Oleh : AM Fatwa
Dakwah merupakan kegiatan yang melekat pada masyarakat Islam. Pada bulan suci Ramadhan ini menunjukkan fenomenanya yang luar biasa, dari surau-surau, masjid, rumah-rumah gedong, hotel sampai layar kaca, dilakukan oleh guru-guru mengaji di kampungkampung sampai kaum intelektual dan pejabat tinggi di kota-kota besar.
Dan fenomena itu sebetulnya dakwah bukan pekerjaan sederhana. la pekerjaan sarat makna yang melambangkan eksistensi sebuah masyarakat di tengah hirukpikuk kecepatan perubahan yang terjadi.
Pandangan kita mengenai dakwah agaknya perlu terus dipersegar, terutama agar dakwah tidak sekadar peristiwa fenomenal melainkan benar-benar memenuhi fungsinya dalam membentuk kekuatan moral masyarakat.
Kita tidak dapat membayangkan sebuah masyarakat tanpa ada yang berseru kepada kebajikan dan amar ma'ruf nahi mungkar. Padahal Alquran telah mengingatkan: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang baik (ma'ruf) dan mencegah kemungkaran, Berta beriman kepada Allah. (QS 3: 110)
Dalam perspektif dakwah, dunia ini adalah amanah Allah. Manusia telah dibekali berbagai perangkat untuk mengurusnya berupa aturan dan ketentuan yang harus dipatuhi. Ada wilayah hak dan batil, ma'ruf dan munkar, halal dan haram,jamil dan qabih, yang kesemua itu merupakan aturan standar untuk menciptakan harmoni kehidupan, baik kehidupan pribadi, keluarga, maupun bermasyarakat dan bernegara.
Aturan standar itu dalam perspektif dakwah adalah amanah yang harus disampaikan dan ditegakkan.
Itulah yang dimaksud dengan Firman Allah: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha melihat. (QS 4: 58)
Berbagai krisis yang diderita bangsa kita sekarang ini bersumber dari pengkhianatan terhadap amanat-amanat itu. Misalnya rusaknya perekonomian kita sekarang ini, dari perspektif agama sumbernya adalah pengkhianatan terhadap amanat-amanat baik yang bersumber dari agama maupun yang bersumber dari konvensi sosial. Keresahan dan kekisruhan dunia perdagangan kita adalah akibat dari diabaikannya amanah kejujuran dari para pelaku ekonomi. Demikian pula gawatnya kehidupan sosial dan politik kekisruhannya juga terletak paca penyelewengan terhadap amanah kekuasaan, mulai dari amanah konstitusi, hukum dan perundang-undangan sampai kepada moral dan akhlak.
Sebagai umat dakwah kita prihatin dan sekaligus dituntut untuk lebih memberdayakan dunia dakwah kita, dalam visi maupun misinya. n
Sumber : Harian Republika Kolom Hikmah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar