Selasa, 18 Mei 2010

Syukur

Oleh Muhammad Wahyuni Nafis

Dalam ajaran (tradisional) Islam dikenal tiga organ bersyukur. Yaitu introspeksi diri yang melahirkan ucapan alhamdulillah, permohonan ampun yang melahirkan ucapan istighfar (astaghfirullah), dan upaya serius meraih cita-cita diwujudkan melalui bekerja keras. Disebut tiga organ, karena ketiganya saling 'terkait-tak-terpisahkan' sehingga ketiganya membentuk satu tubuh bersyukur. Inilah sebenarnya tindakan bersyukur yang bisa membawa kesuksesan bagi setiap pelakunya.

Ucapan alhamdulillah (segala puji bagi Allah) adalah ucapan yang keluar dari suatu keyakinan bahwa yang layak memperoleh credit atas segala kesuksesan dan keberhasilan yang kita raih adalah hanya Allah. Kita ini hanyalah makhluk dhaif yang bila tidak karena-Nya tidak akan bisa berbuat apa-apa. Karena itu, setiap manusia tidak boleh menyediakan ruang sedikit pun untuk berperi­laku sombong, takabbur, dan sok serba-bisa.

Dari tindakan introspeksi di atas, kita juga kemudian menyadari bahwa setiap kita tidak pernah bisa terlepas dari kesalahan dan dosa. Karena itu sebagai organ kedua dari tindakan bersyukur adalah timbulnya kesadaran untuk selalu emohon ampunan (yang dilafalkan dengan ucapan astaghfirullah) kepada Allah.

Permohonan ampun kepada Allah itu tentunya tidak sekadar ucapan di lisan, melainkan harus di-iringi dengan sebuah penyesalan dan perjanjian untuk tidak melakukan pekerjaan dosa serupa. Sebab salah satu kelemahan setiap manusia adalah bila ia bertobat dari perbuatan dosanya, esok atau lusa cenderung terjatuh pada perbuatan dosa serupa. Menurut Ibn Taymiyah, di sinilah letaknya perbedaan antara seorang nabi dan manusia biasa. Seorang nabi, bila ia berbuat salah, maka pasti tidak akan mengulanginya untuk kedua kali. Tapi seorang manusia biasa, selalu terjatuh untuk men­gulangi perbuatan dosa serupa di hari esok.

Organ ketiga bersyukur adalah bekerja. Inilah sebe­narnya tindakan nyata dari dua kesadaran beriman kepada Allah di atas. Jadi setelah kita mengucapkan alhamdulillah dan astaghfirullah, kita dituntut merealisas­ikan tindakan bersyukur kepada Allah melalui bekerja. Bekerja bagi manusia merupakan tuntutan dasar yang tidak bisa ditinggal. Karena hanya melalui bekerja, manusia justru akan merasa sebagai manusia, tidak terasing dari dirinya dan dunianya.

Tindakan bersyukur yang dijalankan dengan tiga organ Inilah tampaknya yang dijanjikan oleh Allah dalam Alquran Surat Ibrahim ayat 7: Apabila kamu bersyukur, maka akan Ku-tambahkan (nikmat-Ku kepadamu), tapi apabila kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguh­nya azab-Ku sangat pedih

Dengan demikian sebenarnya bila tindakan bersyukur itu dijalankan dengan benar oleh kaum Muslim, maka jelas kesuksesan dan keberhasilan bisa dengan mullah diraih. Tentu saja tindakan bersyukur di sini bukan berarti kita mengucapkan al-hamdulillah di dalam masjid beru­lang-ulang sampai ribuan kali, sambil berharap ada wangsit, rizki dan kesuksesan yang datang dari 'langit' secara Sim salabim. Menurut hemat saya, firman Allah di atas tidak bisa dipahami secara mistis seperti itu. Firman itu harus direalisasikan dalam tindakan yang terdiri dari tiga organ di atas. Karena itu, bila bersyukur dijalankan dengan tiga organ tersebut, maka jelas nikmat ALLAH selalu akan bertambah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar