Kamis, 11 Juni 2009

HAJAR ASWAD



cerita mengenai Hajar Aswad dan Rukun Yamani yang akan saya sampaikan cukup menarik, yang
di ceritakan oleh orang tua kita adalah hanya mengenai peletakan Hajar Aswad yang dilakukan oleh Rasul, sedangkan Rukun Yamani tidak banyak di ceritakan. Sedangkan Hajar Aswad & Rukun Yamani merupakan batu yang berasal dari surga.
saya mengetahui pertama kali pada tahun 2004 M menjelang keberangkatan haji saya yang pertama kali dari "buku pintar Haji & Umrah" H.M. Iwan Gayo. Banyak kisah yang menarik, sebaiknya sahabat zaameedhearts membelinya untuk koleksi....................................................

HAJAR ASWAD



Adalah "batu hitam" yang terletak di sudut sebelah tenggara Ka'bah, yaitu sudut dari mana Tawaf dimulai. Hajar Aswad merupakan jenis batu ruby yang diturunkan Allah dari surga melalui malaikat Jibril. Hajar Aswad terdiri dari delapan keping yang terkumpul dan diikat dengan lingkaran perak. Batu hitam itu sudah licin arena terus menerus dikecup, dicium dan diusap-usap oleh juta bahkan milyar manusia sejak nabi Adam, yaitu jamaah yang datang ke Baitullah baik untuk Haji maupun untuk tujuan Umrah. Harap dicatat bahwa panggilan haji telah berlangsung sejak lama yaitu sejak Nabi Adam AS. bahkan masyarakat jahiliah yang musyrik dan penyemb­ah berhala pun masih secara setia melayani jamaah haji yang datang tiap tahun dari berbagai belahan dunia.

Nenek moyang Rasulullah, termasuk kakeknya Abdul Muthalib adalah para ahli waris dan pengurus Ka'bah atau secara Spesifik adalah penanggung jawab air zamzam yang selalu menjadi primadona dan incaran para jamaah dan para penziarah. Hadis Sahih riwayat Tarmizi dan Abdullah bin Amin bin Ash mengatakan bahwa Rasul SAW bersabda :

“Hajar Aswad dan Maqam Ibrahim dua batu ruby dari surga yang dihilangkan cahayanya oleh Allah. Kalau cahayanya tidak dihilangkan, maka dua batu ruby tersebut mampu menyinari dunia dari Barat sampai Timur”

Satu riwayat sahih lainnya mengatakan :

“Hajar Aswad dan Maqam Ibrahim berasal dari batu-batu ruby surga yang kalau tidak karena sentuhan dosa-dosa manusia akan dapat menyinari antara Timur dan Barat. Setiap orang sakit yang memegangnya akan sembuh dari sakitnya”

Hadis sahih riwayat Imam Baihaqie dari Ibnu ‘Abas RA, bahwa Rasul SAW bersabda :

“Allah akan membangkitkan Al-Hajar (Hajar Aswad) pada Hari Kiamat. Ia dapat melihat dan dapat berkata. Ia akan menjadi saksi terhadap orang yang pernah memegangnya dengan ikhlas dan benar”

Hadis Siti Aisyah RA mengatakan bahwa Rasul SAW bersabda :

“ Nikmatilah (peganglah) Hajar Aswad ini sebelum diangkat (dari bumi). Ia berasal dari Surga dan setiap sesuatu yang keluar dari Surga akan kembali ke Surga sebelum kiamat”

Berdasarkan bunyi hadis-hadis itulah antara lain maka setiap jamaah haji baik yang mengerti maupun yang tidak mengerti tetapi ikut-ikutan mengerti, akan senantiasa menjadikan Hajar Aswad sebagai 'target' berburu. Saya harus menciumnya. Mencium Hajar Aswad!!!!!!



Tapi apa bisa ? Dua juta jamaah, datang di musim haji secara bersamaan dan antri untuk keperluan dan target yang sama. Begitu padatnya, maka anda harus rela dan untuk hanya bisa memberi 'kecupan' jarak jauh dan melafazkan basmalah dan takbir;

Bismillah Wallahu Akbar. (HADIS RIWAYAT : AHMAD)

Hadis tersebut mengatakan bahwa disunatkan membaca do’a ketika hendak istilam (mengusap) atau melambainya pada permulaan tawaf atau pada tiap putaran, sebagai­mana diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA. Artinya:

Bahwa Nabi Muhammad SAW datang ke Ka'bah lalu diusapnya

Hajar Aswad sambil membaca Bismillah Wallahu Akbar".


