu berkata, "Wahai Sheikh Ab­dul Qadir Jailani. Shalatmu yang khusuk dan amalanmu yang ikhlas telah aku terima. Aku, Tuhanmu, telah rido kepadamu. Aku telah memaafkan dosa-dosamu yang telah lalu maupun akan datang. Karena itu, aku telah membebaskanmu dari kewajiban shalat."

Mendengar suara dari cahaya itu, Jailani bimbang. "Benarkah 'Tuhan' telah membebaskanku dari kewajib­an shalat?" Dalam kegundahan itu, sang sufi ingat bah­wa Allah tak mungkin membebaskan hambanya dari kewajiban shalat. Muhammad Rasulullah yang suci saja tetap melaksanakan shalat dengan khusuk sampai akhir hayatnya. "cahaya itu pasti penjelmaan setan," batin Jailani.

Lalu, "Hai setan, kau jangan menipuku. Enyahlah kau, keparatl," seru Jailani sambil mengucapkan istighfar dan kalimat tauhid. Tiba-tiba, cahaya itu meredup, dan mun­cullah setan dalam bentuk aslinya yang amat buruk.

Setan memang mampu menyamar jadi apa saja. la bisa menyamar jadi malaikat, orang alim. ahli ibadah, dan lain-lain. Dia bisa saja berpura-pura mengajarkan agama, tapi, ujung-ujungnya ngawur, misalnya menyuruh melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Alquran dan hadis, seperti memberi sesajen, memotong ayam hitam, dan lain-lain.

Ironisnya, tak sedikit dari kita yang sengaja mencari dan menjadi penyembah si terkutuk itu. Seorang yang mempunyai kepercayaan tertentu, misalnya, bersemedi di sebuah gua di Pantai Selatan, meminta sesuatu pada Nyai Roro Kidul. Setelah permintaannya dikabulkan setan yang suka menyamar jadi wanita cantik itu, ia pun jadi pengikut setianya. Ada lagi yang melakukan kungkum di pertemuan tiga muara sungai untuk mendapatkan bisik­an gaib. Setelah bisikan itu terbukti kebenarannya — karena Jin dan iblis memang bisa 'mengintip' masa depan mereka pun aktif membikin upacara dengan pelbagai laku dan sesaji untuk mengundang setan tadi.

Tak hanya itu. Setan dan jin sering berada pada apa yang biasa disebut jimat atau aji-aji. Batu cincin, keris, wesi kuning, jenglot, selendang 'antakusuma', dan lain-lain sengaja digunakan iblis atau jin untuk memancarkan 'enerji'-nya, sehingga pemiliknya punya kekuatan terten­tu. Untuk itu, iblis akan minta imbalan kepada pemilik­nya, seperti memberi sesaji dan memandikan jimat itu dengan air kembang.

Fenomena macam itulah yang kini dijadikan 'agama' orang-orang tertentu. Mereka melakukan praktik-praktik syirik memilih menyembah setan ketimbang menyem­bah Allah.

Menyembah setan adalah perbuatan syirik. Allah mengingatkan, "Bukankah Aku telah memerintahkan ke­padamu hai Bani Adam, supaya kamu tidak menyembah setan, Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kamu, dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus. Sesungguhnya setan itu telah menyesatkan sebagian besar di antaramu." (QS 36:60-62). n




Tidak ada komentar:

Posting Komentar