Jumat, 14 Mei 2010

Amal yang Disukai Allah

Oleh: Dra Hj Tufty Alawlyah AS

Amal yang disukai Allah sangat banyak jumlahnya. Tapi sayang sering kita, lupakan adalah bahwa menyesali kesalahan itu juga termasuk amal yang disukai Allah. Sebabnya jelas bahwa manusia itu berkemungkinan untuk menempuh hidup benar apabila bersedia melakukan per­baikan terus menerus.

Dalam bahasa Alquran, menyesali kesalahan itu bisa disebut sebagai istighfar. Dalam Alquran, istighfar ini dising­gung dalam beberapa bentuk, adakalanya sebagai perintah, adakalanya sebagai pujian terhadap orang yang beristighfar, dan adakalanya berupa pemyataan bahwa Allah bersedia memberi ampunan terhadap dosa hamba-Nya yang memohon ampun.

Inti istighfar adalah bermunajat (berdoa) memohon ampunan. Diriwayatkan, bahwa Lukman al-Hakim berkata kepada anaknya, "Wahai putraku, biasakanlah lisanmu mengucap: Ya Allah, ampunilah aku."

Seorang ulama sufi, Hasan al-Bashri berkata, "Perbanyaklah istighfar di rumahmu, baik ketika di ruang makan; di tengah pedalanan, di pasar, di tempat kerja, di pertemuan-pertemuan, dan di mana pun dirimu berada saat itu. Sebab, engkau tidak akan tahu di tempat manakah turunnya maghfirah (ampunan) Tuhanmu."

Rasulullah saw sendiri bersabda, "Demi Allah, sesung­guhnya aku selalu memohon ampunan kepada Allah sehari semalam lebih dari tujuh puluh kali."(Shahih Bukhori).

Hubungan terdekat yang hampir sama pengertiannya dengan istighfar ialah taubat yang artinya kembali ke jalan Allah setelah mendurhakainya. Taubat tidak cukup hanya membaca astagfirullah, tetapi harus diikuti oleh intensitas perubahan untuk kembali kepada parameter Islam. Bila pelanggaran itu menyangkut hak Allah, maka taubatnya ialah menyesali dosa-dosa yang diperbuat dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi.

Sedang apabila dosanya berhubungan dengan hak sesama, maka ia harus membereskan dulu hubungannya dengan sesama itu dengan memohon kerelaannya, kemudian menyesali perbuatan tersebut di hadapan Allah. Taubat harus diiringi dengan rasa penyesalan sebagaimana sabda Nabi saw, "Penyesalan adalah inti taubat." (HR. Imam Ahmed).

Baik istighfar maupun taubat adalah bagian dari amalan yang sangat disukai Allah swt. Nabi saw bersabda, "Sesungguhnya Allah itu sangat senang dengan taubatnya seorang hamba ketika ia bertaubat kepada-Nya, melebihi suka cita seseorang di antara kamu yang mengendarai ontanya di tengah padang pasir yang luas, tiba-tiba ontanya lari meninggalkannya, di mana semua perbekalan makan dan minum berada di atas punggung onta. Maka ia berputus asa menerima musibah itu. Lalu ia pergi ke suatu pohon dan beristirahat di bawah keteduhannya. Pada kondisi demikian itu tiba-tiba ontanya sudah berdiri di sampingnya." (HR Bukhori Muslim). n

Tidak ada komentar:

Posting Komentar