Jumat, 12 Juni 2009

PERSAINGAN SAHABAT RASUL

Dari koleksi kliping pribadi di Koran REPUBLIKA, dimana saya lupa tanggal terbitnya, ada suatu kisah menarik yang bisa kita teladani mengenai persaingan dalam berjuang di jalan ALLAH, semoga ini berguna……………………….



Kisah Sahabat Rasulullah

Persaingan' Abu bakar,

Umar, Usman, dan Ali


Salah satu didikan Nabi yang paling ber­hasil terhadap para sahabatnya adalah kegemaran mereka untuk mengorban­kan harta. Para sahabat utama, seperti Abu Bakar Shidiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib merupakan contoh nyata aktualisasi syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari.


Banyak riwayat yang masyhur mengenai sepak terjang mereka yang selalu berusaha menjadi orang pertama dan terbaik dalam menginfakkan harta. Hal itu sesuai dengan firman Allah, "Kamu sekalian sekali-kali tidak akan memperoleh kebajikan sebelum kalian menafkahkan sebagian harta yang kalian cintai." (QS 3:92)


Suatu hari Umar berkata, "Hari ini aku pasti dapat mengalahkan Abu Bakar. Aku akan memberikan separo harta kekayaanku kepa­da Rasulullah untuk dinafkahkan di jalan Allah." Umar mengira tidak ada seorang pun yang dapat melebihinya dalam berinfak.


Rasul, setelah menerima infak Umar, ber­tanya, "Apa yang engkau sisakan untuk keluargamu?" Umar menyahut, "Aku sisakan untuk keluargaku separonya."

Namun apa yang terjadi? Abu Bakar ma­lah menyerahkan seluruh hartanya kepada Nabi. "Apa yang engkau sisakan untuk keluargamu ?" tanya Nabi. Abu Bakar menjawab , "Saya tinggalkan untuk mereka Allah dan Rasul-NYA.”


Mendengar hal itu Umar berkata, "Demi Allah, sekali-kali aku tidak akan dapat mengalahkan Abu Bakar dengan infak seperti itu kapan pun."

Dalam riwayat lain kita dapat menyak­sikan ahlak Usman. Ketika itu kekeringan melanda Jazirah Arab. Para penduduk ke­hausan, sedangkan sumber air di mana-mana kering kerontang. Rasul bertanya adakah di antara sahabat yang bersedia membeli sumur "Rowamah" milik orang Yahudi. "Siapa yang mau membelinya dijamin masuk sur­ga." Serta merta Usman menyatakan sanggup membeli sumur tersebut untuk kaum Muslim.


Tatkala seseorang di antara kaum Muslim menimba air sumur itu, dia pun berdoa sebe­lum melemparkan timbanya, "Ya Allah, be­rilah Usman bin Affan minuman dari mata air surga."


Pernah suatu masa ketika Usman menjadi khalifah, terjadi musim paceklik yang luar biasa. Melihat umat kelaparan, Usman me­ngumpulkan seluruh kambing, unta dan sapi­nya. Kemudian disembelih dan seluruhnya dibagi-bagikan kepada kaum Muslim yang tengah kelaparan. Sedangkan untuk dirinya sendiri, dia hanya memakan gandum yang dicampur dengan garam pada kain selimut di rumahnya!


Masih tentang Usman. Thalhah berutang kepada Usman sebanyak 50.000 dirham. Suatu hari keduanya bersua di masjid. "Aku telah siap membayar utangku. Terimalah," kata Thalhah. Apa jawab Usman, "Harta ini adalah untukmu sebagai bantuan untuk men­jaga harga dirimu."


Tak kalah mempesona kisah Ali dan kelu­arganya. Suatu ketika Hasan dan Husein (pu­tra pasangan Ali-Siti Fatimah) sakit. Rasu­lullah bersama Abu Bakar dan Umar datang menengok mereka. “'Wahai Abu Hasan, ka­lau Anda bernazar untuk kedua anak ini, pasti Allah akan menyembuhkannya," kata Umar.


Ali pun menyatakan nazamya, "Jika Ha­san dan Husen sembuh, aku bernazar puasa tiga hari sebagai tanda syukur kepada Allah." Temyata niatnya itu diikuti oleh Siti Fatimah, Hasan, Husen, dan Fandoh (pem­bantu mereka). Setelah Hasan dan Husen sembuh, mereka semua berpuasa meski tidak mempunyai persediaan makanan sedikit pun. Ali kemu­dian bekerja memintal wol dengan imbalan tiga gantang gandum kepada tetangganya, seorang Yahudi bernama Syam'un. Fatimah pun menumbuk gandum menjadi tepung dan memasaknya menjadi lima po­tong roti. Namun saat hendak berbuka puasa, tiba-tiba datanglah tamu yang minta sedekah. Maka mereka pun memberikan seluruh roti itu kepadanya. Hal itu terjadi selama tiga ha­ri berturut-turut. Walhasil, rnereka tak makan selama tiga hari, kecuali air.


Rasul trenyuh melihat anak, menantu, dan cucunya kelaparan selama tiga hari demi mementingkan orang miskin tadi. Ketika itulah turun wahyu Allah, (QS Al Insan: 8­12) yang berisi pujian terhadap mereka.


Begitulah keindahan perangai para saha­bat. Mereka selalu berlomba-lomba Mengeluarkan hartanya untuk kepentingan di jalan ALLAH mereka benar-benar menghayati petintah Allah berikut ini: "Berlomba-lomba­lah kamu dalam kebaikan dan takwa."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar