Rangkalan peristiwa Isra' dan Mi'raj dimulai dari masjid ke masjid. Memperingati peristiwa ini seharusnya mendorong kaum muslimin mengorientasikan dirinya ke masjid, ikut memakmurkan tempat ibadah itu dengan menjadi jamaah-yang aktif.
Dalam risalah Islam, 'masjid' memang mempunyai fungsi dan peranan tertentu yang melambangkan masyarakat Islam bukan perseorangan yang tanpa ikatan. Masjid melambangkan Islam sebagai Agama jamaah'. IdeaInya bukan hanya dalam shalat, tetapi di luar shalat juga berlangsung hidup berjamaah. Artinya, masjid bukan sekadar untuk shalat berjamaah, fungsi masjid Iebih luas dari itu. Hal ini dapat dimengerti dari tindakan Rasulullah sesampainya di Masjidil Haram sepulang Mi'raj untuk mengajak masyarakat meyakini kebenaran perjalanannya. Atau ketika Nabi sampai di Yatsrib sewaktu hijrah. Pertama kalie yang beliau bangun adalah mendirikan masjid. Dan masjid itulah masyarakat Islam disusun, nila-nilai Islam dihidupkan dan dilembagakan dalam kehidupan bersama.
Fungsi masjid yang demikian itu Iebih ditegaskan di masa Khalifah Abu Bakar, bahkan disertai pesan, `'Jika sekiranya datang cengkeraman dari pihak yang batil dan timbul perlawanan dari pihak yang hak (perlawanan yang tidak akan sia-sia lantaran kebajikannya), maka di kala itu, di masjidlah tempat kamu menetap dan dari Alquran-lah kamu mencari petunjuk." (Pidato Khalifah Abu Bakar). Bagi Khalifah Abu Bakar, masjid harus difungsikan sebagai pusat 'reintegrasi umat'.
Di negeri kita ini, citra kemajuan umat baru ditandai oleh banyaknya bangunan fisik masjid. Itu saja tentu belum cukup. Masjid yang benar-benar makmur (difungsikan sebagaimana seharusnya) masih bisa dihitung dengan jari. Banyak masjid baru berfungsi pada saat shalat Jumat berlangsung. Kadang-kadang keberadaan masjid malah tidak bersambung dengan kehidupan riel masyarakat tetangga masjid, sehingga ia ibarat Kuburan Cina yang pakai marmer berukir tapi tak bernyawa di dalamnya.
Untuk itu sudah saatnya dimunculkan gerakan cinta masjid yang diprogram secara nasional. Kalau
Dengan gerakan yang bersifat nasional, pemakmuran masjid akan mampu menyentuh bukan saja pada aktivitas ibadah shalat berjamaah, melainkan juga dapat kita harapkan masjid akan mampu menjadi sentra pembinaan umat baik keimanan dan ketaqwaannya maupun kehidupan sosial ekonominya. Gerakan koperasi, misalnya, dapat Iebih dipercepat perkembangannya melalui masjid-masjid. Wallahu A'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar