Kamis, 13 Mei 2010

ANAK



Oleh Zawawi Imron


Sudah menjadi Sunnatullah, setiap orangtua pasti menyayangi anak-anaknya. Kalau ada orangtua yang membenci anak-anaknya, tentu ada yang tidak beres pada jiwa si orangtua. Ini, karena anak memang penyejuk kalbu, penawar rasa duka. Karena itu kalau anak sakit, hati orangtua juga jadi sakit. Berapa pun besarnya biaya pengobatan anaknya, si orangtua pasti akan mencarikannya.

Karena itu, seorang anak yang baik sesekali perlu mengadakan refleksi tentang ayah dan ibunya. Pengalaman indah di masa kecil dengan ayah ibu lengkap dengan suka dukanya, akan menjadi kenang­-kenangan yang indah, yang kesemuanya akan sangat bermanfaat untuk lebih memanusiakan diri. Yaitu, bahwa diri kita bisa seperti ini karena ayah dan ibu mampu mengemban amanah Allah untuk memelihara diri kita; bahwa sukses yang kita capai, antara lain berkat andil ayah bunda yang mendidik kita untuk menjadi manusia yang tahu akan tugas hidup.

Refleksi seperti itu akan sangat mendukung mewujud­kan birrul-walidain, menunjukkan akhlak yang sebaik-­baiknya kepada kedua orangtua. Akal sehat tentunya tidak bisa menerima, kalau ayah bunda yang sedemikian besar jasanya, kemudian setelah anak besar dan dewasa menjadi anak yang meremehkan dan mele­cehkan orangtua.

Dalam kehidupan modern yang sangat maju, dengan kesibukan manusia, adakalanya anak yang sudah dewasa kurang memperhatikan orangtuanya. Ada orang­tua yang sudah renta hidup sendirian di kampung terpen­cil tak ada yang mengurusi, sedang anaknya sudah menjadi pengusaha kaya di kota besar; ada anak yang jadi orang penting sedangkan ibunya dijadikan tukang sapu, tukang cuci piring, dan tukang pel lantai seperti babu.

Tragedi kehidupan orangtua yang malang karena anaknya tidak tahu membalas budi, tak lain merupakan tragedi kemanusiaan. Si Malin Kundang modem sering muncul di mana-mana. Hal ini sebenarnya menjadi tanda tentang merosotnya akhlak.

Kesadaran tentang pentingnya anak berbakti kepada orangtuanya, sungguh penting ditanamkan sejak dini, baik di rumah, di sekolah maupun dalam lingkungan per­gaulan sehari-hari. Di sinilah urgensi membangun keluar­ga sakinah, di mana contoh-contolh akhlakul karimah selalu menjadi bagian hidup sehari-hari.

Dalam hal ini ada resep sangat bagus yang diucapkan Nabi Muhammad SAW, "Berbuat baiklah kamu kepada orang­tuamu, nanti anak-anakmu akan berbuat baik kepadamu. (HR Ath-Thabarani).

Perlakuan balk ayah bunda yang disaksikan oleh anak-­anak, akan menjadi tauladan sekaligus akan menjadi pendidikan yang sangat mengesankan, sehingga anak-­anak merasakan pesona dan keindahan akhlak dalam menghormat dan mematuhi orangtua. Anak-anak perlu kenangan indah terhadap budi baik orangtuanya, ke­nangan yang sulit untuk dilupakan, dan sulit pula untuk tidak mencintai orangtuanya.

Dengan demikian, hormat kepada orangtua akan menjadi bagian dari ketakwaan. Anak yang berakhlak mulia itu disebut Alquran qurratu ayun, anak yang menjadi penenteram kalbu, penghapus duka, dan pendatang rasa bahagia. n



Tidak ada komentar:

Posting Komentar