Kamis, 13 Mei 2010

Makna Bencana Alam




Oleh Fuad Rumi


Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya akan menimpa orang-orang yang berbuat zalim di antara kamu. Dan ketahuilah, sesungguhnya Allah amat keras azab-Nya.

(QS Al Anfal: 25).


Bencana alam yang sering menimpa kita ada dua macam: bencana yang murni bersifat alami dan bencana yang dikarenakan perbuatan manusia. Gunung api meletus, gempa tektonik, badai dan gelom­bang, adalah contoh bencana alam yang murni bersifat alami. Sedangkan,tanah longsor pada gunung yang hutannya digunduli manusia, kebakaran hutan karena manusia mencari cara gampang membuka lahan perke­bunan, adalah contoh bencana yang dikarenakan perbu­atan manusia.

Jenis bencana yang pertama seharusnya menyadar­kan manusia akan Kemahabesaran Allah. Ketika sebuah gunung meletus yang menyebabkan gempa vulkanik, atau dua lempeng kulit bumi bertumbukan yang menye­babkan gempa tektonik, seharusnya semakin menyadar­kan manusia tentang adanya Allah Yang Maha Kuasa. Ada hukum-hukum alam yang telah ditetapkarrNya se­hingga dam bersifat demikian itu. Manusia tidak dapat menciptakan hukum seperti itu. Manusia harus sadar, ada Tuhan tempat mereka bergantung. Karena itu mere­ka harus tunduk-patuh secara ikhlas terhadap petunjuk dan hukum-Nya.

Di balik bencana alam itu tentu ada hikmahnya bagi manusia. Misalnya, dengan melakukan penyelidikan em­piris, sedikit demi sedikit manusia dapat memahami hu­kum-hukum alam yang ditetapkan Tuhan. Dengan demi­kian, manusia dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Lalu dengan iptek itu, mereka dapat melakukan berbagai upaya untuk memperkecil kemung­kinan risiko yang dialaminya akibat bencana alam itu, misalnya dengan melakukan evakuasi setelah memprediksi akan terjadi gempa vulkanik.

Berbeda dengan itu, bencana alam yang disebabkan ulah manusia bisa terjadi, antara lain, karena kesadaran hukum dan moral mereka yang rendah atau oleh keterbatasan pengetahuan manusia itu sendiri.

Keterbatasan atau kelemahan pengetahuan manusia capat mengakibatkan kesalahan dalam mengelola alam yang bisa berujung pada bencana alam. Sementara kele­mahan kesadaran hukum dan moral juga bisa mengaki­batkan manusia mengelola alam secara salah sehingga menimbulkan bencana. Contohnya, bencana asap dari kebakaran hutan yang kita alami sekarang ini.

Sebagian besar kebakaran hutan tersebut bukan diaki­batkan oleh kelemahan pengetahuan, tapi kelemahan kesadaran hukum dan moral. Ada di antara pengusaha hutan yang demi kepentingannya sendiri melanggar atur­an pengelolaan hutan (kelemahan kesadaran hukum) de­ngan cara membakar, dan tidak mau tahu banyak orang lain menderita karenanya (kelemahan kesadaran moral).

Terlemahan Surat Al Anfal ayat 29 di atas seharusnya kita jadikan pegangan bersama untuk mawas diri terha­dap bencana yang ditimbulkan oleh perbuatan zalim kita sendiri. Sekaligus, atas dasar itu. kita harus menyadari akan tanggungjawab kita melakukan kontrol terhadap perbuatan yang bisa mendatangkan bencana. sebab kerugian yang ditimbulkannya tidak hanya menimpa pelaku­nya. Orang-orang tak berdosa juga ikut mengalaminya. n


Tidak ada komentar:

Posting Komentar