RIWAYATNYA

Dalam riwayat lanjutannya dikisahkan bahwa batu hitam tersebut pernah terkubur pasir selama -berapa waktu lamanya dan secara ajaib ditemukan kembali oleh nabi Ismail AS ketika is berusaha menda­patkan batu tambahan untuk menutupi dinding Ka'bah yang masih sedikit kurang. Batu yang ditemukan inilah rupanya yang sedang dicari oleh Nabi Ibrahim AS, yang serta merta sangat gembira dan tak henti-hentinya menciumi batu tersebut. Bahkan, ketika sudah tiba dekat Ka'bah, batu itu tak segera diletakkan di tempatnya. Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS menggotong batu itu sambil memutari Ka'bah tujuh putaran.


HAJAR ASWAD DIREBUT

Kisah lain yang sangat penting adalah yang terjadi pada musim haji tahun 317 H. pada saat itu dunia Islam sangat lemah dan bercerai berai sehingga kesempatan ini dimanfaatkan oleh Abu Tahir AI Qurmuthi seorang kepala salah satu suku di Jazirah Arab bagian timur untuk merampas Hajar Aswad. Dengan 700 anak buah bersenjata lengkap mendobrak Masjid Al Haram dan membongkar Ka'bah secara paksa lain merebut Hajar Aswad dan mengangkutnya ke nega­ranya yang terletak di kawasan Teluk Persia sekarang.

Kemudian ia membuat maklumat dengan menantang umat Islam; silahkan mengambil batu itu, boleh dengan perang atau dengan membayar sejumlah uang yang pada saat itu sangat berat bagi umat Islam. Baru setelah 22 tahun (tahun 339 H) batu itu dikembalikan ke Mekah oleh Khalifah Abbasiyah Al-Muthi'Lillah setelah ditebus dengan uang sebanyak 30.000 Dinar.


HAJAR ASWAD TERAPUNG DI AIR

Dalam kitab Ikhbarul-Kiraam diterangkan bahwa ketika Abdullah bin Akim menerima batu dari pemimpin suku Qurmuth itu langsung dimasukkan ke dalam air dan tenggelam, kemudian diangkat dan dibakar ternyata pecah, maka ia menolak batu itu dan dinyatakan palsu.

Dengan tenang pemimpin Qurmuth itu memberi yang kedua yang sudah dilumuri minyak wangi dan dibungkus dengan kain sutra yang sangat cantik. Namun Abdullah tetap menguji keasliannya dengan cara seperti yang pertama, ternyata juga palsu karena tenggelam di air dan pecah oleh api.

Akhirnya pemimpin suku Qurmuth memberikan yang betul-betul asli. Tapi oleh Abdullah batu inipun diperlaku kan seperti yang sebelumnya, dan sungguh aneh tapi nyata bahwa batu yang ketiga itu tidak tenggelam malah terapung di atas air, ketika dibakar tidak pecah dan bahkan tidak terasa panas. Maka Abdullah dengan puas mengatakan; "Nah inilah dia, batu kita."

Dengan terheran-heran pemimpin Qurmuth bertanya, "Darimana anda mendapat ilmu ini?"

Abdullah menjawab; "Nabi pernah mengatakan, Hajar Aswad akan menjadi saksi tentang siapa-siapa yang Perrnah menyalaminya dengan niat baik atau tidak baik, Hajar Aswad juga tidak akan tenggelam di dalam air dan tidak panas dalam api".

"Inilah agama yang benar-benar tuntunan dari Allah (bukan produksi akal)", demikian pemimpin Qurmuth itu berkomentar.

Namun, kepada pemimpin Qurmuth ini Allah me­nurunkan siksa berupa penyakit yang sangat sulit diobati yaitu semacam lepra yang berlangsung lama dan tidak dapat disembuhkan. Akhirnya semua persendiannya berlepasan dan matilah dia.


DIANGKUT DENGAN SORBAN MUHAMMAD

Diantara peristiwa penting yang berkenaan dengan batu ini adalah yang terjadi pada tahun 16 sebelum Hijrah (606 M.) yaitu ketiika suku Quraisy melakukan pemugaran Ka'bah. Pada saat itu hampir saja terjadi pertumpahan darah yang hebat karena sudah lima hari lima malam mereka dalam situasi gawat, karena keempat kabilah dalam suku Quraisy itu terus bersitegang ngotot pada pendapat dan kehendak masing-masing siapa yang mengangkat dan meletakkan, kembali batu ini ke tempatnya semula karena pemugaran Ka’bah sudah selesai.

Akhirnya muncullah usul dari Abu Umayyah bin Mughirah Al -Mkhzumi yang mengatakan; "Alangkah baiknya kalau keputusan ini kita serahkan kepada orang yang kali pertama masuk masjid pada hari ini".

