Sabtu, 01 Mei 2010

JURANG


Konon ada seorang wanita yang dikenal cantik jelita. Ia bagaikan mawar di dalam taman. Namanya Imtinan. Para pahlawan bersaing untuk mendapatkannya. Para ksatria rela mengorbankan apa saja demi memikat hatinya. Tapi ia tidak, pernah membiarkan laki-laki menggapai keinginannya begitu saja. Ia selalu membinasakan mereka sebelum berhasil meraih cita-citanya.

Pada suafu hari ia berkata, "Orang yang akan kutemui hari ini adalah suamiku. Siapa pun dia."

Setelah keluar rumah, orang yang pertama kali ia temui adalah Ishom. Padahal, dia adalah orang termiskin di kota itu. Dia bahkan tidak punya cadangan makan sehari-hari. "Ishom! jika kau mau aku akan menjadi istrimu dengan mahar yang paling murah, dan mulai sekarang!" kata si cantik.

Ishom: "Aku tidak percaya, Cantik! Apakah kau bercanda denganku?"

Si Cantik: "Tidak! Demi Tuhan langit, aku hanya ingin perlindungan dan keamanan."

Ishom: "Aku tidak punya uang! Tapi, aku akan menemui si Fulan, karena dia tidak pernah menolak membantuku."

Mereka berdua pergi ke tempat si Fulan. Dia adalah orang terkaya yang dikenal oleh Ishom, dan tidak ada orang yang lebih kaya dari dia selain raja.

Ishom: "Hai Fulan! Si Cantik ini adalah istriku, jika Allah mengizinkan. Tapi, apakah kau mau meminjamkan sedikit uang kepadaku agar kebahagiaan bisa menyebar ke mana-mana?"

Orang kaya itu memperhatikan wanita cantik tersebut dan berkata di dalam hati, "Aku lebih berhak mendapatkan si cantik ini daripada orang melarat itu. Karma aku punya harta dan status sosial yang tinggi."

"Aku tidak akan memberikan apa-apa kepadamu!" kata orang kaya itu kepada Ishom. "Justru wanita, ini akan menjadi istriku. Apa pun yang terjadi!" tambahnya.


Terjadilah perkelahian sengit antara Ishom dan orang kaya tersebut. Akhirnya, kasus itu sampai ke tangan komandan militer untuk menyelesaikan perkelahian itu. Lalu, keduanya menyampaikan argumen dan laporannya masing-masing.

"Aku harus melihat wanita yang menjadi penyebab terjadinya perkelahian dan menyulut api permusuhan!" kata sang komandan. Wanita itu masuk ke dalam ruangan tersebut. Kemudian sang komandan pun melihat keelokan dan kecantikan wanita itu, serta langkah-langkahnya yang menunjukkan kemanjaannya yang sempurna. Sang komandan berkata di dalam hati, "Demi Allah, mataku tidak pernah melihat keelokan dan kecantikan semacam ini. Sedangkan aku adalah komandan militer dan tidak akan ada seorang pun di muka bumi ini yang berani membangkang perintahku. Warta ini harus menjadi milikku. Persetan dengan orang melarat dan orang kaya yang pengecut itu! Aku adalah penjaga negara dan seorang pemberani."

Lalu sang komandan bertengkar dengan dua orang itu untuk memenangkan wanita tersebut demi menjadikannya sebagai istrinya. Pertikaian pun memanas sehingga kasusnya sampai kepada hakim. Setelah menyampaikan permasalahan tersebut, hakim berkata, "Aku harus melihat wanita yang telah memikat hati para pria ini. Di mana dia?"

Wanita cantik itu masuk ke ruangan tersebut dengan kemanjaan dan kecantikan yang tiada tara. Sang hakim melihatnya dan terkesima dengan kecantikannya. Dia tidak mampu mengendalikan hatinya agar tidak jatuh cinta kepada wanita itu. Maka terjadilah pergolakan di dalam hatinya same seperti yang dialami oleh para pria sebelumnya. Dia pun bertengkar dengan mereka untuk mendapatkan si cantik jelita. Pertengkaran itu semakin keras dan mereka berkata, "Siapa lagi yang bisa melerai pertengkaran ini?"

Dengan suara yang gent dan manja wanita cantik itu berkata, "Tinggal tuan raja, penegak keadilan zaman."

Kemudian si melarat (Ishom), si kaya, si komandan dan si hakim pun pergi menemui tuan raja. Mereka masing-masing beranggapan bahwa wanita cantik itu akan menjadi miliknya, kendati harus menunggu lama. Tapi, sang raja pun tidak memberikan sesuatu yang baru. Ia terpikat oleh pesonanya dan terjerat oleh kecantikannya. Sang raja menginginkan wanita itu menjadi miliknya, bukan milik mereka.

Setelah itu, pertengkaran pun semakin seru karena masing-­masing berharap agar wanita itu menjadi istrinya. Di tengah-tengah pertengkaran dan suara gaduh yang tidak karuan, wanita cantik itu berteriak, "Aku yang akan memberi jawaban kepada kalian dan memberikan solusi yang benar." "Apa itu, wahai rembulan zaman?" kata mereka serentak.

Wanita itu berkata, "Ikutilah aku ke tanah lapang di daerah Bani Hawa. Di sanalah akan ada jawabannya."

Mereka semua pergi dan mendapati wanita itu sedang rnenunggu di sang. "Wahai rembulan zaman, berikanlah perintah kepada kami. Kami semua patuh kepadamu," kata mereka.

Si cantik berkata, "Aku akan berlari cepat. Siapa yang dapat menangkapku lebih dulu, dia akan mendapatkan hadiahnya dan boleh nembawaku ke mana saja."

"Kami setuju!" kata mereka. "Kami akan meminta pertolongan kepada Allah," tambah mereka.

Ketika si cantik itu berlari, maka pria-pria itu pun mengejarnya. Si cantik itu berlari cepat dan beberapa saat kemudian ia lenyap dari pandangan mereka di balik bukit di depan mereka. Sementara mereka terus berlari di belakangnya. Tahukah anda, apa yang mereka temukan?

Di depan mereka ternyata ada jurang yang curam dan siap nenyedot mereka. Akhirnya, mereka sadar bahwa wanita cantik itu telah memperdaya mereka agar terjerumus ke dalam jurang tersebut, namun itu sudah terlambat.

Maka, para ksatria itu pun satu per satu berjatuhan ke dalam urang tersebut hingga tewas. Singkat cerita, itulah dunia. Dunia telah nenggoda si miskin, si kaya, si hakim, si raja dan banyak orang lainnya. Jadi, waspadalah terhadap dunia. Jangan sampai anda celaka karena dunia seperti mereka yang sudah lebih dulu celaka.





Kisah ini terdapat pada buku”Malam pertama, setelah itu air mata” yang disusun oleh Ahmad Salim baduwailan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar