Oleh : HA Yani Wahid
Sumber : Harian Republika Kolom Hikmah
Manusia dinilai Allah swt mampu melaksanakan fungsinya sebagai khalifah, karena pada mereka diberi anugerah potensial berupa kemampuan berpikir, berinisiatif, dan berkreasi. Bersamaan dengan itu, manusia juga diberi kebebasan untuk memilih, bahkan memilih antara kufur atau beriman kepada-Nya (QS 18:29).
Kebebasan memilih itu untuk pertama kalinya digunakan oleh bapak dan ibu manusia, Adam, dan Hawa, pada saat melanggar perintah Allah dengan memakan buah khuldi. Allah memberlakukan hukum-Nya dengan mengusir mereka dari surga. Seketika itu Adam dan Hawa menyadari kekeliruannya, dan sepanjang hari memohon inayah (pertolongan-Nya) agar mereka diampuni dan dapat menyesuaikan kemampuannya dengan petunjuk-petunjuk-Nya.
Fenomena ini memperlihatkan, kendati manusia secara potensial diberi anugerah kemampuan menjadi khalifah, namun tidak semua dapat mengaktualisasikannya secara optimal. Pada sisi Allah terdapat hukumhukum yang telah ditetapkan-Nya yang disebut Sunnatullah. Kebahagiaan manusia sangat tergantung pada kemampuannya menyesuaikan din dengan Sunnatullah itu.
Akan tetapi, di luar hukum-hukum Sunnatullah terdapat juga kekuatan lain yang terbit dari kebijaksanaan-Nya yang disebut inayatullah (pertolongan-Nya). Inayah Allah itu ditujukan oleh Allah kepada mereka yang benar-benar berdoa kepada-Nya. Hal ini ditegaskan dalam Alquran: Jika hamba-hamba-Ku bertanya tentang Aku. $esungguhnya Aku dekat. Aku memperkenankan doa seseorang apabila ia berdoa kepada-Ku. Maka hendaklah ia menjawab panggilanKu dan percaya kepada-Ku. (QS Al-Baqarah: 186).
Dengan penegasan ini, maka doa itu menjadi ajaran yang sangat penting. Bukan saja sebagai salah satu sarana pendidikan kejiwaan, tapi juga sebagai pintu terbukanya inayatullah untuk terjadinya beberapa peristiwa lain dalam kehidupan umat manusia. Misalnya dalam sejarah kenabian terdapat kisah tentang Nabi Ibrahim dan Nabi Zakaria yang tak henti-hentinya berdoa dan memohon, yang kemudian mereka dianugerahi seorang anak (QS Maryam: 48).
Fungsi doa yang lain adalah untuk memberikan kesadaran tentang relativitas dan kelemahan manusia. Betapapun seseorang telah memaksimalkan kerja berpikirnya untuk menghasilkan persiapan dan perencanaan yang matang demi keberhasilan usahanya, namun tidak sedikit yang berujung dengan kegagalan. Di sinilah manusia memerlukan tempat bersandar bahwa sesungguhnya yang mampu membuahkan hasil hanyalah Allah semata. Nabi saw bersabda, "Jika sesuatu menimpa dirimu, jangan mengeluh dan berkata, 'Andaikan tadinya aku melakukan ini atau itu!' Hendaklah ia berkata, 'Beginilah kehendak Allah. Apa saja yang la kehendaki, pastilah terjadi!' Ucapan seandainya hanyalah akan membuka jalan bagi tipu daya setan." (HR Muslim).
Dalam rangka introspeksi terhadap berbagai musibah dan bencana akhir-akhir ini, kita perlu memasyarakatkan doa sebagai cara untuk menyadari relativitas dan kelemahan kita selaku bangsa. Lebih dari itu adalah untuk menyadari bahwa kita selalu memerlukan inayah Allah dalam segala keadaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar