Olen A.M. Fatwa
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri berjalan dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dan langit dan burni. Tetapi mereka. mendustakan ayat-ayat Kami. Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. - (QS. Al-A'rof, 96).
Berkali atau "barokah" maknanya adalah karunia Allah yang luas. Dari paduan ayat di atas lahirlah istilah "Imtaq" yang sudah sangat populer sekarang ini sebagai wacana pembangunan kita. Tidak lain agar pembangunan yang kita laksanakan tetap serasi dengan hukum Allah, yang terdapat dalam alam sernesta, kehidupan masyarakat, dan sejarah. Dalam hal ini Bung Hatta, salah seorang proklamator kita, pernah menjelaskan bahwa percaya kepada Tuhan Yang Mahaesa (iman) merupakan dasar yang memimpin cita-cita kenegaraan untuk menyelenggarakan yang baik bagi rakyat.
Alquran meletakkan persyaratan iman dan taqwa bagi turunnya berkah Allah tidak lain karena ajaran ini akan mengajak manusia melaksanakan harmoni di dalam alam dan persaudaraan antar manusia, memperkuat pembentukan karakter bangsa, dan melahirkan manusia yang punya rasa tanggungjawab.
Kebalikan dari berkah adalah laknat atau la'nah yang artinya terkutuk — suatu keadaan di Iuar kelaziman yang diwarnai bencana demi bencana. Dalam menguraikan fenomena tentang berkah dan bencana, Imam Ghazali mengatakan, "Apabila manusia telah takut rnenyebut yang benar, orang-orang tidak rnampu berbicara yang bersifat nasehat, pemuda-pemuda diam bungkam, atau ada ulama yang berusaha menutup-nutupi kesalahan umaro' (penguasa), atau apabila para umaro' tidak lagi mernpunyai rasa takut berbuat munkar, atau orang-orang kaya telah diperintah oleh guridik-gundiknya, maka janganlah mengharapkan ada keberkahan dan tunggulah bencana demi bencana. (Ihya’ I 68)
Apa ya dikernukakan Imam Ghazali tersebut berintikan masalah akhlak sosial. Sejalan dengan ini, beberapa waktu yang lalu Menteri Penerangan R. Hartono pernah menyampaikan keprihatinannya terhadap kemerosotan akhlak bangsa kita sampai perlu mendorong para ularna, melalui MUI Whususnya, agar lebih berani memerankan fungsinya sebagai pembimbing urnat, tidak perlu takut melakukan kritik terhadap penyimpangan.
Semua itu adalah bagian dan kesadaran tersernbunyi kita terhadap keinginan memelihara berkah Allah atas negeri kita ini. Sebab setelah Allah tidak lagi menurunkan para Nabi dan Rasul, maka fungsi perbaikan umat itu memang terpikul pada pundak para ulama.
Sejauh ini para Ulama sangat menghargai berbagai gerakan perbaikan oleh pemerintah dalam menangani pernbangunan. Namun, meskipun perbaikan di
Maka pada momen sekarang ini ada baiknya pembangunan akhlak yang luhur, di mana agama adalah unsur mutlaknya itu, memperoleh perhatian semestinya pada perumusan GBHN mendatang. Sebab, hanya-dengan cara demikian kita tidak melupakan ikhtiar kita terhadap pemenuhan persyaratan iman dan taqwa bagi terpeliharanya berkah Allah atas negeri tercinta ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar