REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH--Calon jamaah haji terus berdatangan di Makkah. Pada shalat Subuh, Jumat (15/10), pelataran Ka'bah terlihat penuh oleh kehadiran calon jamaah haji dari berbagai negara. Ketika Republika tiba di Masjidil Haram pada Jumat dinihari (pukul 00.45), calon jamaah sudah memadati pelataran Ka'bah. Jamaah semakin padat menjelang shalat Subuh.
Jamaah Indonesia akan memasuki Makkah mulai 20 Oktober. Pada Kamis, jamaah Indonesia yang masuk ke Madinah sudah mencapai sekitar 10 ribu orang dari 37 penerbangan. Pada Jumat ini, dijadwalkan masuk 17 penerbangan, mengangkut sekitar 7.000 orang.
Kedatangan calon jamaah haji dari Indonesia yang diangkut maskapai Saudi Arabia sempat mengalami pengunduran jadwal selama 14 jam pada Kamis kemarin. Ini membuat Kementerian Agama melontarkan protes kepada manajamen maskapai.
Sampai saat ini, jumlah jamaah yang berisiko tinggi tercatat ada 35 persen. Total jamaah dari Indonesia mencapai 221 ribu orang, terdiri dari 197.500 jamaah regular dan 23.500 jamaah khusus.
Jumlah jamaah dengan penyakit berisiko tinggi itu, menurut Wakil Kepala Daerah Kerja Makkah Bidang Kesehatan, dr H Taufik, biasanya akan meningkat. ''Data terakhir akan diketahui jika semua jamaah sudah masuk asrama embarkasi. Biasanya yang berisiko tinggi bisa mencapai 50 persen,'' jelas Taufik di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Makkah, Kamis sore.
Taufik mengatakan, penyakit yang masuk kategori risiko tinggi antara lain penyakit jantung dan paru-paru. ''BPHI telah siap menangani jamaah berisiko tinggi,'' ujar Taufik.
Persiapan telah 99 persen
Kamis kemarin, kesibukan terlihat di BPHI. Tenaga medis tengah memeriksa obat-oabatan, pekerja-pekerja lokal bersiap mengantar obat-obatan ke Jeddah. ‘’Obatan-obatan untuk Daker Jeddah dan Madinah, semua dipasok dari sini,’’ ujar Taufik.
Beberapa pekerja juga tengah memeriksa instalasi listrik. Kamis sore, listrik BPHI sempat mati dan litf ada yang belum bisa jalan. Cadangan listrik dari generator, menurut Taufik, akan disiapkan.
BPHI memanfaatkan empat lantai bangunan di Holidiah Makkah. Disediakan lebih dari 150 ranjang pasien, termasuk 12 ranjang di ruang ICU/ICCU. Tersedia juga ruang untuk jamaah yang mengalami gangguan jiwa.
Bangunan BPHI ini telah disewa untuk jangka waktu setahun, melanjutkan sewa tahun sebelumnya. Tapi, kata Taufik, BPHI hanya beroperasi selama empat bulan. Selebihnya, kosong kegiatan. ''Untuk menyiapkan kembali menjadi BPHI setara dengan rumah sakit tipe C, kami memerlukan waktu sekitar seminggu untuk membersihkan debu,'' jelasnya.
Pada Kamis kemarin, menurut Taufik, persiapan BPHI telah mencapai 99 persen. Tenaga medis, terdiri dari 14 dokter ahli, tiga dokter umum, dan satu dokter gigi, serta 74 tenaga medis –meliptui di antaranya 44 perawat dan dua ahli gizi-- telah siap memberikan pelayanan. Di setiap lantai akan disediakan empat perawat yang piket 12 jam. Kamis, rombongan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang dipimpin Prof Istibsyarah, sempat melakukan peninjauan ke BPHI.
Di Madinah, rombongan DPD sempat menemukan salah satu pasien diabetes berusia 62 tahun yang tak memiliki catatan medis tentang penyakitnya itu di buku kesehatan haji. Pasien dari Sumatra Utara itu membtuhkan penanganan serius karena penyakitnya sudah parah. DPD berharap petugas kesehatan harus benar-benar cermat memeriksa calon jamaah haji.
