Iin Yumiyanti - detikNews
foto: iin/detikcom
Jeddah - Air di Bandara King Abdul Azis, Jeddah, mati. Puluhan ribu jamaah haji termasuk dari Indonesia pun kesulitan mendapatkan air untuk berwudhu ataupun ke kamar kecil. Apalagi air tidak bisa mengalir selama lebih dari 8 jam.
Ketua Daker Jeddah Ahda Barori Asmuni menyatakan, pihaknya telah meminta pengelola bandara untuk mempercepat perbaikan pipa. Namun demikian, perbaikan tidak bisa dilakukan cepat lantaran terkendala besarnya kerusakan.
"Malam itu langsung kita bersama Malaysia minta diperbaiki. Ya saya juga meminta maaf karena air baru bisa kembali normal pagi hari," kata Ahda.
Air mulai tidak mengalir sejak pukul 20.00 waktu Arab Saudi, Rabu (13/10/2010). Air mati karena pipa saluran air yang memasok ke bandara pecah. Menurut petugas bandara, penanganan kasus ini tidak bisa dilakukan dengan cepat sebab kerusakannya pun cukup parah.
Jamaah termasuk dari Indonesia pun kecewa karena air sama sekali tidak ada. Mereka tidak bisa berwudhu untuk salat dan harus menahan buang air kecil ataupun besar.
Gelombang jamaah haji dari kawasan Asia Tenggara terus berdatangan di Bandara King Abdul Aziz. Dari Indonesia, jamaah yang memasuki lokasi transit adalah dari Kabupaten Boyolali yang tergabung dalam kloter 4 Embarkasi Adisoemarmo (SOC).
Jamaah Indonesia pasrah atas kondisi tersebut. Namun sebagian jamaah meminta pemerintah mengirimkan protes pada pemerintah Arab Saudi. Apalagi, kemacetan itu terjadi di terminal khusus haji Asia Tenggara.
"Air sangat vital dibutuhkan seluruh jamaah. Dengan protes bersama-sama negara tetangga tentu akan lebih kuat," tuntut salah seorang jamaah asal Solo.
Matinya air otomatis berdampak pada kebersihan bandara. Toilet bandara menjadi kotor karena tanpa air, petugas kebersihan tidak bisa bekerja.
(iy/van)
Ketua Daker Jeddah Ahda Barori Asmuni menyatakan, pihaknya telah meminta pengelola bandara untuk mempercepat perbaikan pipa. Namun demikian, perbaikan tidak bisa dilakukan cepat lantaran terkendala besarnya kerusakan.
"Malam itu langsung kita bersama Malaysia minta diperbaiki. Ya saya juga meminta maaf karena air baru bisa kembali normal pagi hari," kata Ahda.
Air mulai tidak mengalir sejak pukul 20.00 waktu Arab Saudi, Rabu (13/10/2010). Air mati karena pipa saluran air yang memasok ke bandara pecah. Menurut petugas bandara, penanganan kasus ini tidak bisa dilakukan dengan cepat sebab kerusakannya pun cukup parah.
Jamaah termasuk dari Indonesia pun kecewa karena air sama sekali tidak ada. Mereka tidak bisa berwudhu untuk salat dan harus menahan buang air kecil ataupun besar.
Gelombang jamaah haji dari kawasan Asia Tenggara terus berdatangan di Bandara King Abdul Aziz. Dari Indonesia, jamaah yang memasuki lokasi transit adalah dari Kabupaten Boyolali yang tergabung dalam kloter 4 Embarkasi Adisoemarmo (SOC).
Jamaah Indonesia pasrah atas kondisi tersebut. Namun sebagian jamaah meminta pemerintah mengirimkan protes pada pemerintah Arab Saudi. Apalagi, kemacetan itu terjadi di terminal khusus haji Asia Tenggara.
"Air sangat vital dibutuhkan seluruh jamaah. Dengan protes bersama-sama negara tetangga tentu akan lebih kuat," tuntut salah seorang jamaah asal Solo.
Matinya air otomatis berdampak pada kebersihan bandara. Toilet bandara menjadi kotor karena tanpa air, petugas kebersihan tidak bisa bekerja.
(iy/van)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar