Jamaah Haji
REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH--Wakil Gubernur Aceh Muhammad Nazar mewacanakan jamaah calon haji (calhaj) di provinsi tersebut hanya akan membayar ongkos pesawat terbang untuk berangkat ke Tanah Suci. "Apabila pembangunan rumah Aceh (pemondokan bagi jamaah) di Mekkah selesai, kami wacanakan calhaj Aceh hanya memikirkan ongkos pesawat terbang saja untuk menunaikan rukun Islam ke lima tersebut tiga tahun mendatang," katanya di Banda Aceh, Jumat malam.
Hal itu disampaikan Nazar usai tepung tawari (peusijuk) dirinya dalam rangka melaksanakan ibadah haji oleh Tgk Tengku H Usman Ali (Abu Kuta Krueng) pemimpin Pondok Pesantren Shalafiyah Darul Munawwarah Kuta Krueng, Pidie Jaya.
Tepung tawari merupakan sebuah tradisi adat yang dilakukan di Aceh sebagai rasa syukur kepada yang maha kuasa. Kegiatan tersebut diantaranya dilakukan pada upacara adat, pesta perkawinan dan naik haji.
Nazar mengatakan, pembangunan pemondokan yang dilakukan pihak Nazir Wakaf Baitul Asyi di Mekkah di perkirakan akan rampung tiga tahun mendatang yakni sekitar 2013.
Baitul Asyi merupakan harta wakaf oleh Habib Bugak seorang ulama Aceh keturuan Arab pada tahun 1800 Masehi di kawasan Qusyasyiah, Makkah. Ia mewakafkan sebidang tanah dan rumah untuk masyarakat Aceh sebagai tempat pemondokan saat menunaikan rukun Islam kelima itu.
Dari hasil pengelolaan wakaf tersebut oleh Nazir, dana keuntungan tersebut digunakan sebagai pembangunan asrama dan dibagi bagi setiap calhaj Aceh yang melaksanakan ibadah di Tanah Suci pada musim haji. "Kita sedang upayakan pembangun asrama yang bisa menampung sekitar 4000-5000 jamaah haji Aceh di kawasan Al Aziziah Janubiyah, Makkah, Arab Saudi," kata Nazar.
Karenanya, pada pelaksanaan ibadah haji plus pada musim haji 2010 melalui DKI Jakarta yang turut didampingi sang istri Dewi Muthia, Nazar akan meninjau pembangunan tersebut di sana. "Saya juga akan memantau perkembangan pembangunan asrama tersebut dan mengunjungi jamaah haji Aceh yang ada di sana," katanya.
Hal itu disampaikan Nazar usai tepung tawari (peusijuk) dirinya dalam rangka melaksanakan ibadah haji oleh Tgk Tengku H Usman Ali (Abu Kuta Krueng) pemimpin Pondok Pesantren Shalafiyah Darul Munawwarah Kuta Krueng, Pidie Jaya.
Tepung tawari merupakan sebuah tradisi adat yang dilakukan di Aceh sebagai rasa syukur kepada yang maha kuasa. Kegiatan tersebut diantaranya dilakukan pada upacara adat, pesta perkawinan dan naik haji.
Nazar mengatakan, pembangunan pemondokan yang dilakukan pihak Nazir Wakaf Baitul Asyi di Mekkah di perkirakan akan rampung tiga tahun mendatang yakni sekitar 2013.
Baitul Asyi merupakan harta wakaf oleh Habib Bugak seorang ulama Aceh keturuan Arab pada tahun 1800 Masehi di kawasan Qusyasyiah, Makkah. Ia mewakafkan sebidang tanah dan rumah untuk masyarakat Aceh sebagai tempat pemondokan saat menunaikan rukun Islam kelima itu.
Dari hasil pengelolaan wakaf tersebut oleh Nazir, dana keuntungan tersebut digunakan sebagai pembangunan asrama dan dibagi bagi setiap calhaj Aceh yang melaksanakan ibadah di Tanah Suci pada musim haji. "Kita sedang upayakan pembangun asrama yang bisa menampung sekitar 4000-5000 jamaah haji Aceh di kawasan Al Aziziah Janubiyah, Makkah, Arab Saudi," kata Nazar.
Karenanya, pada pelaksanaan ibadah haji plus pada musim haji 2010 melalui DKI Jakarta yang turut didampingi sang istri Dewi Muthia, Nazar akan meninjau pembangunan tersebut di sana. "Saya juga akan memantau perkembangan pembangunan asrama tersebut dan mengunjungi jamaah haji Aceh yang ada di sana," katanya.
Red: Siwi Tri Puji B
Sumber: Antara
Sumber: Antara
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/umroh-haji/10/10/29/143481-wuih-aceh-tengah-pikirkan-calhaj-hanya-bayar-ongkos-pesawat-saja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar