Oleh : Bachrawi Sanusi
Semua manusia tentu pemah menangis. Bahkan sejak keluar dari rahim ibunya, setiap orok pasti mengeluarkan suara tangis. Banyak orang yang kemudian menafsirkan bahwa tangis si bayi merah itu lantaran ia tahu betapa beratnya hidup yang akan dijalaninya.
Yang jelas, banyak faktor yang menyebabkan seseorang mengeluarkan air mata, la bisa saja menangis ketika merasa betapa besar kekuasaan Allah swt. Lalu ada juga yang meneteskan air mata karena merasa bahagia telah mendapatkan Nikmah.
Namun tak sedikit-pula yang menangis lantaran mengalami musibah. Walaupun Allah swt telah memerintahkan agar kita mengucapkan Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Roji'uun, tetapi tetap saja air mata terus membasahi pipi kita.
Selain itu, tak sedikit pula di antara kita yang menangis ketika dalam kesendirian. Yaitu saat kita duduk terdiam seorang diri pada waktu malam yang gelap, yang hanya ditemani bintang-bintang kecil berkilapan tak terbilang, tiba-tiba tanpa terasa pipi kita basah oleh air mata.
Hal seperti itu bisa saja kita alami justru ketika tingkat ketakwaan kita kepada Allah swt meningkat. Kita menjadi takut terhadap dosa-dosa yang telah kita perbuat. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhad-Muslim, Rasulullah saw bersabda: Di antara tanda-tanda ketakwaan kepada Allah, adalah bila seseorang tiba-tiba mencucurkan air mata karena ingat kepada Allah, Kaitan mengucurkan air mata dengan dosa ini, Kabul Ahbaar pemah berkata, "Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya. jika aku menangis karena takut kepada Allah sehingga mengalir air mata di atas pipiku, niscaya lebih baik bagiku daripada sedekah satu gunung emas."
Hasan bin Ali mengatakan, "Sesungguhnya Adam a.s. telah menangis selama 300 tahun setelah diturunkan dari sorga, sehingga mengalir lembah-lembah Sarandib dari air matanya!" Wahb bin Alward juga berujar, "Nabi Nuh a.s. telah menangis 300 tahun setelah ia ditegur Tuhan mengenai putranya sehingga pipinya cekung karena banyak dialiri oleh air matanya."
Lalu sebuah riwayat menyatakan bahwa Nabi Muhammad saw selalu menangis dalam salatnya sejak malam han hingga datang Bilal untuk azan subuh.
Kalau para nabi saja begitu lama menangis karena ingat akan dosa atau kesalahannya, apalagi manusia biasa seperti kita, sudah seharusnyalah lebih dari itu. Namun kenyataannya, berbuat dosa sudah kita anggap sebagai suatu tradisi. Akibatnya, berbagai pelanggaran dan penyimpangan terhadap hukum-hukum Allah swt kita langgar sendiri.
Allah swt berfinnan, "Hai orang-orang yang beriman. bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang setulus hati. semoga Tuhanmu menghapus dosa-dosa mu dan memasukkanmu ke dalam sorga yang mengalir di bawahnya beberapa sungai (QS Attahrim: 8).
Itu antara lain firman Allah swt agar kita segera bertobat dengan ikhlas dan tidak akan berbuat lagi (taubatan nasuha). Karena memang tak ada manusia yang tak berbuat dosa. n
Sumber : Harian REPUBLIKA kolom HIKMAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar