Minggu, 14 Februari 2010

UMM AL-KITAB

OLEH MUHAMMAD NASIRUDDIN

Sumber : Harian Republika Kolom Hikmah


Adalah surat pertama dalam Alquran yang sungguh istimewa. Tidak saja karena keutamaannya dibanding surat yang lain sehingga kita diwajibkan membacanya dalam setiap rakaat shalat, tetapi juga karena isi dan muatan maknanya, kelengkapan unsur suratnya, kependekan dan kesederhanaan ayat-ayatnya sehingga gampang dibaca dan dihafalkan.

Kemudian juga kepertamaannya diturunkan secara surat utuh dan manfaat yang timbul jilka kita membacanya sepenuh penjiwaan, dll.

Tujuh ayat pendek yang berisi kalimat-kalimat suci lagi agung tersebut lebih dikenal sebagai Al-Fatihah (pem­bukaan), karena terletak di bagian paling awal kitab suci Alquran. Namun karena seringnya diucapkan oleh kaum muslimin, maka surat itu biasa juga disebut Sab'u al­-Matsani, tujuh (ayat) yang diulang-ulang. Ada lagi karena kandungan maknanya yang bisa merangkum semua ke­simpulan dari seluruh isi Alquran yang terurai pada 113 surat lainnya, maka dinamailah surat ini sebagai Umm al-­Kitab, induk kitab ataupun /Ummul Quran, induk dari Alquran.

Konsep induk di sini lebih menunjuk pada luas dan lengkapnya cakupan yang diemban daripada mana yang lebih dulu ada (diturunkan). Sheikh Muhammad Abduh dalam Al-Manaar memberikan perumpamaan yang amat tepat untuk ini, yakni biji bagi pohon. Artinya, kendati kecil tetapi dalam sebutir biji telah terkandung semua unsur yang kelak menjadi pohon besar.

Kemudian dalam tujuh ayat pendek surat pertama Alquran ini nyata memuat lima pokok kesimpulan Alquran yang dirincikan Pada surat kedua hingga surat ke-114. Kelima pokok kesimpulan itu adalah Tauhid (tawhid), penggembira dan ancaman (tabsyir wal wa’d), peribadahan (al-'ibadah), jalan kebahagiaan (sabil as-sa'adah), dan kisah sejarah (al-gasas).

Itulah lima pokok ajaran Alquran yang teranyam secara berjalin-berkelindan dalam tujuh ayat pertamanya. Pokok tauhid termuat pada ayat kedua dan ayat kelima. Kemudian pokok penggembira dan ancaman dimuat di ayat pertama, ayat ketiga dan keempat. Pokok ibadah ada pada ayat kelima, terutama penggal kedua. Jalan kebahagiaan pada ayat yang keenam. Serta kisah sejarah dlukiskan secara bernas pada ayat yang terakhir.

Demikianlah pokok yang lima dimuat dalam ayat yang tujuh untuk kemucian diteranjelaskan secara rinci dan luas pada 6229 ayat yang lain dalam Alquran kita itu.

Sungguh keistimewaan AI-Fatihah akan semakin kita pahami jika kita bersengaja juga untuk mendalaminya. Artinya, tidak saja sekadar dibaca berulang-ulang, namun juga dengan pemahaman artinya, muatan pengertiannya hingga tafsirnya, untuk kemudian kita amalkan isinya.

Sebab bila tidak, kita akan seperti yang diperumpama­kan Allah di dalam Alquran berikut ini: Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya (tidak mengamalkan isinya) adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. (QS. Al-Jumu'ah: 5).n

Tidak ada komentar:

Posting Komentar