Saya diberitahu oleh seorang kawan yang jujur (seorang wakil kepala sekolah), bahwa dirinya pernah masuk ke sebuah masjid di kawasan Ulya (
Bocah: "Assalamu'alaikum, Paman! Anda dari Mesir?"
Pria: "Ya, aku dari Mesir."
Bocah: "Anda tahu Syaikh Abdul Hamid Kasyk?"
Pria: "Ya, aku tahu."
Bocah: "Syaikh Muhammad Al-Ghazali?"
Pria: "Ya, aku tahu."
Bocah: "Anda pernah mendengarkan kaset-kaset ceramah dan fatwa mereka?"
Pria: "Ya, pernah."
Bocah: "Baik.
Pria (mulai gelagapan): "Tidak. Rokok tidak haram."
Bocah: "Ya, haram. Bukankah Allah Aberfirman, "Dan Dia mengharamkan hal-hal yang kotor bagi mereka. " (QS. Al-A'raf:157)"
Jika mau merokok, apakah anda membaca bismillah? Dan jika selesai, apakah anda membaca alhamdulillah?"
Pria (dengan congkak): "Tidak. Tapi, aku tidak menemukan ayat yang berbunyi, "Dan Dia mengharamkan rokok bagi kamu."
Bocah: "Paman! Rokok itu haram. Sama seperti apel yang juga haram."
Pria (sambil marah): "Apel haram? Atas dasar apa kamu menghalalkan dan mengharamkan sesuatu?"
Bocah: "Tolong tunjukkan pada saya ayat yang berbunyi: "Dan Dia menghalalkan apel bagi mereka."
Pria itu benar-benar gelagapan, bungkam dan tidak bisa berkata-kata, lalu tangisnya meledak. Saat shalat dilaksanakan, pria itu masih menangis. Dan, setelah selesai shalat pria itu menoleh ke arah bocah tersebut dan berkata, "Dengar, nak! Aku bersumpah demi Allah Yang Maha Agung, aku tidak akan merokok lagi selama hidupku."
Saudara-saudara! Ini adalah kisah nyata dan unik. Bagaimana mungkin bocah kecil ini bisa berbicara dengan kekuatan dan argumen yang mengagurnkan seperti itu. Lebih-lebih pada zaman sekarang ini, zaman Playstation dan hal-hal yang tidak bermutu.
Kisah ini terdapat pada buku”Malam pertama, setelah itu air mata” yang disusun oleh Ahmad Salim baduwailan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar