Kamis, 06 Agustus 2009

PEMUDA

Artikel dengan judul pemuda ini ditujukan untuk Semua kalangan yang merasa berjiwa muda baik muslimin atau muslimah (bukan judul sinetron lho yaaaa). Artikel pernah terbit pada kolom HIKMAH di harian REPUBLIKA pada beberapa tahun silam…….. walaupun sudah lama, tapi masih bisa di terapkan untuk pemuda saat ini dan saat yang akan dating…………………….. semoga bermanfaat



Pemuda

Oleh Nasiruddin Zuhdi

Nabi yang agung, Muhammad saw, pernah bersabda: "Ada tujuh golongan yang mendapat perlin­dungan Allah pada hari yang tiada perlindungan selain perlindungan-Nya: (1) pemimpin yang adil; (2) pemuda yang terbina dalam ibadah kepada Allah; (3) orang yang hatinya terpaut dengan masjid; (4) dua orang bersahabat di jalan Allah, berkumpul dan berpisah ka­rena-Nya; (5) laki-laki yang diajak kencan seorang perempuan berkedudukan dan cantik namun menjawab: 'Aku takut kepada Allah'; (6) seorang yang bersedekah dan menyembunyikan sedekahnya sehingga tangan kirinya tak tahu apa yang disedekahkan tangan kanannya; dan (7) seorang yang berdzikir kepada Allah sendirian hingga berlinang air matanya. (riwayat Bukhari).

Hadits ini menegaskan Islam menunjukkan perhatian khusus pada pemuda, agar mereka tidak terlena dengan kehidupan dunia yang glamour. Dalam Islam, pemuda memperoleh tempat terhormat, sebagaimana terangkum dalam Alquran melalui kisah mulia Ashaabul Kahfi (Q.S. 18:10, 13, 22, 74, 80, 82).

Pemuda Indonesia merupakan unsur vital dalam tatan­an sistem sosial. Sudah optimalkah mereka memantapkan jati diri sebagai penanggung jawab masa depan umat, masa depan dunia, dan kemanusiaan? Seberapa besar rsemangat serba ingin tahu, ingin menunjukkan ke­bolehan dalam meraih cita-cita mulia, dan meraih ke­muliaan dunia dan akhirat? Adakah mereka akan selalu meningkatkan semangat belajar sekaligus menyerap nilai-nilai luhur Iptek yang tepat guna bagi bangsa dan ne­gara? Ataukah mereka masih sering silau dan terkesima melihat fatamorgana kehidupan yang menyimpang dari alur dan jalur Kalamullah dan Sunnah Rasul?

Semua itu tidak terlepas dari tali ikatan dan peran para generasi pendahulunya. Hitam putihnya pemuda lebih dipengaruhi oleh interaksi para orangtua, keluarga, ,dan lingkungan mereka.

Memperingati Hari Sumpah Pemuda kali ini, patut kita renungkan kembali penegasan GBHN tentang'pemuda "Pemuda Indonesia sebagai generasi pewaris nilai­-nilai luhur budaya dan penerus cita-cita perjuangan bang­sa dan insan pembangunan sangat diharapkan menjadi kader pimpinan bangsa yang berjiwa Pancasila, disiplin, peka, mandiri, beretos kerja, tangguh, memiliki idealisms dan wawasan kebangsaan yang luas, mampu mengatasi tantangan, balk masa kini maupun mendatang dengan tetap memperhatikan nilai sejarah yang dilandasi sema­ngat kebangsaan Berta persatuan dan kesatuan.'

Bagi yang gemar menengok sejarah Islam dan sejarah kemanusiaan, niscaya dia meyakini bahwa kemuliaan dan keluhuran suatu umat sangat dipengaruhi oleh po­tensi dan eksistensi pemudanya, sebagaimana diung­kapkan Alquran berkenaan dengan kisah Nabi Yusuf (Q.S. 12:22) dan Nabi Musa (Q.S. 28:14). Ini karena tiada lain karena potensi dan eksistensi pemuda memi­liki dimensi yang tidak dibatasi ruang dan waktu.

Mengantisipasi erosi rohani yang sering menghampiri tanpa kita sadari, Mari kita simak peringatan Rasulullah yang ditujukan terutama bagi para pemuda: "Gunakanlah, yang lima sebelum datangnya lima perkara: usia muda­mu sebelum datang usia tuamu, sehatmu sebelum da­tang sakitmu, kayamu sebelum miskin, hidupmu se­belum matimu, dan kelapanganmu sebelum sibukmu." Bismillaahi Tawakkaltu Alallah. n



Tidak ada komentar:

Posting Komentar