Tidak ada hari yang paling banyak digunakan oleh Allah untuk membebaskan seorang hamba dari neraka, seperti hari Arafah. Sesungguhnya Allah mendekat dan membanggakannya kepada malaikat. Nabi Muhammad saw
Padang Arafah memutih oleh ribuan tenda. Zikir dari mulut mengagungkan Asma Allah. Gema suaranya diantar para malaikat menuju langit lepas. Jamaah yang sakit terbaring memandangi langit-langit tenda sambil telapak tangannya menyentuh tanah Arafah. Yang meninggal dikuburkan keluarganya.
Hadis riwayat Muslim di atas mengingatkan kita bahwa meski Allah Maha Pengampun, pembebasan manusia dari dosa merupakan pekerjaan yang harus diupayakan manusia sendiri. Jika perlu, menyeberangi lautan dan mengarungi angkasa untuk berburu kebenaran. Maka mendayunglah jiwanya tanpa mempedulikan rintangan dan bahaya, menuju Tanah Suci. Allah membanggakan manusia —juga di hadapan para malaikat — sebagai makhlukNya yang terpuji yang wajib memelihara dirinya dan dunia sekeliling yang dihidupinya. Di samping rakyat kecil, wukuf di Arafah jamak bagi para pejabat merupakan lambang solidaritas social dan keberanian untuk berkorban demi kejayaan rakyat yang dipimpinnya. Subhanallah.
Inilah tahun-tahun berat bagi para pemimpin kita karena pengabdian semakin krusial. Perbenturan kepentingan, pembagian kue yang tidak merata, tuntutan demokrasi, dan warisan kekuasaan yang berat. Menatap semuanya itu, para pejabat biasanya lalu sering melakukan perjalanan ke Tanah Suci untuk memohon petunjuk dan pertolongan dari sumber kebenaran di tempat yang paling suci. n
Tidak ada komentar:
Posting Komentar