Minggu, 14 Februari 2010

Wafat di Tanah Suci,

Oleh Danarto

Sumber : Harian Republika Kolom Hikmah


Ketika kiamat terjadi, seseorang yang mengangkat makanan ke mulutnya,
tidak sempat lagi memakannya. Nabi Muhammad saw



Sudah banyak para jemaah calon haji di Tanah Suci, meninggal dunia sebelum melaksanakan wukuf di padang Arafah. Subhanallah. Mereka terbujur susul ­menyusul. Betapa indah dan mulianya orang-orang tua yang berjalan saja sudah tidak tegak lagi, dengan ikhlas melak­sanakan ibadah haji untuk memenuhi panggilan Tuhan. Sungguh jauh dan jauh, perjalanan perlu ditempuh, mencari rido Allah. Dengan pesawat terbang belum cukup, masih disambung dengan bus. Itu pun belum cukup. Masih harus dicapai dengan berjalan kaki yang jaraknya bisa satu atau dua kilometer dari penginapan ke Masjidil Haram yang perlu pulang balik paling tidak tiga kali sehari: subuh, dhuhur dan ashar, serta maghrib dan isya. Kalian telah berusaha keras untuk bertemu Allah, dan kamu semua akan bertemu denga-Nya. Begitu janji Tuhan dan Tuhan tak pernah ingkar janji.

Jika boleh diibaratkan dengan perempuan, ibadah haji begitu elok bagai paras perempuan yang ayu lahir-batin. Dan para jemaah calon haji yang merasa selangit dosanya (bukankah ini mengunggul-unggulkan diri-sendiri yang meng­anggap orang lain bersih Suci?) terpikat erat dengan kesem­purnaan wajah itu — ritual rukun-rukun haji yang berat dan bermacam ragam itu — sehingga lupa akan dosa-dosanya. Apa boleh buat, orang-orang pun berbondong-bondong kembali ke Tanah Suci karena kangen Masjidil Haram dengan Kabahnya, Masjid Nabawi yang menyimpan jasad Nabi, Padang Arafah, kurma, delima (masya Allah, delima Mekah begitu digigit, nyus, seger-sumyah tentulah buah ini dari sorga), dan Alquran.

Hadis riwayat Bukhari di atas mengingatkan kita bahwa sewaktu-waktu kita diambil Allah tanpa kita sadari. Untuk hat itu, kita wajib berkemas-kemas supaya ketika hari itu tiba, kita sudah siap, di antaranya kita telah berangkat menunaikan ibadah haji. Hari-hari ibadah haji adalah hari­-hari yang indah. Kita lupa segalanya karena kita menyatu dengan keindahan itu. Yang tinggal hanyalah cinta dan pasrah kepada Allah Yang Maha Suci yang merangkum ke segenap kehidupan makhluk-Nya.

Dua juta jemaah yang melaksanakan ibadah haji tahun ini. Tak ketinggalan jemaah dari Amerika, Inggris, Belanda, Prancis, Jerman, Spanyol, Italia, Cina/dan masih banyak lagi. Berjubel sampai di sudut-sudut sempit tembok Masjidil Haram yang mampu menampung satu juta jemaah. Alangkah nikmatnya bersujud sedalam-dalamnya seolah kening ini tak mau lepas dari karpet Masjidil Haram. n

Tidak ada komentar:

Posting Komentar