Oleh Danarto
Sumber : Harian Republika Kolom Hikmah
Ketika kiamat terjadi, seseorang yang mengangkat makanan ke mulutnya,
tidak sempat lagi memakannya. Nabi Muhammad saw
Sudah banyak para jemaah calon haji di Tanah Suci, meninggal dunia sebelum melaksanakan wukuf di
Jika boleh diibaratkan dengan perempuan, ibadah haji begitu elok bagai paras perempuan yang ayu lahir-batin. Dan para jemaah calon haji yang merasa selangit dosanya (bukankah ini mengunggul-unggulkan diri-sendiri yang menganggap orang lain bersih Suci?) terpikat erat dengan kesempurnaan wajah itu — ritual rukun-rukun haji yang berat dan bermacam ragam itu — sehingga lupa akan dosa-dosanya. Apa boleh buat, orang-orang pun berbondong-bondong kembali ke Tanah Suci karena kangen Masjidil Haram dengan Kabahnya, Masjid Nabawi yang menyimpan jasad Nabi, Padang Arafah, kurma, delima (masya Allah, delima Mekah begitu digigit, nyus, seger-sumyah tentulah buah ini dari sorga), dan Alquran.
Hadis riwayat Bukhari di atas mengingatkan kita bahwa sewaktu-waktu kita diambil Allah tanpa kita sadari. Untuk hat itu, kita wajib berkemas-kemas supaya ketika hari itu tiba, kita sudah siap, di antaranya kita telah berangkat menunaikan ibadah haji. Hari-hari ibadah haji adalah hari-hari yang indah. Kita lupa segalanya karena kita menyatu dengan keindahan itu. Yang tinggal hanyalah cinta dan pasrah kepada Allah Yang Maha Suci yang merangkum ke segenap kehidupan makhluk-Nya.
Dua juta jemaah yang melaksanakan ibadah haji tahun ini. Tak ketinggalan jemaah dari Amerika, Inggris, Belanda, Prancis, Jerman, Spanyol, Italia, Cina/dan masih banyak lagi. Berjubel sampai di sudut-sudut sempit tembok Masjidil Haram yang mampu menampung satu juta jemaah. Alangkah nikmatnya bersujud sedalam-dalamnya seolah kening ini tak mau lepas dari karpet Masjidil Haram. n
Tidak ada komentar:
Posting Komentar