Jamaah Indonesia akan memasuki Makkah mulai 20 Oktober. Pada Kamis, jamaah Indonesia yang masuk ke Madinah sudah mencapai sekitar 10 ribu orang dari 37 penerbangan. Pada Jumat ini, dijadwalkan masuk 17 penerbangan, mengangkut sekitar 7.000 orang.
Kedatangan calon jamaah haji dari Indonesia yang diangkut maskapai Saudi Arabia sempat mengalami pengunduran jadwal selama 14 jam pada Kamis kemarin. Ini membuat Kementerian Agama melontarkan protes kepada manajamen maskapai.
Sampai saat ini, jumlah jamaah yang berisiko tinggi tercatat ada 35 persen. Total jamaah dari Indonesia mencapai 221 ribu orang, terdiri dari 197.500 jamaah regular dan 23.500 jamaah khusus.
Jumlah jamaah dengan penyakit berisiko tinggi itu, menurut Wakil Kepala Daerah Kerja Makkah Bidang Kesehatan, dr H Taufik, biasanya akan meningkat. ''Data terakhir akan diketahui jika semua jamaah sudah masuk asrama embarkasi. Biasanya yang berisiko tinggi bisa mencapai 50 persen,'' jelas Taufik di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Makkah, Kamis sore.
Taufik mengatakan, penyakit yang masuk kategori risiko tinggi antara lain penyakit jantung dan paru-paru. ''BPHI telah siap menangani jamaah berisiko tinggi,'' ujar Taufik.
Persiapan telah 99 persen
Kamis kemarin, kesibukan terlihat di BPHI. Tenaga medis tengah memeriksa obat-oabatan, pekerja-pekerja lokal bersiap mengantar obat-obatan ke Jeddah. ‘’Obatan-obatan untuk Daker Jeddah dan Madinah, semua dipasok dari sini,’’ ujar Taufik.
Beberapa pekerja juga tengah memeriksa instalasi listrik. Kamis sore, listrik BPHI sempat mati dan litf ada yang belum bisa jalan. Cadangan listrik dari generator, menurut Taufik, akan disiapkan.
BPHI memanfaatkan empat lantai bangunan di Holidiah Makkah. Disediakan lebih dari 150 ranjang pasien, termasuk 12 ranjang di ruang ICU/ICCU. Tersedia juga ruang untuk jamaah yang mengalami gangguan jiwa.
Bangunan BPHI ini telah disewa untuk jangka waktu setahun, melanjutkan sewa tahun sebelumnya. Tapi, kata Taufik, BPHI hanya beroperasi selama empat bulan. Selebihnya, kosong kegiatan. ''Untuk menyiapkan kembali menjadi BPHI setara dengan rumah sakit tipe C, kami memerlukan waktu sekitar seminggu untuk membersihkan debu,'' jelasnya.
Pada Kamis kemarin, menurut Taufik, persiapan BPHI telah mencapai 99 persen. Tenaga medis, terdiri dari 14 dokter ahli, tiga dokter umum, dan satu dokter gigi, serta 74 tenaga medis –meliptui di antaranya 44 perawat dan dua ahli gizi-- telah siap memberikan pelayanan. Di setiap lantai akan disediakan empat perawat yang piket 12 jam. Kamis, rombongan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang dipimpin Prof Istibsyarah, sempat melakukan peninjauan ke BPHI.
Di Madinah, rombongan DPD sempat menemukan salah satu pasien diabetes berusia 62 tahun yang tak memiliki catatan medis tentang penyakitnya itu di buku kesehatan haji. Pasien dari Sumatra Utara itu membtuhkan penanganan serius karena penyakitnya sudah parah. DPD berharap petugas kesehatan harus benar-benar cermat memeriksa calon jamaah haji.
Red: Endro Yuwanto
Rep: Priyantono Oemar
Rep: Priyantono Oemar
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/umroh-haji/10/10/15/140443-masjidil-haram-mulai-dipadati-jamaah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar