Dari koleksi kliping pribadi di Koran REPUBLIKA, dimana saya lupa tanggal terbitnya, ada suatu kisah menarik yang bisa kita teladani mengenai persaingan dalam berjuang di jalan ALLAH, semoga ini berguna……………………….
Kisah Sahabat Rasulullah
Persaingan' Abu bakar,
Umar, Usman, dan Ali
Salah satu didikan Nabi yang paling berhasil terhadap para sahabatnya adalah kegemaran mereka untuk mengorbankan harta.
Banyak riwayat yang masyhur mengenai sepak terjang mereka yang selalu berusaha menjadi orang pertama dan terbaik dalam menginfakkan harta. Hal itu sesuai dengan firman Allah, "Kamu sekalian sekali-kali tidak akan memperoleh kebajikan sebelum kalian menafkahkan sebagian harta yang kalian cintai." (QS 3:92)
Suatu hari Umar berkata, "Hari ini aku pasti dapat mengalahkan Abu Bakar. Aku akan memberikan separo harta kekayaanku kepada Rasulullah untuk dinafkahkan di jalan Allah." Umar mengira tidak ada seorang pun yang dapat melebihinya dalam berinfak.
Rasul, setelah menerima infak Umar, bertanya, "Apa yang engkau sisakan untuk keluargamu?" Umar menyahut, "Aku sisakan untuk keluargaku separonya."
Namun apa yang terjadi? Abu Bakar malah menyerahkan seluruh hartanya kepada Nabi. "Apa yang engkau sisakan untuk keluargamu ?" tanya Nabi. Abu Bakar menjawab , "Saya tinggalkan untuk mereka Allah dan Rasul-NYA.”
Mendengar hal itu Umar berkata, "Demi Allah, sekali-kali aku tidak akan dapat mengalahkan Abu Bakar dengan infak seperti itu kapan pun."
Dalam riwayat lain kita dapat menyaksikan ahlak Usman. Ketika itu kekeringan melanda Jazirah Arab.
Tatkala seseorang di antara kaum Muslim menimba air sumur itu, dia pun berdoa sebelum melemparkan timbanya, "Ya Allah, berilah Usman bin Affan minuman dari mata air surga."
Pernah suatu masa ketika Usman menjadi khalifah, terjadi musim paceklik yang luar biasa. Melihat umat kelaparan, Usman mengumpulkan seluruh kambing, unta dan sapinya. Kemudian disembelih dan seluruhnya dibagi-bagikan kepada kaum Muslim yang tengah kelaparan. Sedangkan untuk dirinya sendiri, dia hanya memakan gandum yang dicampur dengan garam pada kain selimut di rumahnya!
Masih tentang Usman. Thalhah berutang kepada Usman sebanyak 50.000 dirham. Suatu hari keduanya bersua di masjid. "Aku telah siap membayar utangku. Terimalah," kata Thalhah. Apa jawab Usman, "Harta ini adalah untukmu sebagai bantuan untuk menjaga harga dirimu."
Tak kalah mempesona kisah Ali dan keluarganya. Suatu ketika Hasan dan Husein (putra pasangan Ali-Siti Fatimah) sakit. Rasulullah bersama Abu Bakar dan Umar datang menengok mereka. “'Wahai Abu Hasan, kalau Anda bernazar untuk kedua anak ini, pasti Allah akan menyembuhkannya," kata Umar.
Ali pun menyatakan nazamya, "Jika Hasan dan Husen sembuh, aku bernazar puasa tiga hari sebagai tanda syukur kepada Allah." Temyata niatnya itu diikuti oleh Siti Fatimah, Hasan, Husen, dan Fandoh (pembantu mereka). Setelah Hasan dan Husen sembuh, mereka semua berpuasa meski tidak mempunyai persediaan makanan sedikit pun. Ali kemudian bekerja memintal wol dengan imbalan tiga gantang gandum kepada tetangganya, seorang Yahudi bernama Syam'un. Fatimah pun menumbuk gandum menjadi tepung dan memasaknya menjadi
Rasul trenyuh melihat anak, menantu, dan cucunya kelaparan selama tiga hari demi mementingkan orang miskin tadi. Ketika itulah turun wahyu Allah, (QS Al Insan: 812) yang berisi pujian terhadap mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar