Selasa, 18 Mei 2010

Menggigit Kuping

Oleh Adhie M Massardi


Setelah sepuluh tahun melakukan uzlah, bertapa, Imam Ghazali menemukan kenyataan bahwa manusia itu ternyata terdiri dari badan (Jasmani) dan hati. Ghazali memang lebih memiliki ungkapan "hati" dan bukan "rohani", sebagaimana diungkap dalam kitabnya Ihyaa Ulumuddin, hati lebih substansial, lebih mencerminkan dinamika sesuai dengan karakter dasar manusia yang memi­liki akal dan pikiran.

Oleh sebab itu, hati dalam pemahaman Ghazali bukanlah sekadar berarti darah dan daging, yang juga dimiliki binatang buas dan bahkan orang mati, tapi hati yang merupakan hakikat ruh yang memberikan ma'rifat kepada Allah. Dan Ghazali tidak berlebihan dalam hal ini. Karena berbeda dengan binatang yang tingkah-lakunya digerakkan oleh naluri, tingkah-laku serta akal dan pikiran manusia digerakkan dan dikendalikan oleh hati.

Sebagaimana jasmani, dalam lingkungan yang tidak bersih, hati juga ternyata bisa terkena penyakit. Dan bila hati sudah terkena penyakit, ia bisa kehilangan fungsinya, sehing­ga tindak-tanduk serta akal dan pikiran pemiliknya tidak bisa dikendalikan lagi. Kalau sudah begitu, ia sulit dibedakan dengan binatang. Korupsi, kolusi, penyalahgunaan jabatan serta tindakan-tindakan lain yang merugikan masyarakat, merupakan akibat kecil dari hati yang sudah terinfeksi, yang kalau dibiarkan akan menjerumuskan kita untuk melakukan tindakan-tindakan yang bisa meruntuhkan nilai dan harkat kemanusiaan kita.

Tak seorang pun di dunia ini yang sanggup menangkal penyakit hati. Bahkan seorang Mike "Abdul Aziz" Tyson yang memiliki fisik sangat kokoh itu, tak sanggup melindungi hatinya dari infeksi akibat "ketidakadilan" yang dirasakan­nya. Sehingga — sebagaimana disaksikan jutaan pemirsa televisi — ia menggigit kuping lawannya di atas ring seperti, maaf, binatang. Tindakan yang kemudian menghancurkan piramida kesuksesan yang dibangunnya dengan perjuangan dan waktu yang panjang.

Suasana ketidakadilan tampaknya memang merupakan lahan paling subur bagi kuman penyakit hati. Bila seorang jawara dengan reputasi dunia yang mahal seperti Tyson bisa terkena infeksi hati dan menjadi "buas", bagaimana orang kebanyakan yang tidak mempertaruhkan hal yang lebih besar dari itu?

Beruntung, kebanyakan dari kita adalah umat-Nya yang telah dituntun Rasulullah saw dengan Syahadat untuk meneguhkan hati, salat, puasa, zakat, dan haji guna membersihkan debu-debu yang mengoton hati. Juga membaca Alquran serta dzikir, jalan untuk mendekatkan hati kepada Nur Maha Suci, Allah Azza wa Jalla. Semua itu, agar percikan cahaya kesucian-Nya memantul pada hati, dan kita terlindung dari segala jenis infeksi. n

Tidak ada komentar:

Posting Komentar