Pendapat sesepuh Quraisy Abu Umayyah ini disepakati. Dan ternyata orang pertama masuk pada hari itu adalah Muhammad bin Abdullah yang waktu itu masih berusia 35 tahun. Menjadi rahasia umum pada masa itu bahwa ahlak dan budi pekerti Muhammad telah terkenal 'jujur' dan 'bersih' sehingga dijuluki Al-Amin (orang yang terppercaya). Muhammad muda, yang organ tubuhnya yaitu hatinya pernah dibersihkan lewat operasi oleh MaIaikat, memang sudah dikenal luas tidak pernah bohong dan tidak pernah ingkar janji. Lalu apa jawaban in tindakan Muhammad terhadap usul itu ?

Muhammad menuju tempat penyimpanan Hajar Aswad itu lalu membentangkan sorbannya dan meletakkan batu mulia itu ditengah-tengah sorban kemudian meminta satu orang wakil dari masing-masing kabilah yang sedang bertengkar untuk memegang sudut sorban itu dan bersama-sama menggotongnya ke sudut dimana batu itu hendak diletakkan. Supaya adil, Muhammad pulalah yang memasang batu itu ke tempatnya semula.



RUKUN YAMANI


Rukun Yamani adalah sudut keempat Ka'bah bagi jama'ah yang melakukan tawaf, yang disebut juga Rukun Yamani kedua. Merupakan salah satu Rukun dari dua Rukun Yamani, yang sangat dimuliakan oleh Allah SWT, dan mempunyai nilai ibadah tinggi karena sangat istimewa. Yaitu karena dibangun persis diatas fondasi Nabi Ibrahim AS, ketika Beliau bersama putranya Ismail AS membangun Ka'bah.

Disamping itu Rukun yang menghadap ke arah Yamani ini merupakan satu tempat yang ditetapkan oleh Rasulullah sebagai salah satu tempat mustazab do'a.

Ketika sedang melaksanakan ibadah tawaf, disunatkan mengusap dinding Rukun Yamani ini dengan tangan kanan atau cukup dengan isyarat yaitu melambaikan tangan kanan, ke arah sudut itu sambil mengucapka, "Bismillah Wallahu Akbar".


YAMANI MABRUR

Rukun Yamani ini pun dinyatakan salah satu tempat yang sangat makbul untuk berdo'a. Sewaktu ­melintasi dinding antara Rukun Yamani dan Rukun Hajar Aswad, jama'ah Haji disunatkan membaca do'a.

"Rabbana aatina fiddunyaa hasanah, wafil aakhirati hasanah, waqina ad zaaban naar". Artinya : "Ya Allah, berilah aku kehidupan di dunia yang baik;
juga kehidupan akhirat yang baik , dan jauhkanlah aku dari siksaan neraka

Dalam satu riwayat, Rasulullah bersabda ;

"Setiap aku melewati Rukun Yamani tampak ada Malaikat
yang mengucapkaan kalimat Amin ... Amin, maka setiap engkau
melewatinya, bacalah do'a, Allahumma Rabbana aatina fid dunyaa Hasanah, wafil aakhirati hasanah waqinaa adzaabannaar".


DO'A MABRUR 4 SAHABAT

Dalam kitab Al-jami'Al-Latif diriwayatkan oleh Amir bin Syaraahil Al Sya'bi. Aku membuktikan suatu keajaiban, yaitu pada suatu hari aku bersama Abdullah bin Umar, Abdullah bin Zubair, Mus'ab bin Zubair serta Abdul Malik bin Marwan sedang duduk bercakap-cakap di ruang terbuka di dekat Kabah.

Kemudian disepakati, sebelum bubar satu persatu harus berdo'a di Rukun Yamani. Abdullah bin Zubair kami tunjuk sebagai orang yang petama untuk melakukannya lalu Beliau berdiri dengan memegang Rukun Yamani dan berdo'a:

1. Abdullah bin Zubair berdo'a sbb;

"Ya Allah, aku mohon kepada-Mu agar dapat menguasai .seluruh wilayah Hijaz sebagai khalifah sebelum aku meninggal dunia".

2. Kemudian ganti Mus'ab bin Zubair :

"Ya Allah, Aku mohon kepada-Mu agar aku dapat menguasai Iraq dan mengawini Sakina binti Al- Husain".

3. Kemudian ganti Abdul Malik bin Marwan;

"Ya Allah, aku mohon kepada-Mu agar aku dapat menguasai dunia Timur dan dunia Barat dan tidak ada yang berani melawan kecuali Kau serahkan
kepadaku batok kepalanya".

4. Kemudian ganti Abdullah bin Umar :

"Ya Allah, aku mohon kepada-Mu agar jangan Kau matikan aku sebelum kau wajibkan aku masuk surga".


Sungguh telah kubuktikan dengan mataku sendiri bahwa mereka benar-benar mendapatkan apa yang mereka minta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar