Selasa, 18 Mei 2010

Hari Ibu

Oleh Hardiono Ardiman

Hari ini kita memperingati Hari Ibu. Peringatan ini dimaksudkan untuk mengenang jasa dan peran ibu yang begitu besar dalam membangun bangsa dan negara. Kata Nabi saw, perempuan (ibu) itu tiang negara. Bila mereka baik, maka baiklah negara itu. Sebaliknya, bila mereka rusak, maka rusaklah negara.

Peran ibu begitu besar, karena—seperti disebut dalam pepatah Arab —'Al Ummu Madrosatun'. Mereka adalah madrasah (pendidik) pertama dan utama bagi anak-anaknya. Bayi yang baru lahir diperkenalkan dengan menyusui air susu ibu (ASI), diberi makan, diajarkan tengkurap, merangkak, berjalan, bergurau, dan berbicara yang baik dan benar. Peran ibu akan terus berlanjut ketika si bayi tumbuh menjadi anak-anak, dengan menyekolahkan ke TK dan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Selanjutnya, peran lbu — selain ayah — adalah 'seba­gai orang tua' yang selalu mengarahkan, memberi sema­ngat, dan menasihati anaknya agar tidak keliru dalam melangkah di kemudian hari.

Dalam kehidupan rumahtanggap pun, peran ibu sa­ngat besar untuk menciptakan suasana yang segar, gem­bira, dan tenteram. Alquran menjelaskan: Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untuk istri-istrimu dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan tenteram kepadanya, dan dijadikanNya di antara ka­mu rasa cinta dan kasih. Sesungguhnya pada yang demi­kian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (QS Ar-Rum: 21).

Selain peran sebagai pendidik buat anak-anaknya, dalam sejarah Islam tercatat cukup banyak tokoh ibu dan sekaligus isteri yang bahu-membahu bersama suami un­tuk beduang menegakkan kebenaran. Salah seorang tokoh itu — sebagaimana diabadikan dalam hadis — adalah Siti Khadijah, isteri Rasulullah saw. Kata Beliau, "Wanita yang terbaik adalah Maryam binti Imran dan Khadijah." (HR Bukhari-Muslim).

Khadijah memiliki akhlak yang baik kepada suami, ia turut memberikan andil menyediakan logistik kepada suaminya ketika akan pergi ke gua Hira'. Kejadian ini berulang-ulang sampai akhirnya wahyu pertama turun kepada Rasulullah saw. Setelah wahyu diterima, Nabi saw merasa ketakutan dan menggigil, maka Beliau menemui Khadijah sambil mints diselimuti. Khadijah pun menyelimuti suaminya sampai rasa takutnya hilang.

Setelah Nabi menceritakan kepada Khadijah tentang peristiwa yang baru dialaminya, Beliau berkata, "Saya takut atas diriku." Khadijah lalu memberi semangat de­ngan berkata, "Jangan begitu. Demi Allah, Allah tidak akan pernah menghinakan engkau, sebab engkau suka bersilaturahmi, menolong orang yang membutuhkan per­tolongan, memberi pekedaan kepada orang lain, men­jamu tamu, serta membantu orang-orang yang menegak­kan kebenaran."

Atas jasa besar kaum ibu itu, agama menjelaskan bahwa merekalah 'kunci' yang sangat menentukan apa­kah seseorang itu masuk sutga atau neraka. Rasulullah saw bersabda, "Al-jannatu tahta akdamil ummahat (Sur­ga itu terletak di bawah kaki kaum ibu)."

Semoga Hari lbu yang kita peringati hari ini akan selalu dapat mendorong kita untuk berbuat baik kepada para ibu kita itu. Amin. n

Tidak ada komentar:

Posting Komentar