Selasa, 18 Mei 2010

Maulid Nabi Saw -2-

Oleh HA Yani Wahid


Memperingati Maulid Nabi Muhammad saw seyogianya membawa kita merenungi dua hal pokok yaitu kenabian dan Alquran. Kita ketahui Muhammad saw lahir ke dunia ini sebagai nabi dan rasul ter­akhir yang dalam seluruh hidupnya merupakan contoh teladan yang sempurna (uswatun hasanah).

Hal itu sejalan dengan tugas Beliau untuk memperbaiki budi pekerti dan akhlak umat manusia. Ini dibuktikan, dalam seluruh jalan hidupnya yang hanya berusia 63 tahun, Muhammad saw telah benar-benar berjuang mendirikan tiang moralitas manusia, memberikan rasa aman, perlindungan, integritas moral, dan kehidupan yang baik untuk setiap pribadi maupun masyarakat secara keseluruhan.

Alquran sampai saat ini merupakan master bahasa arab yang tak pemah tertandingi sebagai bukti atas kenabian Muhammad saw. Bukan rahasia lagi, Nabi saw adalah seorang yang ummi, yang tak pemah belajar membaca dan menulis, sehingga tak seorang pun yang berniat mencari kebenaran dapat meragukan keotentikannya, baik bahasa maupun kualitas kandungannya.

Bangsa Arab yang umumnya pada saat itu buta huruf dike­nal sangat kuat daya hafalnya. Hal itu membuat Nabi saw ti­dak kekurangan tenaga-tenaga jempolan untuk dididik menja­di ahli menghafal serta ahli mengingat seluruh bagian dari se­tiap wahyu yang Beliau terima. Hasilnya, semasa Rasulullah saw masih hidup, Alquran telah terekam di benak setiap ka­um Muslim dan terkumpul dalam tulisan di berbagai tempat.

Hubungan Nabi saw dan Alquran sangatlah erat. Dapat digambarkan bahwa ketika untuk pertama kalinya menyeru manusia agar memenuhi panggilan Allah, satu-satunya keku­atan yang ada pada Beliau hanyalah Alquran yang turun dari Allah swt (QS. Fushshilat: 41-42). Kebijakan-kebijakan Beliau adalah juga Alquran yang dinamismenya tidak lain adalah roh, jiwa, dan kehidupan itu sendiri. Dalam hal ini Allah berfir­man: Sekiranya Alquran itu Kami turunkan di sebuah gunung, maka akan kamu lihat gunung itu merendahkan dirinya dengan rasa takut yang mendalami kepada Allah. Demikian Kami membuat perumpamaan bagi manusia supaya mereka mau berpikir (QS AI-H asyr: 21).

Sebelum Beliau wafat, Alquran sendiri telah menegaskan bahwa Allah telah menyempurnakan baginya agamanya, telah mencukupkan pula baginya nikmat-Nya dan Allah ridha Islam sebagai agamanya yang akan selalu dilindungi dan dipelihara-Nya (QS. AI-Maidah: 3 dan QS. Yunus: 9).

Dengan adanya Alquran yang bisa kita baca sehari-hari itu, kita bisa merasakan bahwa Nabi kita Muhammad saw sama sekali tidak sama dengan pemimpin salah satu pemimpin dunia lainnya. Tidak pula sekadar rujukan bagi suatu bangsa. Beliau sepanjang masa adalah a man of history, sebagai contoh yang paling mudah sekaligus paling sempurna dari orang-orang yang mencari Tuhannya. Pada diri Nabi Muham­mad saw serta Alquran yang telah diturunkan kepada Beliau, setiap generasi dapat kembali menemukan harapan mereka. n

Tidak ada komentar:

Posting Komentar