Jumat, 14 Mei 2010

Shalat yang Diterima

Oleh Didin Hafidhuddin


Dalam sebuah Hadis Qudsy, Allah SWT berfirman: Sesungguhnya, Aku hanyalah akan menerima sha­latnya orang yang tawadlu (rendah hati) pada keagungan-Ku, tidak sombong pada makhluk-Ku, tidak terus ­menerus berbuat maksiyat (menentang) kepada-Ku, meng­habiskan waktu siangnya untuk bekerja mencari karunia­Ku, menyayangi janda-janda tua dan orang-orang miskin, serta menyayangi (memberi bantuan) kepada orang yang mendapatkan musibah.

Hadis Qudsy tersebut memberikan sebuah pelajaran yang berharga kepada kita bahwa ibadah mahdlah, seperti shalat, ternyata sangat erat berkaitan dengan perilaku sesudahnya. la tidak berdiri sendiri, terpisah dari perilaku di luar shalat.

Shalat yang baik yang akan diteri­ma Allah SWT adalah shalat yang melahirkan kesadaran transedental yang tinggi untuk senantiasa berbuat sesuai dengan aturan-Nya. Tawadlu dan rendah hati pada aturan dan hukum-Nya. Tidak sombong dan berlaku zalim kepada sesama manusia dan makhluk yang lainnya.

Dalam kaftan dengan hal itu, Allah SWT berfirman: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Alkitab (Alquran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS 29: 45)

Dengan demikian, semakin baik dan khusyuk orang melaksanakan shalat, seharusnya semakin kuat pula etos kerja yang dia miliki. Orang yang menjalankan shalat, sudah semestinya kalau selalu berusaha dan bekerja untuk melahirkan karya-karya yang bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya.

Hal itu, karena shalat yang dilaksanakan dengan khusyuk sangat-bertentangan secara diametral dengan kemalasan dan kelemahan. Artinya, orang yang benar shalatnya, tidak mungkin malas dan cepat putus asa dalam mengarungi dan menghadapi berbagai persoalan hidup dan kehidupan. Orang yang khusyuk shalatnya akan selalu energik dalam memanfaatkan setiap peluang dan kesempatan untuk beramal saleh.

Allah SWT berfirman: Sesungguhnya berbahagialah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyuk shalatnya, orang-orang yang menjauhkan diri dari (ucapan dan perbuatan) yang tidak tiada berguna, orang-orangyang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya kecuali terhadap isteri-isteri mereka... (Q.S. 23:1-6)

Dengan demikian, orang yang ingin shalatnya balk dan diterima Allah, harus selalu berusaha untuk meningkatkan tanggungjawab sosialnya, senantiasa memberikan bantuan kepada orang-orang lemah keadaannya, seperti fakir miskin, anak yatim, janda tua yang menderita. dan orang-orang yang tertimpa berbagai musibah. Wallahu A'lam. n

Tidak ada komentar:

Posting Komentar