Minggu, 14 Februari 2010

KEKUATAN DOA

Oleh : HA Yani Wahid

Sumber : Harian Republika Kolom Hikmah


Manusia dinilai Allah swt mampu melaksanakan fungsinya sebagai khalifah, karena pada me­reka diberi anugerah potensial berupa kemampuan berpikir, berinisiatif, dan berkreasi. Bersamaan de­ngan itu, manusia juga diberi kebebasan untuk memilih, bahkan memilih antara kufur atau beriman kepada-Nya (QS 18:29).

Kebebasan memilih itu untuk pertama kalinya diguna­kan oleh bapak dan ibu manusia, Adam, dan Hawa, pada saat melanggar perintah Allah dengan memakan buah khuldi. Allah memberlakukan hukum-Nya dengan mengu­sir mereka dari surga. Seketika itu Adam dan Hawa me­nyadari kekeliruannya, dan sepanjang hari memohon ina­yah (pertolongan-Nya) agar mereka diampuni dan dapat menyesuaikan kemampuannya dengan petunjuk-petun­juk-Nya.

Fenomena ini memperlihatkan, kendati manusia secara potensial diberi anugerah kemampuan menjadi khalifah, namun tidak semua dapat mengaktualisa­sikannya secara optimal. Pada sisi Allah terdapat hukum­hukum yang telah ditetapkan-Nya yang disebut Sunna­tullah. Kebahagiaan manusia sangat tergantung pada ke­mampuannya menyesuaikan din dengan Sunnatullah itu.

Akan tetapi, di luar hukum-hukum Sunnatullah terdap­at juga kekuatan lain yang terbit dari kebijaksanaan-Nya yang disebut inayatullah (pertolongan-Nya). Inayah Allah itu ditujukan oleh Allah kepada mereka yang benar-benar berdoa kepada-Nya. Hal ini ditegaskan dalam Alquran: Jika hamba-hamba-Ku bertanya tentang Aku. $esungguh­nya Aku dekat. Aku memperkenankan doa seseorang apabila ia berdoa kepada-Ku. Maka hendaklah ia menja­wab panggilanKu dan percaya kepada-Ku. (QS Al-Baqa­rah: 186).

Dengan penegasan ini, maka doa itu menjadi ajaran yang sangat penting. Bukan saja sebagai salah satu sa­rana pendidikan kejiwaan, tapi juga sebagai pintu terbu­kanya inayatullah untuk terjadinya beberapa peristiwa lain dalam kehidupan umat manusia. Misalnya dalam se­jarah kenabian terdapat kisah tentang Nabi Ibrahim dan Nabi Zakaria yang tak henti-hentinya berdoa dan memo­hon, yang kemudian mereka dianugerahi seorang anak (QS Maryam: 48).

Fungsi doa yang lain adalah untuk memberikan kesa­daran tentang relativitas dan kelemahan manusia. Beta­papun seseorang telah memaksimalkan kerja berpikirnya untuk menghasilkan persiapan dan perencanaan yang matang demi keberhasilan usahanya, namun tidak se­dikit yang berujung dengan kegagalan. Di sinilah manusia memerlukan tempat bersandar bahwa sesungguhnya yang mampu membuahkan hasil hanyalah Allah semata. Nabi saw bersabda, "Jika sesuatu menimpa dirimu, ja­ngan mengeluh dan berkata, 'Andaikan tadinya aku me­lakukan ini atau itu!' Hendaklah ia berkata, 'Beginilah kehendak Allah. Apa saja yang la kehendaki, pastilah terjadi!' Ucapan seandainya hanyalah akan membuka jalan bagi tipu daya setan." (HR Muslim).

Dalam rangka introspeksi terhadap berbagai musibah dan bencana akhir-akhir ini, kita perlu memasyarakatkan doa sebagai cara untuk menyadari relativitas dan kele­mahan kita selaku bangsa. Lebih dari itu adalah untuk menyadari bahwa kita selalu memerlukan inayah Allah dalam segala keadaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar