Selasa, 18 Mei 2010

Doa Iftitah

Oleh Fuad Rumi

Ya Allah, jauhkanlah antara diriku dan dosa-dosaku, sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah diriku dari dosa-dosaku, sebagaimana bersihnya kain putih dari noda. (Nabi Muhammad saw)

Sesudah niat dan Takbiratul Ihram dalam shalat, kita disunatkan membaca doa Iftitah. Salah satu doa Iftitah yang diajarkan Nabi Muhammad saw, terjemahannya sebagaimana tertulis di atas. Betapa puitis doa Iftitah tersebut, dan betapa ia merupakan ungkapan kesadaran diri di hadapan Allah swt.

Doa Iftitah tersebut menyadarkan kita bahwa setiap kali kita datang mendekatkan diri (taqrrub) kepada Allah, kita senantiasa dilekati oleh dosa dan kesalahan. Di antara setiap doa waktu shalat, selalu ada saja dosa yang kita lakukan. Ada dosa kita kepada Allah dan ada dosa kita kepada manusia dan lingkungan. Padahal setiap kali satu dosa kita lakukan, kata Nabi, akan men­ciptakan setitik noda di hati.

Hati yang semakin dipenuhi oleh noda-noda akibat dosa, apabila tidak dimohonkan ampunan kepada-Nya, niscaya akan mengeruhkan hati. Bahkan hati itu bisa menjadi tertutup mati bila ia sudah sedemikian dipenuhi oleh dosa-dosa yang terus-menerus.

Sesungguhnya hati yang keruh menurunkan kepekaan nurani seseorang. Apalagi kalau hatinya sudah tertutup, lorongan berbuat kebaikan menjadi berkurang, dan sebaliknya dorongan untuk berbuat kebatilan justru menjadi kuat. Kalau itu yang terjadi, kesengsaraan sesama manusia tidak lagi menyentuh hati nuraninya.

Karena itu, ketika akhir-akhir ini kita sering mempri­hatinkan betapa banyak orang tidak lagi mengindahkan hokum dan moral, make sesungguhnya semua itu berpangkal dari hati manusia. Hati yang telah ditutupi oleh dosa-dosa akibat perilakunya dan tidak perhah secara radar serta penuh kesungguhan dibersihkannya.

Dalam hal ini, kita perlu melihat peranan shalat. Allah menjelaskan bahwa shalat sangat potensial mencegah manusia dari perbuatan keji dan munkar (QS Al Ankabut: 45). Demikian halnya, shalat diperintahkan oleh Allah sebagai zikir kepada-Nya (QS Thaha: 14), sedangkan zikir kepada-Nya akan menenangkan hati (QS Arra'd: 28).

Dengan demikian, shalat sungguh mempunyai banyak hikmah bagi manusia. Salah satu di antaranya adalah membersihkan diri dari dosa-dosa. Karena itu, doa Iftitah yang mengandung permohonan pembersihan dosa tersebut di atas, sungguh mempunyai kedudukan yang demikian strategis dalam shalat. la ditempatkan sesudah Takbiratul Ihram dan sebelum Al Fatihah serta doa-doa lainnya dalam shalat. Kite memohon agar hati bersih terlebih dahulu, lalu membuat pernyataan dan doa kepadaNya sesudah itu.

Karena itulah, kita seharusnya memanfaatkan sebaik-­baiknya 'undangan' Allah yang selalu datang kepada kita agar ber-tadarrub kepada-Nya melalui shalat. Ketika kita datang dan mengetuk 'pintu-Nye' dengan Takbiratul Ihram, terlebih dahulu Dia membuka pintu ampunan-Nya untuk kita.

Untuk itu kita pun lalu disilakan mengungkap harapan kepada-Nya, dengan doa Iftitah tersebut. Alangkah indah­nya 'perjumpaan' itu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar